GALANG | 37

8.7K 605 4
                                    



BYUR!

"ANJING! BAJU GUE BASAH BUDI KAMPRET!" teriak Edgar. Cowok itu tengah berdiri di pinggir kolam renang malam itu dan dengan santainya Budi nyebur ke dalam lalu menyipratkan air ke bajunya.

Budi menyembulkan kepala daru dalam air, lalu tertawa melihat baju Edgar.

"Sedikit doang anjir, lebay lo!" Budi malah makin menyipratkan air dari kolam ke arah Edgar.

Edgar langsung menghindar, berjalan mundur ke belakang sampai kepalanya menabrak sesuatu. Sepertinya sih kepala. Kepala? Anying!

"Edgar.. leher lo mau gue patahin, hah?!" teriakan itu membuat Edgar memutar kepalanya. Saat melihat Galang di depan matanya, ia hanya cengengesan.

Dengan strategi yang ia atur di dalam kepalanya, lantas whusss. Ia kabur meninggalkan Galang sebelum cowok itu mengamuk.

"Edgar!" teriak Galang.

"Sorry!" balas Edgar. Cowok itu sudah masuk ke dalam Villa, mungkin saja ke dalam kamar karena saking takut terhadap Galang. Budi tertawa puas di dalam kolam renang.

"Lo apain Edgar anjir, Lang?" tanya Aldo. Tiba-tiba saja cowok itu datang sambil ngunyah keripik kentang. Dan duduk di kursi pantai tepi kolam renang.

Galang ikut duduk di sebelah Aldo. "Temen lo tuh, kepala gue sama kepala dia jedotan." Ia mengeluarkan rokok, lalu ia bakar pakai pemantik api miliknya.

"Hati-hati, konon katanya kalau gak di jedotin lagi anak lo bisa mirip dia." Aldo terkekeh pelan. Hampir saja ia tersedak jika Galang tidak menepuk punggungnya dengan cepat.

Melihat itu, Galang tertawa. "Kualat lo, Do. Diem aja lah maneh mah."

Aldo menormalkan suaranya lalu berdehem. "Anjing," ia sudah tidak mood mengunyak keripik kentang miliknya dan ia letakkan di bawahnya. Gara-gara keselek sialan.

"Goblok," Budi tertawa saat kepalanya muncul dari dalam kolam renang. Menatap ke arah 2 bersaudara itu.

"Monyet lah! Kaget gue, sialan lo Bud." Aldo menguap dadanya saat melihat seekor monyet betulan di sana.

Ternistakan banget lo, Bud:(

"Emang nih si opet, gak satunya yang tadi sama ini bikin kesel aja kerjaannya."

Galang menghisap rokoknya, lalu ia hembuskan ke udara malam itu.

"Aiyaiya bapak lo kayak kingkong!" balas Budi ke sana ke mari sambil berenang.

"Bud, sini lah lo, gue lempar ke Mars!" Aldo berdiri sambil berancang-ancang.

Galang terkekeh, saat menengok ke belakang matanya menatap Gita sedang berdiri di depan pantry. Cowok itu tersenyum, lalu berdiri membuang sisa puntung rokoknya dan ia injak menggunakan sendalnya.

"Baby girl," bisik cowok itu di telinga gadisnya.

Bisa Galang rasakan, bila Gita mematung dengan sapaan itu.

Grep!

Galang menarik pinggang gadisnya dari belakang hingga kepala itu menabrak dada bidangnya. Mengusap-usap perut rata favoritnya. Mencium rambut beraroma strawberry yang memabukkan.

"Kangen.." lirih Galang. Cowok itu menumpukkan dagunya di atas kepala Gita.

"Kok diem aja, sih?" tanya Galang. Ia mengernyit saat gadisnya diam sedari tadi. Apa jangan-jangan ini bukan Gita? Bisa saja mbak kun penghuni Villa? Kalo iya mampus, sudah ia peluk-peluk begini!

Galang membalikkan badan itu, ia menghembuskan napas lega ternyata memang gadisnya. Tapi kok mukanya putih?

"HA–HANTU! WOY DI SINI ADA HANTU!" Galang langsung lari tunggang-langgang selepas melihat wajah Gita.

Gita menggaruk kepalanya bingung. "Hantu? Mana?" Ia menatap wajahnya di kamera ponselnya. Lalu tersadar saat yang di maksud hantu adalah dirinya. Mungkin karena dirinya sedang memakai masker.

----

"Bos! Besok jalan-jalan yuk!"

"Hayuuk meluncur!"

"Mata lo jalan-jalan anying! Bos mana mau!"

"Ah elahh gak seru amat! Balas dendam sih balas dendam. Masa iya kita gak jalan-jalan udah jauh-jauh ke sini."

"Sssttt! Masih mending bos ngajak kita ke sini!"

Alvaro yang sedang merokok mendengar perdebatan di dalam Villa itu menggeram kesal dengan anak buahnya. Ia berjalan masuk selepas menyesuaikan acara merokoknya di luar.

"Bisa diem nggak? Tujuan kita dulu baru abis itu jalan-jalan." Cowok itu menghempaskan pantatnya di sofa.

"Wesss bos terbaik!"

"Tapi inget, buat mereka gak bisa bergerak! Kalo perlu habisin mereka. Kalo lo, lo, lo semua gak becus. Terpaksa gak ada jalan-jalan, langsung balik Jakarta!" Alvaro melihat raut wajah anak buahnya satu-persatu. Ia lumayan membawa anak buahnya lebih banyak dari biasanya.

"Ashiap!"

"Siap bosque!"

"Laksanakan!"

Alvaro tersenyum menyeringai sambil bersidekap dada di atas sofa. Tidak sabat dengan pertunjukan esok hari, apakah seru atau malah menyeramkan?

Ting!

Bunyi notif pesan dari ponselnya.

Mamah: Kamu jalan-jalan ke Bali? Kok gak ngajak Sarah?

Alvaro mengangkat alisnya. Masa iya mau acara balas dendam bawa-bawa orang. Mana cewek itu sudah menjadi tunangannya lagi. Kenapa bisa? Ya.. sejak malam pertemuan itu Mamah menjodohkan dirinya dengan Sarah. Ia sempat melihat gadis itu menolak dengan keras. Mungkin.. karena masih ada rasa sama Galang? Ia sedikit kesal malam itu, kenapa cewek yang ia suka pasti Galang selalu ada di sana. Sial sekali hidupnya.

Alvaro: Ribet bawa cewek mah
Alvaro: kesini juga bukan buat jalan2

Alvaro merutuki kebodohannya karena membalas pesan mamahnya seperti itu. Pasti mamahnya tengah curiga di rumah.

Mamah: Lah terus kamu ngapain? Jgn macem2 kamu Al!

Alvaro: Ga mah, Al becanda tadi hehe

Mamah: Kamu aneh, mamah besok nyuruh Sarah berangkat ke Bali.
Mamah: Kamu jemput dia! Awas kalo mamah terima laporan kalo Sarah terlantar di jalan gara2 kamu!

Alvaro: Mah, ngapain sih
Alvaro: Iyaaaa mamah cantik

Read

Alvaro melempar ponselnya asal di atas sofa sampingnya. Ia menegakkan duduknya lalu mengacak-acak rambutnya kasar. Coba saja tadi ia tidak chat seperti itu, pasti mamahnya tidak curiga dan tidak mendatangkan Sarah besok.

----

Jangan jadi sider dong pwease🥺

Semoga kamu paham yaa, bahwa nyari ide itu bukan sejam apa dua jam.

OYY SWIPE UP LAGI! AKU HARI INI TRIPLE UP!

GALANG [SELESAI]Where stories live. Discover now