03] Each Other's Arms

709 131 64
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

"We can deny it as much as we want, but in time our feelings will show."

-----

Bab 3

Sejak duduk di bangku sekolah menengah, Jian ingat dirinya terkenal sebagai gadis cantik dengan kepercayaan diri yang rendah. Meskipun banyak orang lain yang memuji paras juga segala hal dalam dirinya-Jian selalu beranggapan dirinya tak lebih baik dari saudari kembarnya, Jihyo.

Jian tidak pandai bergaul dengan orang lain, berbeda dengan Jihyo yang mudah sekali berbaur walau baru mengenal beberapa saat.

Semua itu dimulai karena trauma masa kecilnya dulu. Sewaktu duduk di bangku sekolah dasar, bentuk tubuhnya tidak sebaik saat ini. Jian dulu gemuk dan gembil sebab gadis kecil itu senang sekali makan. Apa pun akan masuk dalam mulut jika memang perutnya belum merasa kenyang. Dia makan banyak tanpa memikirkan resiko yang harus ditanggung; badannya menjadi gemuk.

Kala itu Jian menyukai seorang laki-laki, teman sekelasnya yang sampai saat ini masih Jian ingat namanya namun tak pernah ingin gadis itu sebutkan. Jian bahkan tahu kapan lelaki itu ulang tahun dan memberinya hadiah sekotak cokelat berbentuk hati yang Jian buat dengan usahanya sendiri. Tahu apa yang diterimanya setelah itu? Cacian dan hinaan.

Katanya, Jian buruk dan gendut. Tidak sudi menerima hadiah dari gadis buruk seperti Jian. Hari itu Jian menangis keras begitu tiba di rumah membuat kedua orang tuanya kebingungan.

Semenjak kejadian itu pula, kedua orang tuanya mulai mengatur asupan makanan gadis malang itu. Jian tidak bisa lagi makan sembarangan. Diberi jadwal ketat oleh ibu. Meskipun sekarang dirinya tak gemuk dan gembil, nyatanya, kejadian menyakitkan itu masih melekat dalam ingatan pun hatinya. Jian tumbuh menjadi gadis dengan kepercayaan diri yang rendah. Sulit bagi gadis itu untuk menerima dan mencintai dirinya sendiri; selalu beranggapan bahwa Jian buruk dan kurang di mata orang lain.

Rupanya semua itu berdampak pada kehidupan remaja hingga dewasanya. Jian tidak percaya diri menggunakan gaun harian tiapkali keluar rumah. Gadis itu selalu menggunakan celana linen atau pun celana jins yang jauh lebih kasual-jauh dari kesan girly seperti yang dilakukan Jihyo. Sebab menurut pandangannya, gaun-gaun cantik yang seringkali Jihyo kenakan tidak pantas jika dia yang menggunakannya.

Namun hari ini, berkat dorongan semangat dari salah seorang teman baiknya, Im Hara, Jian memberanikan diri kuliah mengenakan rok jins pendek serta blouse lengan pendek berwarna cream yang sederhana. Kebetulan sekali hari ini dia hanya memiliki kelas siang dan sore. Jadi tidak perlu dari pagi menunjukkan diri di area kampusnya.

"Wow, Jian! Kau cantik sekali," Salah seorang teman lelaki di kelasnya berseru antusias menyambut kehadiran Jian siang itu. Beberapa mahasiswa lain yang sibuk dengan kegiatan masing-masing pun sampai mengalihkan pandangan mereka pada Jian yang melangkah malu menuju kursi di baris belakang. Sudah dibilang bukan Jian tidak percaya diri. Dia tidak suka menjadi pusat perhatian.

AEONIAN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang