3. Muka Pengin

5.1K 1K 102
                                    

Baca part ini jam berapaa?
Minta tolong bantu tandain kalo ada typo ya!
Happy reading!

Sejak awal seharusnya aku tau kalau traktiran yang dijanjikan Mas Kev itu nggak berarti apa-apa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sejak awal seharusnya aku tau kalau traktiran yang dijanjikan Mas Kev itu nggak berarti apa-apa. Dia memang mentraktirku, tapi juga bersama Eliza dan teman setongkrongannya. Selama makan obrolan didominasi oleh geng mereka, sementara aku dan Eliza lebih banyak diam.

Namun aku tetap bersyukur mendapat traktiran itu. Selain karena uang sakuku jadi masih utuh selama seminggu, aku juga bisa tahu lebih banyak soal Mas Kev. Dari gaya obrolannya dengan teman-temannya, aku langsung merasa kalau keputusanku untuk menyukainya itu nggak salah.

Aku nggak menyangka kalau ternyata ada manusia yang punya selera humor lebih rendah dari aku. Kalau selera humorku sudah di bawah KKM, maka selera humor Mas Kev jauh lebih rendah lagi.

Kadang dia bisa terbahak-bahak cuma mendengar celetukan temannya yang bahkan menurutku nggak lucu sama sekali. Dan setiap ia tertawa terlalu kencang, kedua telinganya memerah, lalu merambat sampai seluruh wajahnya. Membuat dia tampak lebih menggemaskan.

"Lo udah bayar camping?" Sandra bertanya ketika kami baru saja keluar dari kelas.

Hari ini Eliza nggak berangkat. Katanya sih, bangun kesiangan. Jadi aku sama Sandra bakal makan berdua aja di kantin. Bagas dan teman-temannya baru kuliah nanti sore, jadi nggak ada gunanya kami nongkrong di Warmindo.

Aku menggeleng, meningkahi pertanyaan Sandra. "Mau izin dulu sama Bunda."

"Dari kemaren belum izin?"

Lagi-lagi aku menggeleng. "Bunda tuh agak rempong kalo masalah ginian. Harus pake tak-tik khusus buat bujukinnya."

"Perlu gue bantu omongin nggak nih?"

"Malah makin nggak boleh ntar," tolakku halus.

Ceritanya grup Demis Panitia OSPEK 2019 mau mengadakan camping di pinggir pantai. Entah ide dari mana, tau-tau pada rame membahas pantai di grup. Padahal grup itu sudah sepi selama beberapa bulan belakangan, mengingat acara kita memang sudah selesai.

Kata Mas Ilham, selaku ketua panitia, "Dalam rangka mempererat tali persaudaraan. Masa begitu selesai OSPEK, langsung nggak komunikasi lagi sih?"

Lalu Mas Rizky menambahkan, "Hitung-hitung sebagai hiburan biar mengobati stres gitu, sebelum UAS."

Kemudian tanpa babibu, mereka langsung membuat daftar, siapa saja yang mau ikut. Mas Ilham bilang, "Ini nggak wajib kok. Biaya patungannya agak gede juga kan, jadi yang keberatan nggak usah ikutan nggak papa."

"Yang pengen banget ikut, tapi nggak ada biaya buat patungan, bisa chat koor HPD biar dikasih keringanan biaya," imbuh Mas Kevlar dalam grup chat tersebut.

Tak lama kemudian, si koor HPD langsung muncul sambil mencak-mencak. "Apaan sih, Kev, kok bawa-bawa gue?"

"Kenapa pelit banget sih? Kan daripada duit lo nganggur, Yon," balas Mas Kev.

Perfectly Wrong Where stories live. Discover now