BAB 10✓

44.4K 6.1K 261
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

18+⚠️

YANG PUASA NANTI DULU, YAK!

.

.


 
"Baiklah tuan Robi.." ucap Fera menutup buku. "Sepertinya kesepakatan kita sudah deal."

"Memang apa lagi setelah kau berhasil mengelabui ku."

Fera terkekeh kecil dan meminum teh guna meredakan tawanya.

"Anggap saja kalau itu siasat dalam melakukan kesepakatan,"  ujarnya mengedik bahu.

"Lalu?" Robi bertanya tidak sabar mendengar penjelasan mengenai bangsa iblis. Sudah dari kecil ia berambisi menguasai bangsa itu karena tertarik.

"Ada satu benda yang membuat mereka dapat mengakui mu sebagai pemimpin mereka.." kata Fera menggantung perkataannya dan membuat Robi penasaran.

"... Kristal raja iblis sebelumnya."

Robi mengernyit. Setaunya bangsa iblis tidak pernah memiliki raja dan bagaimana mungkin?

"Hayena kau sedang mempermainkan ku, ya!" ujar Robi marah.

Walau begitu Fera tetap bersikap tenang karena memang nyatanya ada.

Itulah yang tidak diketahui oleh dunia ini bahwa beribu tahun lalu bangsa wellios memiliki seorang Raja dan bila kristal mahkota raja ditemukan oleh seseorang, maka orang itu akan langsung diakui sebagai raja sekaligus pemimpin mereka.

Rahasia dari kenapa dan sebab bangsa iblis tidak pernah memiliki raja, karena selama beribu tahun pula kristal itu tidak diketahui keberadaannya, bahkan oleh bangsa iblis sekalipun.

"Jika kau tidak percaya. Toh, kesepakatan ini bisa batal sesuai sumpah mu yang mengatakan akan memenuhi permintaan ku, jika kesepakatan kita berhasil dan aku bisa memilih orang yang lebih mempercayai ucapan ku."

"Huft...katakan bagaimana aku mendapatkan kristal itu?" tanya Robi pada akhirnya menyerah dan senyum senang terbit dibibir Fera.

"Sebuah ruangan yang tersembunyi di hutan wilayah bangsa iblis yang dinamakan the forest dark. Di sana terdapat ruangan bawah tanah yang menyimpan sejarah raja sebelum-sebelumnya dan juga terdapat kotak kaca yang melindungi Kristal raja itu," jelas Fera panjang lebar.

"Bagaimana?"

"Ha?"

"Bagaimana kau bisa tau sampai sedetail itu?"  Robi mulai curiga dengan Hayena yang tiba-tiba saja berubah dan mengetahui rahasia bangsa Wellios sampai ke akar-akarnya.

"Bukan urusan mu dari mana aku tau," kata Fera datar lalu pergi kembali ke kamar meninggalkan Robi dengan sejuta pertanyaan dan rasa penasaran.

"Siapa kau?" gumam Robi.

.
.

Tiba dihari pameran, Fera untuk pertama kalinya berjalan-jalan keluar selain pergi ke debutante Seirra dan kediaman Frandgam.

Rasanya aura bebas berada didepannya dan tinggal menunggunya untuk berlari menggapai kebebasan itu. Hidup di kastil bagai dipenjara.

Membuat Fera sesak dan ingin muntah dan muak dengan bau ruang yang sama

"Kau sudah siap?" Tangan Wild terulur menunggu tangan Hayena.

Dengan malas Fera menggapai tangan itu dan berjalan menuju kereta kuda yang sudah menunggu mereka.

Malas sekali rasanya harus pergi dengan Wild. Ditambah lagi Darriot, dan Robi ikut bersama mereka. Setelah percakapannya dengan Robi, mereka masih saling berbagi informasi dan diskusi taktik.

Namun sejak saat itu sifat Robi berubah drastis seperti mulai possesive dan terus-terusan datang mengunjunginya dengan membawa berbagai bunga.

Apa kalian merasa meninggalkan sesuatu?

Yap, Pernan. Dia tidak pernah menunjukkan batang hidungnya lagi kecuali setelah ia bangun dari koma dan debutante Seirra. Syukurlah ada satu yang sedikit waras menurut Fera.

Didalam kereta kuda terasa begitu sangat pengap dan panas. Bagaimana tidak pengap?! Mereka semua duduk di kereta kuda yang sama. Mereka ini!

"Bisakah kalian jangan kekanakan dan turun dari kereta dan menaiki kereta lain?!" dengus Fera kesal, menatap malas keluar jendela.

"TIDAK BISA!" jawab mereka serentak. Fera heran, soal begini saja serentak.

Dengan kasar ia menghembuskan nafas lelah dan menggerutu sepanjang jalan.

"Hayena.." panggil Darriot serak, pelan dan lirih.

Tiba-tiba saja Fera merasakan hawa tidak enak dan perasaan buruk. Dia menjadi kikuk ketika mereka bertiga melihatnya dengan tatapan melihat mangsa dan siap menerkam.

Dalam hati Fera berharap yang ia pikirkan tidak benar.

"Akh..!" rintihnya tiba-tiba merasakan gigitan di telinganya.

Wild menggigit telinganya gemas seraya menyeringai penuh arti.

Mampus! Fera masuk kandang macan yang lapar!

"Jangan berpikir macam-macam!" ancamnya tak mempan.

Fera memekik ketika tubuhnya diangkat menduduki paha Wild dan membuat Robi berpindah tempat duduk menduduki tempatnya.

Sementara Darriot mengurung tubuh Hayena dengan kedua tangannya, yang bertumpu pada sisi kursi Wild.

Posisi mereka saat ini sungguh aneh dan ambigu. Sekuat tenaga Fera melepas kedua tangan Wild yang melingkar diperutnya. Namun, nihil. Kekuatan Fera masih lemah dibanding mereka bertiga.

Curang sekali!

"Lepas!" perintah Fera panik melihat Darriot sudah mendekatkan wajahnya, memagut bibirnya dalam, menahan tengkuknya agar tidak banyak gerak.

Dan Wild menyecap tengkuknya hingga membuat tanda keunguan disana dengan diikuti Robi yang menjilati telinganya sensual.

Mereka benar-benar gila! Fera tak habis pikir.

Tangannya ingin terangkat menampar wajah Darriot, tetapi tangan Wild lebih cepat menahan tangannya kebelakang dari atas.

Mulut Fera tak bisa berkata karena bungkaman bibir Darriot.

Bahaya, bahaya, bahaya! Mereka menggila!

________________________________
TBC


jangan lupa vote. Kalau enggak....🔪*canda

Salam cinta;
Queen❤️

Salam cinta;Queen❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Antagonis princess:HayenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang