𝟐𝟎 ; 𝖆𝖞𝖔 𝖇𝖊𝖗𝖍𝖊𝖓𝖙𝖎

930 308 54
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana di rumah Jungwon terlihat begitu panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana di rumah Jungwon terlihat begitu panas. Bukan udaranya tapi atmosfernya. Sunoo berkali-kali naik pitam karena Jungwon yang membuatnya repot. Pria itu berniat untuk berhenti. Tidak lagi bercampur tangan dengan kasus study death. Biarkan polisi saja yang menangani semua.

"Ayo berhenti!"

"GAK!" Sunoo menghardik Jungwon kesekian kalinya.

"Gue ga mau sampe ada korban lagi, Sun... Udah cukup Heeseung, Jake, sama Jay. Setelah itu, nothing," desak Jungwon sedari tadi.

"Lo mau ngebiarin Niki berkeliaran? Setidaknya kalo lo bener-bener sahabat Niki, tuntun dia ke jalan yang bener. Dan kalo lu juga sahabat Heeseung, Jake, sama Jay. Lo harusnya berusaha buat mereka memperoleh keadilan."

Jungwon terbungkam. Ia sempat bimbang beberapa detik. Namun, kebimbangan sudah menguasai pribadinya. "Tapi..."

"KALO LO GAMAU LANJUT, SILAHKAN! GUE BISA SENDIRI! LAGIAN LO GA BERGUNA!"

Hati Jungwon mendadak linu. Tadinya dirinya akan mempertimbangkan keputusan. Tapi, perkataan Sunoo membuat pria itu terlanjur geram.

"TERSERAH!" Jungwon membalas dengan bentakan yang tak kalah keras.

Sunoo meraih kasar brankas yang tergeletak di meja. Menatap mata Jungwon dengan kemarahan.  Sebelum berakhir meninggalkan kediaman Jungwon dengan jas hitam sisa pemakaman tadi.

♡̷୨୧

Langkah Sunoo terhenti di depan apartemen Monday. Pria itu mengingat sesuatu yang membuat semuanya terlihat begitu janggal.

Ini tentang Soojin. Wanita yang Niki sukai.

Pertanyaannya. Kenapa pria itu membunuh wanita yang statusnya berhasil membuat Niki menaruh hatinya. Sunoo merogoh saku, mengambil ponsel dengan tujuan menghubungi Jungwon.

Tetapi, teringat jika mereka sedang berada di situasi sulit. Sunoo segera membatalkannya. Ia menggeleng pelan dan membuka pintu apartemen Monday secara perlahan.

Benar kata Heeseung jika apartemennya belum di kemas. Sunoo mengarahkan senternya. Menerangi ruangan gelap penuh debu tersebut.

"Cari hape Monday,  gue tau pelakunya bakalan ngincer tuh hape, jadi gue jatuhin di apartemennya sebelum lari keluar," Sunoo dan Jungwon mendengarkan saran Heeseung yang masih terbaring di ranjang rawat.

"Ga ada sandinya?" Tanya Jungwon penasaran

Heeseung menggeleng. "Denger, pas kalian nyari—

Mereka mendekatkan kepala satu sama lain. Heeseung berbisik, membisikan sebuah rencana yang akan mereka lakukan.

Terlihat begitu bahaya karena Jungwon berkali-kali memaki rencana yang Heeseung sampaikan. Pria itu terlalu gusar.

Sunoo membungkuk. Menilik bawah meja makan, melihat benda yang tidak asing. Terlihat berkilauan saat ia arahkan senternya. Itu case yang ponsel Monday gunakan. Softcase berbahan glitter.

Pria itu meletakan brankas yang sedari tadi ia dekap. Tangannya bergantian untuk meraih benda pipih tersebut.  Meniup segelintir debu yang menempel. Ia menyalakannya. Melihat semua isi ponsel tersebut. Sunoo menekan ikon sms. Membaca pesan-pesan terakhir.

Soojin

|Monday....

Dalem beb|

|Gue mau curhat, tapi lo jangan
jealous.

Santai, palingan gue santet.g|

|Tadi di halte gue denger kalo
Niki suka sama gue.

?? Siapa yang bilang|

|Sunoo

Sunoo mengingat betul waktu itu Monday sempat bertanya pasal ini. Wanita itu juga  terlihat sedang bermusuhan dengan Soojin. Sunoo melihat Monday bertengkar dengan wanita itu di kamar mandi, lorong rak sepatu, dan sempat melihat Monday menampar Soojin di halaman belakang sekolah. Sunoo melihatnya ketika menemani Jay merokok di lorong belakang.

Terus?|

|Gue mau conffes besok

Lo gila? Lo tau sendiri|
Gue suka sama Niki

|Tapikan Niki sukanya
ke gue.

Monday hanya membaca pesan tersebut. Tanpa balasan yang wanita itu utarakan. Amarahnya pasti sudah tersulut. Ia masih tidak percaya sahabatnya sendiri berbuat seperti itu.

Beberapa hari setelahnya sekitar pukul 10 malam Soojin menelepon Monday lima kali. Namun, statusnya hanya panggilan tak terjawab. Entah sengaja diabaikan atau memang Monday tak merasakan getaran pada ponselnya.

Dan pada hari yang sama pukul 10.53 malam Monday menelepon kepolisian.

Sunoo mematikan ponsel Monday. Ia sudah tau apa yang terjadi pada Soojin. Tapi masih tidak mengerti dengan cara berfikir Niki. Apakah Soojin membuat kesalahan hingga Niki melakukan hal nekat pada wanita yang notabennya adalah pujaan hatinya.

Ia meraba-raba lantai. Berusaha meraih brankas yang ia letakan tak jauh dari tempatnya berada. Tak ada yang tanda-tanda brankas tersentuh. Sunoo pun merasa keanehan. Ia mengarahkan senternya, brankasnya sudah menghilang.

Pria itu kalang kabut, mengarahkan senternya kesana kemari. Namun, tak ada tanda-tanda jika brankas berada di sana. Secara mendadak ada sebuah tangan yang membungkam mulut Sunoo dengan bius. Memicu berkurangnya kesadaran pria itu.

— 𝘁 ㅤ𝗯ㅤ 𝗰 —

much love sun

Stud(y)eath ★ Enhypen [ END✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang