16] Locked Heart

754 100 52
                                    

Bab 16

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 16

Warning 21+

Sepekan berlalu sejak hari di mana Hwang Jihyo mengetahui segalanya, Jian merasa tiap detik di rumah nyaris seperti neraka. Tidak mengerti juga mengapa saudarinya itu bersikap seolah tak terjadi apapun di antara mereka bertiga. Justru yang terjadi, gadis itu malah bertindak sangat manis pada Jeon Jungkook. Seakan sengaja menunjukkannya pada Jian melalui interaksi mereka tiap pagi.

Seperti saat ini misalnya. Kali ini Jian duduk berhadapan dengan kedua sejoli itu di meja makan, tepat di sisi kanan sang ibu. Menikmati sarapannya dalam kesenyapan, tidak bergabung sama sekali dengan konversasi keluarganya. Topiknya tak jauh dari kondisi kesehatan Jihyo yang sedang rutin menjalani terapi.

"Omong-omong, aku ingin mengatakan sesuatu, Yah." Jian turut menyimak kendati kepalanya tak terangkat sama sekali. Kini gadis itu sibuk memainkan sarapannya tanpa minat. Belakangan, nafsu makannya menjadi menurun drastis. Barangkali efek dari kegundahan hatinya.

"Ada apa, Sayang?" Hwang Yoo menyahut lembut.

"Aku dan Jungkook ingin pindah ke apartemen." Jian spontan mendongak, melirik Jungkook yang sama terkejutnya. Sepertinya lelaki Jeon itu tidak tahu menahu perihal kepindahan tersebut.

"Loh, kenapa Jung?" Hwang Yoo mengalihkan atensi sepenuhnya pada sang menantu. Jungkook tampak kelimpungan, tidak tahu harus menjawab apa. Menyadari hal tersebut, Jihyo langsung mengambil alih.

"Ingin mandiri dan butuh privasi, Yah. Tidak mungkin kan tinggal bersama Ayah dan Ibu selamanya?" Ibu tersenyum mendengarnya tetapi tak berlangsung lama tatkala ayah berdeham dan menyahut, "Di sini saja. Kami harus mengontrol kesehatanmu."

"Tapi kan ada Jungkook," kilah gadis itu keras kepala. Jian tersenyum tipis, tak habis pikir oleh jalan pikiran saudari kembarnya.

Jian tidak bodoh. Ia tahu, Jihyo melakukan itu agar mereka tak sering bertemu.

"Siapa yang menemanimu terapi dan konsul jika Jungkook kuliah?" Ayah kembali mengutarakan pendapatnya. Jian tetap membisu. Tidak melibatkan diri sama sekali sebab tahu ia tak memiliki sedikitpun urusan untuk ikut campur dalam rumah tangga sejoli itu.

"Memang ini keinginanmu, Jung?" Ibu bertanya penasaran. Jungkook lekas menggeleng cepat, menghela napasnya dan baru hendak mengucapkan sesuatu tatkala Jihyo memotong, "Aku tetap ingin pindah ke apartemen Jungkook."

Pada awalnya, ayah kelihatan sangat tidak setuju dengan keputusan itu. Namun Jian mengerti ayahnya takkan sanggup menolak keinginan putri kesayangannya itu. Dari dulu pun, memang seperti ini. Apa yang Jihyo inginkan, maka akan gadis itu dapatkan.

"Ya sudah. Nanti beritahu Ibu kalau Jungkook tidak bisa menemanimu." Ultimatium terakhir ayah menjadi kalimat penutup dari perdebatan kecil tersebut. Dalam diamnya, Jian meringis kecil, menyadari seberapa besar pengaruh sang adik dalam melakukan segala cara demi mendapatkan semua hal yang diinginkan.

AEONIAN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang