Chapter 11

32 6 2
                                        

Gemuruh guntur yang terdengar,serta langit malam yang di penuhi dengan awan hitam pertanda akan turunnya hujan,membuat suasana malam semakin pekat.

Syaqila yang baru saja menyelesaikan tugasnya di puskesmas berniat untuk kembali ke dusun,namun saat kakinya baru saja menginjak teras luar,hujan sudah lebih dulu turun dengan deras

Ia mengangkat wajahnya melihat rintikan hujan yang jatuh dengan deras sembari berkata
"Allahumma soyyibanna fi'an"
Lalu kembali menatap lurus ke arah jalan yang kini basah,dan membalikkan badan melihat ke dalam ruangan apakah ada payung yang bisa di gunakan atau tidak

"Yahh gak ada lagi,kalo aku nerobos hujan,nanti obatnya fiqa basah dong"

Saat sedang termenung menatap hujan,ia di kagetkan oleh seseorang yang tiba tiba bersuara di sampingnya

"Belum balik sya" ucap raihan

"Astaghfirullah,kaget aku" ucap syaqila dengan sedikit memundurkan posisi karena kaget

"Hahaha kamu kalo kaget ekspresi mukanya lucu yah" tawa raihan

Melihat tawa yang keluar dari raihan membuat syaqila tertegun,mengingat gelak tawa yang pernah ia lihat beberapa tahun yang lalu,dimana tawa itu masih terdengar lucu di mulut mungil seorang laki laki yang kini sudah memberat

Ia tatap sejenak laki laki di sampingnya itu,bertanya pada batinnya benarkah dia orangnya, yang selama ini ingin sekali ia jumpai, yang beberapa tahun lalu namanya selalu terselip di setiap doa doanya. Ia sedikit tak percaya bahwa sekarang ia bisa kembali melihat sosok laki laki yang ia rindukan dengan versi dewasa

Flashback on
*9 tahun yang lalu

"Ehh ayoo main,karetnya mana"
Teriak gadis kecil pada temannya

"Hompimpa alayumgambreng nek ijah pake baju rombeng,kaleng bekas gondrang gandreng"
Ucap gadis gadis cilik itu beramai ramai,memainkan permainan tradisional yang pada masa itu sangat di segani

Namun keasikan dari permainan anak gadis itu tak bertahan lama,karena ada gangguan dari bocal kecil yang memicu kemarahan para gadis kecil

"Ishh raihan kamu itu bisa gak sih gak gangguin kita,sana main sama teman mu aja,jangan gangguin kita,ku laporin bu guru kamu"

"Yee apaan sih sya,orang cuma bercanda aja,sensian betul"

"Kamu yang gak jelas udah kelas enam itu belajar yang betul buat ujian,jangan gangguin anak kelas empat aja taunya"

Perdebatan mereka tak kunjung selesai,malah semakin berlanjut hingga sesi kejar kejaran

Anak anak lain yang melihat tingkah kedua bocah itu hanya bisa tertawa sembari mengatakan kata "Cieee"

Flashback off
*Back to story

"Sya...syaa... Heii kok ngelamun,kesambet loh ntar" ucap raihan sambil melabaikan tangan didepan wajah syaqila

"E-ehh,maaf maaf"
Syaqila yang sadar sontak membuang pandangannya

"Ngelamunin apa sih emang,sambil natap aku lekat banget tadi" tanya raihan

Syaqila yang kebingungan ingin menjawab apa hanya bisa terbatah batah

"E-ehh ituu..anu tadi... Ini... Apasihh ... Tadi itu ada... Emmm"

"Hahaha udah sya udah gapapa lupain aja,muka mu makin lucu kalo gelagapan"

Mendengar perkataan raihan membuat wajahnya memanas,di palingkan wajah nya itu untuk menutupi senyum tipis yang berusaha ia tahan

"Emm sya aku boleh tanya sesuatu gak"

"Jangan yang susah yah"

"Hahaha bukan soal ujian kok"

"Hahaha iyah apa"

"Waktu dulu aku samperin kamu di sekolahan itu,kenapa kamu selalu ngehindar"

Pertanyaan raihan membuat syaqila tiba tiba mematung,tak menyangka akan bertanya tentang hal itu

"Emm han itu hujannya udah reda,aku balik duluan yah mau ngasih obatnya fiqa,assalamualaikum"

Lagi dan lagi syaqila meninggalkan raihan
Raihan hanya bisa menatap punggung milik syaqila menjauh darinya dengan tatapan sendu

Namun,dari kejauhan ada seseorang yang menyaksikan mereka sedari tadi.
Menggenggam erat payung yang ia bawa untuk melampiaskan kekesalannya

"Kayanya kak raihan beneran masih suka sama syaqila,tenang sal,kak raihan gak bakalan bisa bareng kok sama syaqila" ucap orang itu lalu membalikkan badan dan pergi

.

"Assalamualaikum"
Ucap syaqila saat membuka pintu kamar dusun

"Waalaikumussalam,lohh sya malem banget baru pulang" tanya fiqa

"Iyah nih tadi hujan lebat,nihh" ucap syaqila sambil memberi bungkusan obat pada fiqa

"Ohh yaudah,kamu mandi gih sana,pake air hangat biar gak masuk angin,aku mau ke dapur dulu ambil air"

"Mau aku ambilin gak,nanti kamu susah jalannya"

"Udah gak usah bisa kok aku,dekat aja dapurnya,temen mu ini strong"

"Iyadeh hati hati yah"

Fiqa bergegas menuju dapur,namun saat hendak memasuki dapur,langkahnya terhenti saat mendengar beberapa orang sedang bercerita menyebut nama raihan

"Acaranya bulan depan kan,setelah aksi relawan kita selesai"

"Iyah,seneng banget tuh pasti salma bisa nikah sama santri paling populer di pesantren"

"Kalo bukan karena di jodohin sama pak kyai,mungkin salma bakal sekedar jadi pengagumnya kak raihan doang"

"Iyah,enak yah jadi anak pak kyai,suka sama santri cowo langsung di jodohin"

"Udah yuk ah,kelamaan nanti gosipnya makin ngawur kita"

Ketika mendengar mereka akan keluar,sontak fiqa memasang muka tak tahu apa apa,dan tersenyum sembari berkata

"Mari mbak hehee"

"Iyah mbak mari"

Setelah mereka pergi,fiqa tampak berfikir mengenai apa yang ia dengar barusan
Dengan segera ia mengisi botol air miliknya dan bergegas kembali ke kamar

.

"Sya...sya...sya..."
Teriak fiqa dari kejauhan

Syaqila yang mendengar jelas namanya di panggil,langsung membuka pintu kamar

"Fiqaa,jangan teriak,nanti yang lain keganggu,mereka udah pada tiduran"

"Hehehe lupa"

"Kenapa sih emang"

"Sya kamu masih sering mikirin raihan gak"

"Hah?kenapa tiba tiba nanya soal itu sih"

"Kalo iya,mending kamu cepat cepat move on deh,gak baik tau buat kamu"

"Apa sih,ngelantur ah,udah udah mending kamu minum obat mu terus istirahat,aku mau tidur ngantuk"

Ucap syaqila yang langsung meninggalkan fiqa yang masih mendengus didepan pintu kamar

Ia merebahkan badannya,dan menutup matanya
Berusaha mengabaikan perkataan fiqa sebelum memenuhi otaknya dan membuatnya tak bisa tidur


Langit Langit Doa
📝 Umma Lia
📍 Balikpapan, Juli 2021

Langit Langit Doa [END]Where stories live. Discover now