9. BULAN BATARI

365 52 5
                                    

Jangan lupa VOTE ya

🌜happy reading🌛

"Sok kuat, sok tegar, dan sok bisa. Semua itu dilakukan karena dia hebat. Hebat menutupi kalau dia adalah orang lemah yang penuh akan kepura puraan." -TITIKLUKA2

9. BULAN BATARI

Aku berdiri di depan cermin. Cermin berukuran lumayan besar yang terletak di dalam kamarku itu kini menunjukan penampilan Bulan Batari yang baru.

Tidak terlalu beda dari biasanya. Hanya saja, sekarang lipsticknya memiliki warna yang agak cerah. Rambut baruku juga membuat penampilanku cukup berbeda. Hari ini aku sengaja mengurai rambut yang sudah dikerli menjadi agak ikal.

Aku hanya mengikuti saran Rani kemarin. Keputusan itu sudahku putusakan melalui proses yang cukup panjang. Pada akhirnya, Bulan yang baru kini bisa berdiri di depan cermin ini. Sebenarnya tidak sebaru itu. Hanya saja penampilan yang agak menonjol dan aku juga akan mengubah gaya bicaraku. Kata Rani, aku harus bicara menggunakan embel embel "lo gue" bukan "aku kamu"

"WOI! UDAH KELAR BELOM! CEPET PAP KE GUE!" suara Rani terdengar dari hape.

Rani tiba tiba saja menelpoku tadi. Dia juga yang menyarankanku warna lipstick dan gara rambutku. Bahkan dia menyarankanku agar memakai bando hitam polos.

"Ini nggak papa nggak sih? Kayanya terlalu mencolok deh, Ran," Aku belum yakin. Sebab biasanya aku tidak semencolok ini ke sekolah.

"Lebay! Penampilan lo masih biasa aja, ada yang lebih parah! Cabe cabean dikelas gue lebih menor dari lo," sanggah Rani dari tempatnya.

Setelah meyakinkan diri selama 2 menit. Akhirnya keyakinan itu datang. Lagi pula, benar kata Rani, ini tidak seberapa dibanding cabe cabean Sma Angkasa.

Aku mengirim foto selfieku ke Rani. Cewek itu langsung teriak saat melihat hasilnya.

"AAAAA! GILA! ANJIR?! INI LO?"

"CANTIK WOI."

"GILA, LAN. LO GLOW UP? BISA KENA MENTAL, SIH, INI MAH SI BINTANG."

Aku ketawa geli. Lumayan salah tingkah juga karena aku pun sebenarnya merasa kalau aku itu cantik banget.

(Wait? Bukannya aku cantik dari dulu?)

"Cepetan lo berangkat kesekolah sekarang! Gue sama Ranu nunggu lo sampai bulukan nih!" suruhnya tidak sabar.

Jam sudah menunjukan pukul 06:30 pagi. Karena tidak mau terlambat, jadilah aku buru-buru mematikan telpon dari Rani dan langsung pergi sekolah.

🌛🌛

Lorong menuju kelas ipa mendadak ramai. Ramai dengan murid murid yang menatapku dengan tatapan tidak biasa. Ada ekspresi terkejut, tidak menyangka, iri, bahkan julid. Aku tahu bukan karena aku seorang dukun. Hanya saja aku lumayan bisa membaca arti mimik muka seseorang.

Aku berjalan tegap dengan tatapan yang lurus. Seolah aku adalah bulan yang sedang bersinar di malam hari dan sedang ditontoni oleng orang-orang yang mengaguminya. Atau bahkan sekedar kepo.

Sesekali aku sengaja mengibas rambutku. Sungguh aku merasa seperti member idol. Aku tahu aku sangat cantik. Bunda pun pernah berkata seperti itu. Jadi tidak heran jika semua mata tertuju padaku hari ini.

"Anjir! Itu Bulan? Cantik banget gila!"

"Bulan pindah profesi jadi badgirl? Dandan segala lagi."

TITIK LUKA 2Where stories live. Discover now