15. KATANYA "TEMAN"

320 57 2
                                    


🌜happy reading🌛

"Ada yang membenci diam diam.
Dan yang peduli diam diam.
Jadi temanmu tipe yang mana?" -TITIKLUKA2

15. KATANYA "TEMAN"

Hari ini aku berangkat naik bus. Terpaksa karena bapak supir sedang izin, katanya sih, anaknya lagi sakit.

Untung saja aku sudah terbiasa naik bus kesekolah. Sehingga hal ini tidak menjadi masalah besar.

Aku duduk dikursi tengah. Duduk dikursi dekat jendela. Aku terus memperhatikan jalan sampai berhenti di halte berikutnya. Lalu seseorang duduk dikursi sebelahku.

Aku kaget. Namun lega saat mengetahui itu Bintang. Namun tetap saja aku tidak suka. Lagian kenapa juga Bintang baik bus?

"Ngapain di sini?" tanyaku sinis.

"Duduk," jawabnya.

"Iya tapi ngapain di sini? Pindah sana!" usirku, tidak suka duduk bareng Bintang.

"Beneran nggak mau ditemenin?" Bintang ngeyakinin.

"Gue bilang pindah ya pindah," Aku mulai gregetan. Bintang sudah bikin mood pagiku hilang.

Si Bintang beneran bangkit. Cowok itu pindah kebelakang. Tepat dikursi belakangku. Tapi aku tidak peduli sama sekali. Asal dia tidak duduk di sebelahku ya tidak masalah.

Namun beberapa menit kemudian Bintang balik lagi ke kursi sebelahku.

"Ngapain lagi?" Aku mulai geram.

"Nggak tahan. Nggak bisa jauh jauh dari lo, Lan," Bintang nyengir.

"Gue bawain ini buat lo. Bunda beli semalam. Sengaja gue taro buat lo," Bintang memberikan cupcake stoberi.

"Ini kesukaan lo banget, 'kan, Lan? Inget nggak lo waktu masih Smp kita selalu beli cupcake pas pulang sekolah? Gue inget banget tuh waktu itu lo maksa banget minta dianterin beli ginian. Kalau nggak gue anterin nanti lo ngambek seharian sama gue," Bintang terlihat bahagia saat menceritakan masa masa itu.

Dulu memang kami sangat dekat. Aku selalu memaksa Bintang untuk mengantarku membeli cupcake atau eskrim sehabis pulang sekolah. Aku juga masih mengingatnya, masih jelas, dan masih selalu berputar dikepala.

"Nih, buat lo. Habisin!" Bintang sangat ceria saat menyodorkan cupcakenya.

"Makasih, Bintang. Tapi gue udah nggak suka itu lagi," tolakku.

Bintang terlihat kecewa. Namun dia menutupinya.

"Masa sih? Bisa bisanya gue nggak tau. Kaya nya makin hari gue makin nggak tau apa apa tentang lo. Sorry ya, Lan," ujar Bintang.

"Kenapa lo minta maaf?" Aku bingung.

"Karena gue semakin nggak bisa ngenalin lo belakangan ini. Kaya nya lo udah beda banget. Sampai makanan favorit lo aja udah berubah dan gue nggak tau tentang itu," Bintang tersenyum miris.

Lalu cowok itu memakan cupcakenya sendiri. Aku yang melihatnya merasa sangat kasihan. Tapi mau bagaimana lagi. Tidak mungkin, 'kan aku merusak dinding move on segampang itu?

"Lan, kemarin lo bilang mau berteman, 'kan? Tapi kenapa lo masih dingin ke gue?" Bintang membuka suara lagi.

Bus berhenti. Sudah waktunya turun.

"Minggir," ujarku ke Bintang.

"Minggir. Udah sampai sekolah," ulangku karena Bintang masih diam tidak mau bangkit.

TITIK LUKA 2Where stories live. Discover now