Part 6 - Ayo Putus

128K 14K 944
                                    

Tes, tes, tes satu dua tiga......

Yuhuuu aku balik lagi bareng Haikal dan Jihan.

Say hi dulu dong 👉

Spam ❤ di sini 👉

Kalian baca cerita ini jam berapa? 👉

Happy reading ❤

Ketika nanti ulang tahunku tiba, sederhana saja yang ku mau, aku ingin kamu ada untukku.
_____

Jihan berulang kali curi-curi pandang ke arah ruangan Haikal. Sudah hampir jam makan siang, dan pemilik ruangan itu belum juga datang hingga sekarang. Tidak biasanya Haikal datang terlambat apalagi sampai bolos bekerja.

Jihan ingin sekali bertanya melalui chat, tetapi ia urungkan mengingat itu akan menjatuhkan harga dirinya yang tidak seberapa ini.

"Nggak ada yang mau ngasih kado ke gue hari ini?" tanya Jihan pada semua rekan kerjanya.

"Maaf, Ji, gaji gue bulan ini habis buat bayar cicilan."

"Lagi akhir bulan nih."

"Semoga lo bahagia selalu. Kadonya nyusul ya."

"Gimana mau ngasih kado, makan malam hari ini aja gue berharap traktiran dari lo."

"Selamat ulang tahun, Jihan. Semoga orangtua lo panjang umur, adek lo tambah sukses. Pokoknya yang terbaik buat tetangga lo." Mei memang tidak pernah waras.

"Kadonya mana?" todong Jihan.

Mei pura-pura tidak dengar, dia memutar tubuhnya dan kembali bekerja. Jihan mendengkus kesal melihat tingkah rekan kerjanya itu.

Ya setidaknya Mei lebih baik daripada Haikal yang sama sekali tidak memberi kabar.

"Selamat ulang tahun." Alvian meletakkan segelas kopi di atas meja Jihan. "Kado dari gue."

Jihan tersenyum haru. Dari semua orang yang ada di bumi, hanya Alvian yang memberi kado padanya. Walau hanya secangkir kopi, tapi entah kenapa rasanya sangat berarti.

"Thank's."

"Pernah dengar filosofi kopi?" tanya Alvian.

Jihan menatap penuh minat.

"Saat kopi yang telah diseduh terlalu manis, orang akan mengatakan kebanyakan gula. Saat terlalu pahit, orang akan katakan kurang gula. Jarang orang-orang mengatakan kebanyakan kopi atau kurang kopi."

"Terus?" tanya Jihan penasaran.

"Tau intinya apa?"

Jihan menggeleng. Alvian terdiam, dia tatap Jihan dengan dalam. Membuat Jihan semakin penasaran dengan kelanjutan filosofi kopi versi Alvian.

"Nungguin ya?" goda Alvian

Jihan merenggut. "Intinya apa?!"

"Intinya lo nggak cocok sama Pak Haikal."

"Kampret!" maki Jihan dengan kesal. Tawa Alvian pecah, tanpa rasa bersalah dia pergi meninggalkan meja kerja Jihan.

"Filosofi kopi itu akal-akalan lo aja, kan?" teriak Jihan pada Alvian.

"Pikir aja sendiri," balas Alvian.

Jihan tidak lagi menanggapi. Ia periksa ponselnya yang ada di atas meja. Barang kali ada pesan masuk dari Haikal. Sayangnya hanya ada chat dari orangtua dan keluarga yang mengucapkan selamat ulang tahun pada Jihan. Ia balas pesan itu satu per satu dengan tulus.

Pemeran UtamaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora