Langit Langit Doa [END]

Chapter 18

Saat sampai di taman,pandangan raihan menyusuri seisi taman,dan berhenti tepat di sebuah kursi taman dimana salma sedang menunggunya

Dengan segera ia menghampiri gadis itu

"Sal ada apa,kamu kenapa"

"Kakak duduk dulu"

"Sall come on,aku buru buru, kalo ada yang mau kamu sampein cepet bilang"

"Kak lihat deh,bintangnya bagus,sinar bulannya terang"

"Kamu nangis nangis nelpon aku cuma buat nunjukin itu"

Salma mengangguk menanggapi pertanyaan dari raihan

"Buang buang waktu tau gak sih sal" ucap raihan kesal dan langsung berniat pergi

"Kakak pasti mau pergi ke dusun buat ngeliat keadaan syaqila kan" ucap salma

Langkah raihan terhenti,ia membalikkan badannya

"Kakak ingat gak sih,tiga minggu lagi kita nikah kak, kakak kenapa gak mikirin perasaan aku sih, kenapa kakak tega memperlakukan aku seakan aku itu gak pernah terlihat di mata kakak, kakak lebih memilih memfokuskan mata kakak ke cewe lain, yang jelas jelas calon istri kakak ada di samping kakak.
Kak pliisss,aku gak minta banyak dari kakak, cukup ngecewain aku kak,dan jangan sampai kakak ngecewain abi" ucap salma dengan isakannya

Raihan yang mendengar perkataan salma kini merasa terpukul. Ia baru sadar bahwa kini statusnya adalah calon salma,namun ia juga tak bisa membohongi perasaannya pada syaqila.

Memikirkan hal itu membuatnya frustasi hingga mengusap wajahnya kasar. Ingin rasanya dia berteriak dan kabur dari kondisi saat ini.

Sesaat kemudian ia memutuskan pergi meninggalkan salma sendirian di taman itu

.

Perlahan mata indah milik syaqila terbuka. Ia mengerjapkan matanya,dan melihat ke sekelilingnya yang kini sudah ada fajar juga fiqa di sampingnya

"Sya kamu gapapa" tanya fiqa

"Fiq..." Jawab syaqila dengan suara paraunya

Fajar dengan segera berinisiatif memberikan minum pada syaqila

"Sya minum dulu yah,biar legaan"

Setelah meneguk beberapa tegukan air, kini raut wajah syaqila kembali murung,matanya berkaca kaca seakan air matanya ingin berhamburan keluar

"Ada apa sya,kenapa bisa begini,cerita aja,aku dengerin yah" ucap fiqa

Syaqila menunduk,dan mulai menangis
Kembali merasakan sesak di dadanya ketika mengingat kejadian tadi
Ia berusaha bersuara semampunya

"Raihan fiq...hiks"

"Raihan, kenapa raihan,kamu di apain sama dia" saut fajar yang penasaran

"Kamu di sakitin sama dia" sela fiqa

"Bukann" syaqila menggelengkan kepalanya

"Raihan fiq,dia mau nikah sama salma" ucap syaqila dengan suara bergetar

Mendengar ucapan syaqila,emosi fiqa memuncak,namun berusaha ia tahan,ia tahu temannya kini lebih membutuhkan dekapannya

"Sya...hei...tapap aku,aku tau kamu wanita kuat,kamu bisa ngelewatin ini,ingat takdir sudah di atur sama allah,dan ini adalah takdir yang terbaik buat kamu
Sekuat apapun kamu berusaha,kalo dia bukan di takdirkan buat kamu,dia akan pergi, tapi sekuat apapun kamu lepasin dia,kalo dia takdir kamu,dia akan datang ke kamu" ucap fiqa berusaha menenangkan

"Tapi fiq,buat apa allah datangin dia lagi,kalo ujungnya dia bakal pergi lagi"

"Sya ingat,gak semua orang yang hadir itu di takdirkan untuk menetap,ada sebagian orang yang allah hadirkan di hidup kamu itu di takdirkan untuk menjadi pelajaran, dan sekarang pelajaran yang harus kamu ambil adalah jangan pernah menaruh harapan pada manusia. Karena manusia gak akan bisa menjanjikan suatu hal yang pasti, ingat semua akan pergi ninggalin kita kecuali allah, allah akan selalu ada buat nguatin kamu,buat nolong kamu. Gak ada di dunia ini yang bisa nolong kamu selain allah, bayangan yang merupakan bagian dari diri kamu aja bakal ninggalin kamu pergi ketika gelap datang.
Jadi,mulai sekarang berhenti untuk naruh harapan kamu sama manusia. Ketika kamu punya harapan langitkan harapan mu menjadi doa,buat lah ruang langit langit doa mu. Ruangan dimana kamu naruh harapan mu pada allah. Percayakan semua sama allah,allah gak akan ngebiarin hambanya sendirian,okee"

Mendengar penuturan dari fiqa, membuat tangisnya semakin pecah. Ia semakin menenggelamkan kepalanya dalam dekapan fiqa.

Sedangkan fajar yang sedari tadi mendengarkan,tiba tiba berdiri dan pergi meninggalkan mereka berdua dengan raut wajah kesalnya.

Saat keluar dari kamar, ia ber papasan dengan raihan yang juga ingin menuju kamar syaqila.

Namun saat hendak memasuki kamar, bahunya di tahan oleh fajar.
Tanpa aba aba, kepalan tangan milik fajar melayang ke wajah raihan

Bugh...

Raihan yang tak menduga hal itu terhuyung ke belakang, sudut bibirnya mengeluarkan darah segar.

"Jar maksud lo apaan sih main mukul aja" ucap raihan heran

"Selama ini gue ngalah dari lo karena gue pikir lo bisa jaga hatinya syaqila, gue percaya lo ga bakal ngecewain dia, tapi sekarang gue nyesal udah ngalah sama lo, mulai detik ini,jangan harap bisa deketin syaqila lagi" ucap fajar dengan nada yang tegas

"Maksudnya apa sih gue gak ngerti lo ngomong apaan"

"Halah gausah banyak drama"

Fajar yang kini terbalut emosi terus menerus memukul raihan hingga menimbulkan kegaduhan.

Para relawan  yang berada di sekitar dusun kini berkumpul,

"Fiq itu ada apa sih ribut ribut di luar" tanya syaqila yang mendengar keributan

"Gatau sya" ucap fiqa

Karena penasaran,mereka berdua memutuskan untuk keluar memastika apa yang terjadi

"Ya allah,heh kalian bedua pada kenapa sih udah woy stop ini dusun,bukan arena gulat,berenti gak kalian" teriak fiqa yang berusaha melerai mereka

"Dia yang mulai nyerang gue" ucap raihan

"Kalo lo gak nyakitin syaqila gakbakal gue mukul lo" timpa fajar

" Udah cukup,kak fajar apa apaan sih udah, dan lo raihan, mulai sekarang jangan pernah ngusik syaqila lagi, berhenti buat masuk ke hidup syaqila,udah cukup penderitaan yang lo ciptain buat syaqila, dua udah cukup tersiksa karena lo, dan sekarang mendingan lo pergi,urusin tuh calon bini lo, buat semuanya juga bubar....bukannya di lerai orang kelahi malah jadi penonton, dikira bioskop apa,dahhh sana bubar" ucap fiqa dengan mengencangkan suaranya

Di saat semua orang bubar,raihan masih terdiam di tempatnya, menatap lirih ke arah syaqila yang sekarang enggan menatapnya.

Tatapannya kosong,seakan kehilangan arah tujuannya. Sekarang ia hanya bisa pasrah dengan keadaan.

Langit Langit Doa
📝 Umma Lia
📍 Balikpapan, Juli 2021