Aslan | 5

5.9K 484 61
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

    "Ghe, ajak Darissa ke sini gihh. Sekalian aja suruh nginap," celetuk Gafra tanpa memandang sang empu. Kini, pria itu tengah bermain PS bersama Chiko. Sedangkan Raul, dan beberapa anggota Rezgart lainnya sedang mengobrol, dan bermain game melalui ponsel mereka.

   "Darissa nyusul Aslan, katanya gitu."

   "Lo kasih tau dia di markas?" tanya Raul seraya memakan kuaci. Ia menatap Ghea yang duduk manis di samping Gafra dengan kutek yang ia pegang.

   Perempuan itu tengah fokus mewarnai kukunya.

   "Hmm."

   "Aelahh, Aslan keliatan pengen sendiri gituu, lo tau kan tu anak lagi stres karena masalah kepemimpinan di ungkit lagi."

   "Tau—Eh?!" Ghea spontak langsung menghentikan pergerakannya. Ia memandang Raul yang duduk di atas ranjang, "Kepemimpinan lagi? Bang Aksa ngungkit masalah itu?" lanjutnya dengan wajah terkejut.

   "Iyap, tanya aja noh sama kembaran lo."

   "Seriusan bang? Bang Aksa nggak kesian apa ya, kan Aslan banyak beban. Mana lagi dalam masa scorsing, belum lagi ngurus osis sialan yang nggak ada habisnya itu, terus si Zidan."

   Gafra berdecak dan melempar stick PS miliknya ke lantai, "Serius, lagian gue liat Aslan santai aja tuh. Udah lah dia mah pasti bisa selesain, percaya dah."

   "Percaya sih.. Tapi lo nggak kesian bang? Nggak ada niat ngeringanin bebannya?" tanya Ghea.

   "Aslan lebih suka nyelesain sendiri selagi dia bisa, kalopun dia butuh bantuan kita, pasti tuh anak bakal ngomong kok." jawab Gafra.

   "Hooh! Santuy aja, Ghee." sahur Chiko dan meregangkan tangannya. "Besok pagi transfer, Gaf. Awas lo lupa!"

   "Iyeee, besok main lagi pas pulang sekolah. Kali ini taruhan 5 ya, minat nggak?"

   Chiko berdecih, "Kebanyakan, gue nggak mau ngabisin duit. Maen kayak biasa aja,"

   "Oh iya, gue tadi ngeliat si anak baru ituu."

   Sontak semua anak Rezgart langsung menoleh pada sang empu, Ghea. Perempuan itu sedikit terkejut melihat tatapan intens1 mereka yang kini terfokus padanya, Ghea mendelik kesal.

   "Giliran cewek aja cepet lo pada!" Ghea berdiri seraya memperhatikan kukunya lalu tersenyum. "Gue bohong, guyss. Percaya banget dehh," sambungnya lalu mengacir pergi dengan tawanya yang perlahan teredam dari balik pintu.

   Saat pintu kamar tersebut sudah tertutup tiba-tiba saja kembali terbuka, menampilkan kepala Ghea. "Jangan lupa beresin ruang tamu! Berantakan bangett, lo semua harus tanggung jawab yaa! Awas aja kalian lupa beresin!" peringatnya dan menghilang dari pandangan mereka.

   "Mager." Raul berkata dengan lesu, ia lalu merebahkan badannya diikuti dengan Andan, sang inti anggota Rezgart.

   "Gaf, gue sama anak yang lain mau cabut."

   "Hm. Hati-hati, besok siang ke rumah gue." balas Gafra.

   "Siap."

ASLANWhere stories live. Discover now