Bagian 7. Danau

19.3K 1.8K 10
                                    


Aku menyusuri taman. Berdua bersama pengawal yang dikatakan ayah sebelumnya, sedangkan Lavina aku suruh beristirahat

Dari hari ke hari aku lebih sering menghabiskan waktu di kamar. Kali ini mendapat kesempatan untuk keluar membuatku senang, meskipun hanya diperbolehkan di sekitaran rumah

Sejak Jane merawatku, banyak aturan yang harus aku patuhi, yang membuatku seolah seperti orang pesakitan. Salah satunya tidak diperbolehkan keluar rumah tanpa pengawasan Jane

Aku melirik pria di belakang, namanya Ethan. Kalau tidak salah dia adalah salah satu prajurit terbaik yang dimiliki keluarga Carolus. Kenapa ayah malah memilih orang hebat sebagai pengawalku?

Meskipun berjalan didepan, aku masih bisa merasakan mata elangnya yang mengawasi setiap gerakanku. Jika tatapannya punya cakar, sudah dipastikan punggungku telah tercabik-cabik

Aku berusaha fokus melihat bunga-bunga. Sungguh bagian belakangku nyata terasa panas

"jangan menatapku seperti itu Sir Ethan"

"Seperti apa tatapan saya yang dimaksud nona?"

" Tatapan anda seperti bernafsu ingin membunuh saya", aku sedikit melirik Ethan, " Anda bisa pergi jika tak nyaman mengawal saya", lalu kembali melangkah, " Ini masih kawasan rumah. tidak akan terjadi sesuatu"

"Saya ditugaskan untuk menjaga anda"

"Tidak ada orang yang berani padaku"

"Nona bisa kapan saja pingsan, jadi saya harus terus berada di samping nona"

Aku berbalik dan menatapnya dengan ketus, "Apa aku selemah itu?"

"Karena nona tampak kurus dan pucat"

"Aku makan dengan baik. Kulitku memang putih dari lahir. Lagian sebelum keluar wajahku sudah dirias, tidak mungkin masih terlihat pucat"

Aku kembali melanjutkan langkah, " penyakitku bukan masalah serius"

"penyakit tetap penyakit nona"

"ya terserahlah" aku memilih untuk mengalah

Kakiku ternyata telah melangkah jauh, hingga tak sadar telah sampai di danau kecil. Pemandangan sekitar danau tak kalah indahnya dengan yang ditaman.

Banyak pohon-pohon rimbun menjulang tinggi. Cocok digunakan sebagai tempat istirahat meskipun di siang hari

Ukuran danau tidak besar juga tidak bisa dikatakan kecil. Air didalamnya bewarna hijau jernih.

Aku baru tahu ada area cantik seperti ini di kawasan rumah. Dulu aku ngapain aja, hingga tempat seperti tak pernah kudatangi?

Dari tempat ini aku juga dapat mendengar seseorang sedang berlatih

Aku mengerut heran. Bukankah di barak sudah disediakan tempat latihan? kenapa malah berlatih disini? lagipula jarak barak dengan tempat ini lumayan jauh

"Apa prajurit diperbolehkan berlatih di luar barak?"

"Tidak nona. Saya akan memeriksanya"

"Tidak usah. Aku akan kesana"

Sumber suara pria yang berlatih pedang berada di seberang. Dari tempatku pertama kali datang, susah untuk melihat fisik pria tersebut, disebabkan pohon-pohon besar serta semak-semak lebat menghalangi

Aku menemukan bahwa pria itu ternyata kakakku, Ronald. Kukira siapa

Kata orang-orang kakakku satu ini ahli dalam berpedang. Kecepatan fisik dalam berlari serta menangkis tak main-main. Karena alasan itu juga kakak dapat masuk kedalam jajaran pasukan elit istana

Aku tak pernah lihat kemampuannya secara langsung. Ya karena aku di kehidupan dulu lebih menomorsatukan Edgar dan ayah. Memikirkan kelakuanku sendiri membuatku malu sendiri

"Nona"

Aku menoleh, " kita balik ke taman. Aku mau makan cemilan disana"

Aku berbalik pergi. Tidak ingin mengganggu waktunya. Lagian tak penting juga mengurusi kegiatannya

Tanpa sengaja menginjak ranting kering. Mendadak aku merasakan hembusan angin di sekitar leher dan suara dentingan besi

Jantungku seketika berdegup cepat. Apa yang terjadi?

"Tolong turunkan pedang anda, Tuan Muda Ronald"

Aku membuka mata. Beberapa centimeter lagi dipastikan pedang milik Ronald menancap di leherku. Untungnya pedang Ronald saat ini ditahan oleh pedang Sir Ethan

"Kau memata-mataiku Myra?" Ronald bersuara

"Menurutmu?"

Ronald semakin menunjukkan raut wajah emosi. Sialnya itu membuat tenaga Ronald bertambah, menyebabkan kedua pedang semakin mendekat.

Sial, apa aku akan mati hari ini?

"Jauhkan pedangmu Sir Ethan. Aku ingin menghabisi mahluk satu ini" Ronald melihat kearah Ethan, " Lagipula apa kau tidak marah diberi perintah untuk melindungi orang seperti dia?"

Kedua pedang bergerak, mengakibatkan pedang milik Ethan, yang berada paling dekat leherku, menggores kulit. Menyebabkan darah keluar

Ah aku mengerti. Sir Ethan sebenarnya tak sudi mengawalku. Yah siapa yang mau melayani majikan yang memiliki reputasi buruk

"Jangan kepedean. Siapa bilang aku memata-mataimu. Aku sampai sini murni karena ingin jalan-jalan. Kalau tahu kamu ada disini, aku gak akan kemari"

Aku melangkah kaki menjauh. Diriku yang tenang hanyalah topeng. Jujur jantungku berdetak kecang. Dihadapkan pada kematian, siapa yang tidak ketakutan

Aku meraba bagian yang tergores. tak banyak darah, tapi jika dibiarkan darah juga akan keluar banyak.


Tbc

Second lifeWhere stories live. Discover now