"Shela" panggil Vano dalam hati.ya,Vano hanya memanggilnya tanpa mengeluarkan suara.

tak berselang waktu lama Shela yang mulai mengakhiri kontak mata dengan Vano.ia tidak ingin berlama lama menatap cowok itu.

****

suasana kelas dua belas mipa satu kini mulai sepi sangat sepi.lihat saja kursi kursi yang semulanya memiliki majikannya masing masing kini mulai tak ada.bahkan suara suara teriakan atau canda tawapun sudah tak ada.seolah olah ruangan ini tau betul kalau ada seseorang yang sedang membutuhkannya.lihat saja hanya tersisa satu gadis yang sedang terduduk di depan kaca jendela sehingga sinar matahari mampu memberikan pantulan cahaya indah mengenainya.dengan kedua mata yang di biarkan terpejam di iringi headset bertegger di telinganya.dengan alunan musik berdentum-dentum mengisi irama hatinya.seolah olah alunan musik ini tau suasana isi hatinya sekarang.

tanpa Shela sadari di balik pintu terdapan seseorang yang sedang berdiri tegap.siapa lagi kalau bukan Vano.jujur tujuan awal Vano menemui Shela hanya karna ingin segerah menyelesaikan masalah di antara mereka.ia tidak ingin jika nantinya masalah ini akan berakibat buruk.tapi saat Vano melihat gadis itu sedang duduk dengan kedua mata terpejam membuat ia tak tega harus berbicara padanya.apa lagi mood gadis itu sedang tidak baik.

dengan sangat terpaksa Vano berjalan melewati kelas Shela.tujuannya sekarang hanya ingin berjalan dan terus berjalan.sampai kedua langkah kakinya menginjakan ke area lapangan baseball.gedung gedung tinggi berjejer rapi di ikuti dengan pepohonan yang ada disana.banyak dari para siswa siswi berlalu lalang disana.sesekali mereka memperhatikan Vano yang sedang berjalan sendiri tanpa di temeni dengan kedua sahabatnya.

Vano tak memperdulikan beberapa tatapan dari siswa siswi yang memperhatikanya.tak butuh waktu kurang dari tiga menit ia mulai duduk di atas kursih panjang.dengan menghadap lapangan baseball angin sepoi sepoi yang begitu sejuk menerpa dirinya.bahkan beberapa dedaunan jatuh ke bawah.

saat Vano sedang asik dengan pikirannya tiba tiba dari kejauhan ia di kejutkan dengan kedatangan kedua sahabatnya.

"woi!" teriak Rio dan Kevin.

"lo dicari cari dari tadi malah disini" perotes Kevin yang sudah duduk di samping Vano di ikuti dengan Rio.

"awalnya kita kira lo lagi sama Shela,ternyata nggak" potong Rio "gue tadi liat Shela di kelas diem aja kayak lagi ada masalah"

"nah kalau ini gue setuju.tadi tuh ya Shela tuh aurahnya beda kayak bukan Shela" balas Kevin

"anjir lo kira Shela hantu"

"nggak gitu maksud gue  Rio..." gemes Kevin.

"jangan bilang kalian lagi berantem?" tebak Rio tanpa memperdulikan Kevin.

awalnya dugaan Rio salah.tapi saat melihat tidak ada respon dari Vano membuatnya sedikit kaget.bagaimana bisa hubungan Vano dan Shela sekarang sedang dalam masalah? bukannya kemarin kemarin mereka baik baik saja?

"Van..." panggil Rio

Kevin yang awalnya ingin memberikan sumpah serapan pada Rio kini mulai ia urungkan.saat melihat suasana ke adaan sekarang sedang dalam keadaan serius.

"Shela udah tau semuanya" jelas Vano.sebenarnya ia tidak ingin menceritakan masalahnya dengan mereka.tapi cepat atau lambat mereka akan tau juga.

"maksud lo?" tanya Rio,Kevin bebarengan seakan akan mereka masih belum paham dengan apa yang di katakan oleh cowok itu.

"Shela tau kalau gue dulu pernah suka sama Dinda.dan kemaren dia liat gue lagi sama Dinda"

"serius lo?!" teriak Kevin

ALVANO (SELESAI)Where stories live. Discover now