19. Kecewa 🌷

Depuis le début
                                    

🌷🌷🌷

Alvian masuk ke dalam ruang UKS. Buru-buru ia melangkah ketika melihat Adiva ingin turun. "Ngapain lo?"

"Mau ambil air," jawab Adiva yang kehausan.

"Rebahan kembali!" Alvian menghampiri meja untuk ambil air mineral kemudian mengoper ke Adiva.

"Makasih, Al." Adiva tersenyum tipis sembari minum. "Oh iya, tadi pagi nyariin aku ada apa?"

Astaga! Alvian nyaris saja kelupaan. Ia kan disuruh pasang GPS oleh ibunya. "Mana hape lo?"

Adiva memberinya. "Ngapain, Al?"

"Tanya mulu kayak wartawan!" seru Alvian sembari memasangkan GPS di ponsel Adiva.

Adiva langsung terdiam. Suasana sempat hening beberapa saat hingga Adiva kembali membuka percakapan. "Al, maaf udah ngerepotin sampai harus nganter aku pulang segala ...."

"Lo emang selalu ngerepotin," balas Alvian yang masih sibuk mengotak-atik ponsel Adiva yang layarnya retak itu.

Adiva menarik napas dalam kemudian mengembuskannya. "Aku juga sebenarnya enggak pengen ngerepotin siapa-siapa. Kalau disuruh pilih, aku juga gak mau sakit," jawab Adiva dengan suara lemah.

Mendengar itu, Alvian sedikit mendongak untuk menatap Adiva.

Lo sebenarnya sakit apa, sih?

Pertanyaan itu, Alvian urungkan. Cowok itu menggeleng kepala segera. Gila! Ngapain coba dia penasaran sama penyakit cewek di hadapannya? Ada yang salah ini!

"Al ... gimana rasa bencimu terhadapku? Udah bertumbuh berapa persen?" tanya Adiva lagi.

"Tadinya cuma 100 persen," jawab Alvian yakin.

"Tapi karena lo bikin gue hampir keluar dari ALEPOO, jadi bertambah segini." Alvian merentangkan kedua tangannya lebar. "Kalau dipersenin yah ... kira-kira 41,35 persen."

Adiva terkekeh kecil. "Bertambah 41,35 persen? Kayak utang negara aja."

"Gak usah ketawa lo! Ini lagi, kenapa jadinya gue ngobrol sama lo lama-lama?" tanyanya kepada Adiva. Adiva hanya mengendikkan bahu.

"Alah, ini gara-gara Leo, nih! Masa suruh gue harus akur sama lo buat stay di ALEPOO," gerutu Alvian mulai menyalahkan orang lain.

Adiva kembali terkekeh. Leo ada-ada saja, selalu punya beragam cara untuk menyiksa Alvian.

"Udahan lo rebahannya? Kalau udah, balik." Alvian mengembalikan ponsel Adiva, lalu raih tas sekolah Adiva, dan mengeluarkan kunci motor.

🌷🌷🌷

"ADIVA MANA?"

Baritone seorang pria paruh baya menggelegar. Tanpa berucap salam setelah keluar dinas lama, ia hanya menanyakan keberadaan putrinya begitu tiba.

"Papa udah pulang!" Arabelle berhambur ke arah Lereng dan memeluknya. Namun, Lereng melepaskan pelukan itu.

"Adiva mana?" ulang laki itu dengan rahang mengetat.

ALVIVA (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant