Epilog

373 32 10
                                    

Empat tahun kemudian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Empat tahun kemudian

Gazebo belakang rumah Anjani hari ini mendadak ramai, delapan orang yang pernah bergabung di klub yang sama itu untuk pertama kalinya berkumpul lengkap setelah kejadian beberapa tahun silam. Mereka sedang bakar-bakar merayakan kelulusan tuan rumah yang berhasil menyelesaikan sarjana pendidikan, sesuai cita-cita gadis itu saat masih SMA.

"Akhirnya ada lagi yang lulus," ucap Ria.

"Bu bos gak mau gitu?" tanya Anjani meledek Ria. Gadis yang masuk di kelas IPS ketika SMA itu sudah menjabat menjadi bos di beberapa toko sembako yang dibangunnya, ia memang tidak melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah semenjak perceraian antara kedua orang tuanya.

"Gak mau, duit gue udah banyak sekarang. Gak perlu gelar lagi," jawab Ria menyombongkan diri.

Salsa hanya tertawa kecil melihat interaksi mereka, lalu gadis itu langsung berpindah di samping Fiona. "Kak Rey masih sibuk, ya?" tanya gadis itu.

Wajahnya bersemu ketika Fiona tertawa dengan keras, keduanya menjadi pusat perhatian saat ini. Setahun yang lalu Rey memang sempat datang ke rumahnya, tetapi sampai sekarang belum menampakkan diri lagi. Hubungan mereka kembali membaik, hanya saja keduanya melakukan interaksi lewat ponsel saja.

"Kangen, ya?" goda Fiona.

Salsa berdeham kecil, hubungan antara mereka hanya diketahui oleh keluarganya dan Fiona. Bram menjanjikan akan mengadakan pesta pertunangan setelah Rey siap untuk membimbing Salsa dalam kehidupan rumah tangga. Kini laki-laki yang namanya masih terukir indah di hati Salsa sudah bekerja menjadi Arsitek di salah satu perusahaan, ia juga sedang mengejar studi S2.

"Kak Rey baik, kok. Dia semangat nyelesein kuliah supaya bisa cepat ngelamar kamu," jawab Fiona dengan suara yang lumayan besar.

"What? Salsa mau dilamar siapa?" pekik Selena heboh. Walaupun sudah sukses menjadi dokter, gadis itu tetap saja bersikap bar-bar.

Tangan Salsa langsung menutup mulut Fiona agar tidak membocorkan hal ini, lalu ia menjawab, "Tunggu undangannya aja, ya."

"Gak asik lo!" tunding Liana.

"Tahu, nih. Kabar baik dibagi-bagi, dong," sahut Zifa.

Kedelapannya sudah sukses dengan pilihan masing-masing. Salsa sendiri berhasil menyelesaikan studi S1 jurusan hukum dalam waktu 3,5 tahun, Anjani mengambil prodi pendidikan, Selena kedokteran, Rebecca menjadi apoteker, Ria memiliki banyak toko, Liana memilih menjadi designer, Zifa dengan karirnya sebagai aktris, sementara Fiona mengembangkan bakat dibidang kesenian.

Hubungan Salsa dengan keluarganya juga semakin harmonis, bahkan Rachel sebentar lagi akan menikah dengan laki-laki pujaan hatinya setelah lolos seleksi dari Bram. Pasangan itu sama-sama berprofesi sebagai dokter, hanya saja pria itu sudah berstatus duda tanpa anak.

"Jani, katanya ada cowok yang mau ngelamar kamu. Kapan?" tanya Salsa memancing percakapan lain.

"Iya. Dari bulan lalu ngomong gitu, tapi buktinya gak ada. Cowoknya serius gak, sih?" tanya Selena kesal.

"Serius, kok. Tanya aja Zifa," jawab Anjani santai. Kegagalannya di saat SMA membuat Anjani lebih berhati-hati ketika ada lawan jenis yang mendekatinya, ia belajar dari masa lalu yang pernah tersakiti.

"Abang sepupu gue, tenang aja."

Malam itu mereka habiskan dengan bercanda ria dan dilanjutkan pesta piyama, kedelapannya memiliki kepribadian yang sudah terbentuk matang. Mereka tidak lagi merasa insecure karena sadar jika Tuhan menciptakan hambanya dengan sebaik-baik makhluk.

 Mereka tidak lagi merasa insecure karena sadar jika Tuhan menciptakan hambanya dengan sebaik-baik makhluk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Little Things [END]Where stories live. Discover now