12. Balikan? 🌷

Start from the beginning
                                    

Untung saja tadi ada orang yang berbaik hati mengantar kucing yang kelindes truk itu ke rumah sakit binatang. Sementara Leo dan Adiva mengantar korban tabrak lari ke rumah sakit juga.

Selama dalam perjalanan, Adiva berkeringat dingin. Ia takut pasien meninggal dunia, seperti Vivian. Adiva terus menjerit di dalam taksi. Leo butuh kesabaran ekstra dan waktu satu jam untuk menenangkan Adiva hingga tadi tertidur di bahunya.

"Hm. Operasinya udah selesai," bisik Leo kecil.

Adiva langsung menghampiri dokter dan diekori Leo. "Gimana, Dok?"

"Operasi berjalan dengan lancar. Keadaannya membaik. Akan kami pantau selama dua jam di ruang pulih sadar. Kalau enggak ada masalah, akan dipindahkan ke ruang rawat inap. Oh iya, apakah kalian keluarganya?" tanya sang dokter.

"KAMI! KAMI KELUARGANYA!"

Mata Adiva, Leo, dan sang dokter langsung tertuju ke arah suara. Seorang wanita paruh baya dan seorang pria muda berjalan ke arah mereka. Jaraknya kurang lebih 2 meter lagi, dan kini mereka tiba.

"Gimana keadaan anak saya?" tanya wanita itu tanpa basa-basi. Raut wajahnya tampak begitu cemas.

Dalam jarak yang dekat, Adiva bisa melihat sosok laki-laki di sebelah wanita tua dengan jelas. Itu Rean! Mantannya yang selingkuh dan memberinya undangan pernikahan! Adiva segera menunduk kepala ketika matanya saling berpapasan dengan mata Rean.

Dokter menjelaskan kembali apa yang tadi ia telah jelasin kemudian berpamit. "Maaf, saya ada urusan. Saya pergi dulu," ucap sang dokter untuk mengakhiri percakapan kemudian hendak melenggang pergi. Namun, dicegah.

"Kalau kandungan di dalam perutnya gimana, Dok?" tanya Rean cemas.

Jujur saja, Adiva merasa rindu dengan suara Rean. Seketika ada sedikit rasa sesak di dada.

Adiva menarik napas dalam untuk menetralkan. Yang berlalu biarlah berlalu. Ayo, Div.

"Loh?" Dokter mengerutkan keningnya. "Pasien enggak hamil."

"Hah? Bagaimana bisa? Tante! Katanya Elisa hamil! Makanya, saya buru-buru mau nikahin dia," hardik Rean.

"Nanti saya jelasin, Rean. Terima kasih, Dok. Dokter sudah boleh pergi," ucap sang wanita tidak ingin aib keluarganya yang memalukan terbongkar.

"Sekarang bisa jelasin, Tan!" desak Rean melihat dokter telah meninggalkan lokasi. "Tante kan ibunya Elisa, Tante pasti tau!"

Ibu Elisa menarik napas yang dalam, menatap wajah kesal Rean untuk berbicara. "Elisa memang enggak hamil dari awal ... dia bohong supaya kamu mau menikahinya."

Kaki Rean spontan terasa lemas. Padahal beberapa minggu yang lalu ia dilanda bahagia, karena mendapat kabar Elisa hamil. Rean bahagia, sebentar lagi akan menjemput malaikat kecilnya. Namun, kini semua sirna. Re-Rean bahkan meninggalkan Adiva. Adiva yang ia sayangi demi Elisa.

Seketika Rean menatap Adiva sendu. Adiva hanya memalingkan wajah ke arah Leo. Leo yang menangkap seperti ada sesuatu antara Adiva dan Leo segera mengajak Adiva ngobrol.

"Kenapa hm?" tanya Leo dengan suara bisikan. Adiva hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Oh iya, boleh jelasin bagaimana bisa anak saya kecelakaan?" lirih wanita tua itu ketika mengingat Elisanya ketabrak mobil. Dan, barusan saja melakukan operasi tadi.

ALVIVA (END)Where stories live. Discover now