Chapter 20

16 6 1
                                        

*putar musik nya yah biar menambah kesan sedihnya hehe*

______________________________________

Syaqila memandangi seisi kamarnya, meneliti di setiap sudut brangkali ada barang yang tertinggal.

Kemudian ia beralih menatap sebuah kardus yang berisi barang barang yang akan di buang.

Di ambilnya sebuah buku yang sempat menjadi bagian dari saksi cerita hidupnya.
Dimana ia sering menorehkan cerita cerita juga curahan hatinya dalam buku itu.

Lama ia tatap buku itu kemudian memasukkan kembali buku itu.
Lalu membawa kardus itu keluar dan Meletakkannya di dalam tong sampah depan kos.

"Semoga dengan ngebuang barang barang yang berkaitan sama kamu,juga bisa ngebuang perasaan ku ke kamu,
Maaf sudah menempatkan namamu di hatiku tanpa seizin mu" ucap syaqila sebelum berlalu memasuki kamar kos nya.

Ia menghempaskan badannya ke kasur empuk di kamarnya, menatap langit langit kamarnya untuk terakhir kali nya.

Hatinya kini mantap untuk menerima tawaran dari abinya untuk berkuliah di al azhar kairo mesir.

Selain untuk belajar agama yang lebih dalam,juga agar bisa pergi jauh dari raihan. Tak menatap lagi wajah yang dari dulu selalu terbayang dalam kepalanya

Lama ia termenung menatap langit langit kamarnya, ia menggeser sedikit posisi tidurnya dan berusaha meraih jam weker. Ia menyetel alarm kemudian memejamkan matanya,dan berlabuh di alam mimpi.

.

Kring.....Kring....Kring.....

Bunyi alarm membuat sang pemiliknya terbangun. Dilihatnya jam itu yang menunjukkan pukul 03.00

Dengan mata yang masih berat untuk terbuka,ia memaksakan dirinya untuk bangun dan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu kemudian mengerjakan sholat tahajjud.

Rakaat,demi rakaat ia kerjakan hingga di rakaat ke empat.

"Assalamualaikum warahmatullah
Assalamualaikum warahmatullah"

Tangannya terangkat,menengadah penuh harapan dan mulai bersuara

"Ya allah... Tolong.... Buat hati ku ikhlas untuk melepasnya. Bantu aku untuk menghapus semua tentangnya. Tolong hilangkan semua rasa yang semestinya tidak ada. Engkau maha membolak balikkan hati manusia. Tidak bisa kah... Kali ini saja... Rubahlah hati ku untuk tidak lagi menaruh rasa padanya. Karena sungguh aku sangat tersiksa jika terus menaruh rasa ini untuknya.

Wahai zat yang maha membolak balikkan hati manusia...
Kini amin paling seriusku telah di patahkan...
Maka ku tutup doa ku untuknya"
Ucapnya dengan lirihan di sertai tangisan.
Bahunya bergetar akibat tangis yang berusaha ia redam.

Ia membenamkan wajahnya di antara lututnya. Kembali terisak dan merasakan sesak yang amat menyakitkan.

Bayangan wajah Raihan kembali memenuhi kepalanya. Entahh...apakah ia sanggup untuk membuang semua tentang dia, ataukah akan terus tersiksa saat ingatan mengenai raihan kembali terbayang.

.

Syaqila menatap pantulan dirinya di kaca berukuran sedang. Memantapkan hati untuk perjalanan panjangnya hari ini.

Setelah di rasa siap,ia mengambil ransel juga kopernya dan siap untuk menuju ke bandara jakarta.

Sebelum memasuki taksi,ia berbalik menatap kotak kardus yang semalam ia buang. Senyumnya tercipta,namun kali ini adalah senyum keikhlasan.

Saat di dalam taksi,ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.
Begitu panggilan tersambung,langsung menampilkan wajah fiqa di layar ponsel.

"Assalamualaikum fiq"

"Waalaikumussalam sya,udah dimana"

"Baru di taksi,ini lagi di jalan mau ke bandara"

"Barangmu udah di cek semua belum,ada yang ketinggalan gak"

"Udah semua kok"

"Jangan lupa sarapan yah sya"

"Syiaapp bos"

"Sya...."

"Iyah fiqa ku sayang,kenapa hmm"

"Janji yah sama aku,disana kamu gak akan nangis lagi,gak akan ingat ingat raihan lagi,dan kamu disana harus bahagia"

"Ku usahakan kok,doain aku yah biar bisa tegar hadapin ini semua"

"Ini memang gak mudah sya...tapi bukan berarti kamu gak bisa kan"

Senyum syaqila mengembang

"Oiyah,Udah dulu yah,nanti aku kabarin kalo udah sampe jakarta"

"Okee,dahhh assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

Sambungan terputus. Ia merogoh tas ranselnya dan mengeluarkan headset dari dalam tas.
Kemudian menyambungkan ke ponselnya dan menekan tombol play pada musik.

Syaqila terdiam menatap ke arah jendela mobil dan menikmati pemandangan kota malang.

"Buat kamu,selamat menempuh hidup baru dengan dia yang kamu pilih. Sekali lagi maaf sudah menempatkan namamu di hatiku, maaf jika aku selalu memasukkan namamu ke dalam doaku tanpa izin dari mu. Andai saja kamu tau betapa terlukanya amin ku saat menghapus paksa namamu dari doa ku. Betapa beratnya lisanku meminta pada tuhan untuk menghilangkan rasa ini.
Tapi akan ku usahakan sekeras mungkin untuk bisa menghilangkan nama mu
Teruntuk kamu,terima kasih. Karena kamu...aku memutuskan untuk berhenti mencintai seseorang.
Dari sekian lafaz... Bismillahirrohmanirrohim
Saya tutup hati saya untuk mencintai"
Ucap syaqila dalam benaknya


Langit Langit Doa
Umma Lia
📍Balikpapan,Juli 2021

Langit Langit Doa [END]Where stories live. Discover now