BAB 17✓

39.8K 5.7K 451
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.

Sudah seminggu lebih Fera tidak melihat lagi batang hidup Callioer, Wild, dan Robi. Hanya Darriot yang selalu datang dan tidak pernah absen mengunjunginya.

Ada apa dengan ketiga iblis itu?

Tidak. Fera tidak merindukan mereka sedikitpun. Ia hanya memerlukan mereka untuk melakukan rencana secepatnya agar tidak terus menerus di undur.

Fera semakin krisis mendekati bulan kedua.

Oh ayolah! Kekuatan sucinya Hayena sebentar lagi akan bangkit. Dan jika dia belum membuat perjanjian pada tiga lainnya itu akan berbahaya bagi nyawa Fera.

Tidak ada yang menjamin jika mereka sudah tidak lagi mengincar nyawanya. Putri Seirra? Jangan kalian kira Fera akan sebodoh itu.

Seirra itu tidak mungkin, tidak memonopoli ketiga iblis itu.

"PELAYAN!"

"Iya putri." Pelayan itu berjalan tergesa-gesa mendekati Fera.

"Kenapa yang mulia Callioer akhir-akhir ini tidak datang?"

"Soal itu..."

"KAU INGIN MATI!"

"M-maaf putri. Yang mulia sedang dalam masalah pada peperangan dengan negara tetangga. Pasukan semakin banyak yang terbunuh dan itu menyulitkan yang mulia hingga beliau tidak memiliki waktu," jelas pelayan tersebut ketakutan.

Fera terdiam. Perang?

"Berperang dengan negara mana?" tanya Fera gelisah.

"Negara Eberl," jawab pelayan itu lagi.

Fera tersentak dan reflek bangkit dengan menghentak meja.

BRAK!

'kenapa? Kenapa aku tidak tau!' batin Fera.

"Yang mulia Callioer kini berada dimana?!"

"Rencananya beliau hari ini akan langsung turun tangan kedalam medan perang."

OH NO!

Perang ini di dalam komik dinamakan kekalahan Callioer. Yap. Yang artinya kerajaan Callioer kalah. Negara Luchic bertahun-tahun dalam penjajahan negara Eberl. Fera tidak perduli dengan rakyat yang menderita, yang ia perdulikan saat ini adalah nyawanya sendiri.

Antagonis princess:HayenaWhere stories live. Discover now