6. LUKA ITU MENYAKITKAN

399 51 19
                                    

kalau mau baca pas lagi waktu berpuasa, kayanya jangan deh, takut bawang atau takut mengumpat wkwk.

VOTE JANGAN LUPA YA! TERIMA KASIH:)

🌜Happy Reading🌛

"Tidak ada luka yang tidak sakit. Kalau pun ada yang mengaku tidak kesakitan atas luka yang dia punya. Itu artinya dia sedang berbohong." -TITIKLUKA2

6. LUKA ITU MENYAKITKAN

"Aluna udah sadar, Dis!" Aku menghampiri Disa dengan antusias, seolah pamer kalau bentar lagi aku akan terbukti tidak bersalah.

Disa yang sedang duduk sambil menatap hapenya kini bergantian menatapku tajam, "terus kamu seneng?" tanya Disa, nadanya agak menyeramkan saat di dengar.

"Seneng banget! Jadi dia bisa kasih tau ke kalian kalau-"

"Kalau kamu orang yang udah nusuk dia?" wajah Disa memerah. Aura marah pada wajahnya sangat nampak begitu nyata. Cewek itu memperlihatkan layar hapenya ke depan mataku.

Aluna Pelangi: Gue nggak tau salah gue apa. Tapi kayanya Bulan marah banget sampai berani nyakitin gue malam pas acara pesta itu.

Aku membeku. Seketika seluruh kebahagiaan dan ketenangan yang tadi aku rasakan hilang begitu membaca pesan dari Aluna Pelangi. Ternyata cewek itu sudah menyusun strategi, agar aku terus di tuduh dan di jauhi.

Kejam, ternyata ini balasan karena aku sudah menolongnya. Mungkin dia lupa, jika aku tidak di sana dia sudah tidak akan ada lagi di dunia.

Kedua tanganku mengepal kuat, namun lama kelamaan kepalan itu melemah, tanganku terasa lemas. Untuk mengepalkan tangan saja sudah tidak kuat. Ternyata rasa sakit hatiku terlalu kuat hingga mepengaruhi kekuatan fisikku juga.

"Kamu kenapa jahat banget, sih, Lan? Kenapa kamu jadi orang jahat? Padahal kamu temen yang paling aku bangga-banggain ke semua orang. Tapi hari ini kamu bikin aku nyesel udah jadi temen kamu, Lan!" Disa nangis. Suaranya meninggi hingga aku tahu kalau dia sangat marah padaku.

Aku masih tenggelam dalam lamunan. Merasa apa yang sedang aku alami saat ini sangatlah menyakitkan. Ini terlalu sulit untuk aku hadapi, Disa adalah teman terbaikku. Mendengarnya mengatakan kalimat penyesalan karena sudah menjadi temanku membuat hatiku terasa perih. Seperti luka yang di sayat oleh belati.

"Kamu tau nggak, Lan? Kemarin aku masih nggak percaya kalau kamu ngelakuin hal sejahat itu. Aku masih yakin kalau kamu nggak mungkin senekat itu kemarin. Tapi hari ini, pesan ini bikin aku percaya kalau kamu memang nggak pantes untuk jadi teman aku lagi," Disa menekan setiap katanya.

"Mulai hari ini aku nggak mau ada pertemanan di antara kita, Lan. Terima kasih atas waktu yang udah kamu kasih ke aku selama hampir 3 tahun," tutupnya mengakhiri pertemanan kami.

Lalu Disa pergi melewatiku dengan air mata yang masih menetes membasahi pipinya. Aku tahu Disa marah, tapi haruskah dia memutuskan pertemanan kami?

"Disa," panggilku sendu.

"Aku nggak pernah kecewa sama kamu, Dis. Tapi hari ini untuk pertama kalinya aku kecewa sama kamu," ujarku bersamaan dengan air mata yang menurun deras.

TITIK LUKA 2Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon