2. Ditraktir

5.4K 1K 106
                                    

Mohon bantu tandain kalo ada typo ya!

Kalian baca cerita ini jam berapa?

Btw pengen dong, spam komen tiap inline gituuu!

Btw pengen dong, spam komen tiap inline gituuu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hari ini mereka nggak basket."

Ucapan Sandra berhasil meredupkan semangatku. "Kenapa?"

Sandra memutar bola matanya. "Ya suka-suka mereka dong! 'Kan mereka main basket sekadar hobi aja, bukan disuruh siapa-siapa."

Aku mendengus. Memang benar sih, cuman sebagai penonton aku tetap kecewa. Masalahnya minggu lalu, mereka yang biasanya main basket hari Jum'at dimajukan secara mendadak jadi hari Kamis, makanya aku nggak nonton. Terus hari Jum'at minggu ini, mereka nggak main basket.

"Lo dikasih tau Bagas?" tanyaku lagi, masih tidak percaya.

Dia mengangguk, kemudian menunjukkan ponselnya padaku. Rupanya itu roomchat dengan Bagas yang menyebutkan, "Gak basket. Ke Bukit Bintang aja yuk, ntar sore."

Setelahnya pesan berlanjut dengan membahas rencana kencan mereka, tanpa ada penjelasan lebih lengkap kenapa mereka nggak basket. Masalahnya sudah dua bulanan ini, mereka selalu rutin main basket setiap hari Jum'at. Baru minggu kemarin aja jadwalnya tiba-tiba berubah. Dan minggu ini malah ditiadakan.

"Lo kok keliatan kesel gitu sih, sama Iren? Bukannya lo sangat mendukung Iren naksir Mas Kev?" Eliza menatap Sandra penuh selidik.

"Ya gimana nggak kesel? Iren tuh nanggung banget kalau naksir cowok! Maksud gue, semisal lo naksir, ya ayo dikejar beneran. Bukannya kalo di depan orangnya jadi sok kalem, sok nggak peduli gitu. Padahal di belakangnya berisik banget gini," cerocos Sandra sambil lebih dulu duduk di salah satu meja kantin. "Kalo lo suka sama Mas Kev cuma buat ngefans gemes gitu, gue males deh jadinya!"

Aku nggak menanggapi ucapan Sandra, memilih untuk mengedarkan pandangan ke sekitar. Suasana Warmindo cukup lengang, karena sebagian besar cowok sedang salat Jum'at. Sebenarnya aku nggak sesuka itu sama makanan di sini. Cuman kalau hari Jum'at begini, biasanya Bagas, Mas Kevlar dan kawan-kawan suka salat Jum'at di masjid kampus, kemudian lanjut makan di Warmindo.

Salah satu hal yang kubenci dari Warmindo itu adalah pelanggannya didominasi sama cowok. Mengingat kalau di kantin kampus nggak boleh merokok, Warmindo menjadi pilihan paling oke buat mereka yang mau makan siang, dilanjut merokok. Dan Mas Kev juga termasuk ke dalam golongan cowok-cowok penyebab polusi udara itu. Sehingga mau nggak mau aku menginjakkan kaki di warung penuh asap rokok ini. Meski makanannya nggak seenak itu, rasanya tetap bakal nikmat karena kusantap sambil mencuri-curi pandang ke arah Mas Kev.

"Gimana sih, Ren? Kemarin lo bilang kalau kemungkinan lo pacaran sama Mas Kev tuh lumayan besar, karena sekampus dan kalian saling kenal?" sahut Eliza.

"Tergantung mau dilihat dari sudut pandang mana sih. Kadang gue ngerasa peluang gue buat deket sama Mas Kev tuh gede banget. Apalagi gue kan juga lumayan akrab sama Bagas gara-gara Sandra. Tapi di sisi lain, pas lihat dia punya fans bejibun, gue langsung mundur teratur deh. Rasanya dia makin jauh buat dijangkau. Jadi gue suka dia ya cuman buat lucu-lucuan aja. Buat hiburan tiap hari biar makin semangat kuliah, karena ada yang pengin gue lihat," selorohku. "Lagian nggak mungkin juga gue ngejar-ngejar dia kayak yang disuruh Sandra gitu. Yang ada ntar dia malah ilfeel sama gue."

Perfectly Wrong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang