The Elephant In The Room Between The Two of Us

Mulai dari awal
                                    

Hendri kemudian menoleh ke arah kakek yang Mark tunjuk, lantas Hendri mengangguk. "Gapapa banget lah gilaaa! Langsung kasih yang banyak aja, Mark. Mana tahu punya istri sama anak juga,"

"Yup, good idea!" Mark menyetujui. "Lu tunggu sini ya, takut dia pergi."

"Siap, Komandan!"

Hendri lantas duduk di motor Mark seraya main hp, sementara Mark ke kedai makanan yang menjual nasi dan chicken katsu di dekatnya untuk membelikanya untuk si kakek. Setelah beberapa menit akhirnya Mark sudah kembali dan membawa satu plastik yang berisi lima porsi nasi dan ayam serta lima botol air.

Mark dan Hendri kemudian menghampiri kakek itu, menyapanya ramah dengan senyuman di wajah mereka.

"Selamat sore, Pak. Punten," kata Hendri kemudian berjongkok.

Kakek tersebut kemudian menatap kedua pemuda di hadapannya yang sedang tersenyum.

"Bapak udah makan?" tanya Hendri dengan suara lembut.

Kakek tersebut menggeleng lemah. "Saya belum makan dari pagi. Uang juga ndak ada sepeserpun. Kalaupun ada, pasti buat anak Bapak. Kasihan anak Bapak ndak bisa sekolah."

Mendengarnya, baik hati Mark dan Hendri terasa tersayat.

"Bapak, ini kami ada sedikit makanan buat Bapak. Buat anak Bapak juga di rumah," kata Mark seraya menyerahkan plastiknya. "Maaf ya Pak saya cuma bisa bantu segini,"

Melihatnya, kakek itu menangis dan menerima makanan yang diberikan Mark. "Terima kasih banyak ya, Nak. Kalian membuat saya percaya bahwa masih banyak orang baik di dunia ini,"

Mark tersenyum seraya mengangguk dan menahan tangisnya. Sedangkan Hendri mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

"Pak, punten. Kebetulan keluarga saya punya yayasan, yang megang kakak saya," Hendri menyerahkan sebuah kartu ke kakek itu. "Ini ada alamatnya ya Pak, silahkan kalau butuh bantuan ke yayasan ya Pak, Inshaa Allah kami bantu. Kami bantu juga biar anak Bapak bisa sekolah."

Bapak itu semakin mengalirkan air matanya yang membuat Mark ikut meneteskan air matanya pula.

"Ah, kalau misalnya Bapak kesulitan mencari alamat yayasannya, silahkan datang ke SMAN 01 di situ ya Pak dan cari saya, biar saya yang anterin. Nama saya Hendri dan kalau teman saya ini Mark. Kalau Bapak lupa nama kami tanya aja Bapak cari ketua OSIS ya, kebetulan Mark ketua OSIS-nya."

Mark mengangguk. "Iya Pak, silahkan ya. Kami terbuka kok,"

Kakek itu kemudian tak henti-hentinya berterima kasih ke Mark dan Hendri yang tentunya dibalas dengan senyuman ramah yang membuat orang di sekitar mereka tersenyum melihat mereka.

Benar kata kakek itu, orang baik di dunia ini masih banyak.

●●●●●

Mark dan Hendri sedang duduk di kedai chicken katsu yang dekat ATM tadi. Jadi ikut-ikutan lapar begitu melihat si kakek tadi makannya terasa nikmat dan sangat mensyukurinya.

Setelah makanan mereka datang dan bersiap untuk makan, masing-masing dari mereka berdoa. Mark mengepalkan kedua tangannya di depan dada sedangkan Hendri menengadahkan tangannya sebagai rasa syukur kepada Yang Maha Esa karena telah diberikan segalanya yang mereka punya.

"Lu pernah ngeluh gak karena lu terlalu kaya dan hampir punya segalanya?" kata Mark out of the blue saat mereka makan.

Hendri terkekeh mendengarnya. "Nggak sama sekali. Lo tahu kan dari kecil gue tiap bulan ke yayasan dan selalu bikin gue sadar kalo gue beruntung jadi gue selalu merasa bersyukur."

Five or Nothing (Yeri x 99l NCT WayV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang