11. MANTAN MODUS?

335 50 41
                                    

🌜happy reading🌛

"Perhatiannya telat banget. Aku sudah nyerah kamu baru perhatian. Lain kali belajar tepat waktu, karena kesempatan gak selalu datang 2 kali" -TITIKLUKA2

11. MANTAN MODUS?

Kesiangan. Disaat orang orang jadi kesayangan aku malah kesiangan. Aku melongok jam yang ternyata jarum jam sudah berada diangka 07:00. Aku pikir mamah akan membangunkan, ternyata tidak. Pasti mamaku juga kesiangan, karena dia mulai kecanduan drakor tentang pelakor. Jujur aku ingin menertawainya, sebab dia sudah ketinggalan jauh, disaat orang orang lagi heboh sama drakor perlakor dia kemana saja? Di goa?

"MAMAHNYA BULAN YANG CANTIK. UDAH BANGUN BELUM?"

Aku meneriaki dari depan pintu kamarnya. Setelah selesai merapihkan diri, aku segera mengetuk pintu kamar mamahku. Tidak lama mamah membuka pintu, benar saja, mamah baru bangun dari tidurnya.

"Udah pagi ya?" Mama masih lingkung.

"Pakek nanya. Ya udah pagi lah, Mah," Aku memutar bola mata, "aku kesiangan nih! Berangkat dulu ya!" pamitku seraya menyalami tangannya.

"Penampilan kamu kok berubah gini?" Mamah mulai sadar. Dengan detail dia mengamatiku, tanpa ada yang terlewati.

"Gapapa kok. Bulan pengen mencoba berpenampilan baru aja. Boleh,kan kalau penampilan Bulan kaya gini?" jelasku sekaligus memohon.

"Boleh aja sih. Tapi kenapa tiba tiba?"

"Gapapa sih. Kan baru kepikirannya sekarang."

"Masa? Mamah tau loh kalau anak mamah lagi gak baik baik aja."

Mamah selalu peka. Selalu tahu jika aku sedang tidak baik baik saja. Itu yang membuatku sulit menyembunyikan sesuatu dari mamah. Naluri seorang ibu memang sekuat itu.

"Iya deh, mamah tuh pinter nebak, jadi Bulan gak bisa ngelak," Aku senyum, mamah ikutan senyum sambil mengelus puncak kepalaku, "tapi kali ini biar Bulan yang nanganin sendiri. Mamah gak perlu tau gapapa,kan?" tanyaku berharap mamah setuju.

Sebenarnya aku bukan tidak ingin berbagi masalahku kepada mamah. Hanya saja aku tidak ingin merepotkan atau membuatnya mengkhawatirkanku.

"Iya udah deh terserah Bulan. Tapi kalau Bulan udah capek banget, udah gak tau harus apa, silahkan Bulan dateng ke mamah. Itu bukan penawaran tapi perintah, jadi gak boleh gak dilaksain," jawab mamah serius.

"Siap laksanakan madam!" sahutku semangat.

Tiba tiba suara klakson motor terdengar dari luar sana, membuat kami saling bertukar pandang.

"Bintang jemput?" tanya mamah.

Aku menggeleng tidak tahu. Aku sudah putus dengannya. Tidak mungkin kalau hari ini dia menjemputku.

Tanpa banyak berpikir, aku segera keluar. Ternyata pertanyaan mamah tadi jawabnnya iya. Bintang menjemputku. Cowok itu tengah duduk diatas motornya sambil menatapku dengan santai.

"Buru naik," suruh Bintang.

Kedua alisku menyatu. Berpikir keras.

"Lo siapa anjir? Nyuruh nyuruh gue naik segala," sahutku.

Bintang membuka helmnya. Cowok itu turun dari motornya, menghampiriku.

"Gue pacar lo."

"Udah putus."

Bintang diam. Mentalnya down mungkin?

"Memang lo serius mau putus?" tanyanya gak yakin.

"Bukannya mau lagi. Tapi memang udah putus," sahutku yakin.

TITIK LUKA 2Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt