𝟏𝟗 ; 𝖌𝖔𝖔𝖉 𝖇𝖞𝖊

951 315 49
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akkhh," mulut Heeseung terbuka lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akkhh," mulut Heeseung terbuka lebar. Ia tak bisa bernafas, ada sebuah tangan mencekik leher pria itu. Heeseung berusaha menyingkirkan tangan tersebut dari sana. Namun, cekikkannya bertambah kuat.

Pria itu sudah berusaha mengambil nafas dari mulutnya. Secara tiba-tiba hidungnya tak berfungsi dengan baik. Ia berusaha meraih benda di nakas.

Sangat menyiksa, tak ada udara yang berhasil dia hirup. Tangannya gemetar meraih gelas yang berada beberapa inci lagi dari jarinya. Dadanya sangat sesak.

Heeseung berkedip. Maniknya mengeluarkan air mata bersamaan dengan paru-parunya yang mulai sangat sesak. Ia belum berhasil meraih gelasnya.

Ia merasakan ajalnya semakin dekat. Tak ada tenaga lagi untuk menggerakkan jarinya. Seakan terburu-buru, cekikkannya malah bertambah kuat. Dadanya seperti akan meledak.

I-ibbu...

Heeseung membatin. Kenangannya bersama ibunya tiba-tiba terputar begitu saja disaat-saat seperti ini. Pria itu menggerakkan kakinya. Menendang-nendang angin. Berharap akan ada orang yang menolongnya.

Naas, perlahan pergerakan dari Heeseung mulai melemah. Tangannya yang tadi memberontak sekarang terkulai lemas. Kakinya yang baru beberapa detik ia gerakan sebagai bentuk perlawanan sekarang berangsur-angsur terhenti.

Seakan kelopak mata Heeseung sangat berat. Maniknya terpejam padahal dia sudah berusaha untuk tetap terjaga. Tetapi pandangannya memburam. Sebelum akhirnya ia benar benar menutup matanya.

Tittttt....

Bersamaan dengan bunyi panjang tersebut setetes air mata keluar dari kelopak pria itu. Sebagai tanda jika Heeseung mengatakan salam terakhir pada dunia.

Garis pada layar monitor yang terhubung dengan badan Heeseung berjalan tanpa frekuensi. Datar dan lurus. Bayangan seseorang pergi dari ruang rawat samar-samar terpantul pada layar.

♡̷୨୧

"Aku tahu, Niki yang membunuh saudaraku. Juga pelaku dibalik kasus study death," masih dalam menyondorkan pistol. Jay memberitahu semuanya. "Yang terpenting, aku memiliki buktinya."

Ayah Niki menunjukan kepanikannya secara samar. Orang itu menurunkan kakinya dari meja. Menyatukan kesepuluh jarinya ia menatap Jay sambil terkekeh.

"Niki? Dia tidak seberani itu."

"Anda terlalu mempercayai anak sendiri. Padahal dia meniru ayahnya."

Kening ayah Niki berkerut. Pria itu merentangkan tangannya lalu ia senderkan ke kepala sofa. "Kalau begitu tunjukan buktinya tentang semua yang kau katakan."

"Aku tidak bodoh, anda pasti akan mengambilnya dariku. Sebagai perlindungan ayah pada anaknya, right?"

Ayah Niki terkekeh sambil beranjak dari sana. Pria itu mendekat ke arah Jay. Mendekatkan dahinya sendiri pada pistol yang Jay sondorkan.

Jay memundurkan badannya beberapa inci. Tangannya gemetar.

"Kenapa? Takut? Hanya tarik pelatuknya, aku langsung tumbang, lakukan!"

Lelaki itu menurunkan pistolnya. Mundur dari sana untuk menjaga jarak membuat sang tua kembali terkekeh dengan kepala yang ia naikan.

"Kau temannya Heeseung? Sayangnya Niki baru saja mengirimkan pesan padaku, jika ia sedang menjenguk temanmu itu di rumah sakit. Mungkin kau harus menunggu lebih lama lagi agar bisa bertemu dengan Niki, ia terlihat sibuk akhir-akhir ini."

Jay menyadari keanehan. Sela beberapa detik pria itu keluar dari kediaman Niki dengan terburu-buru. Ayah Niki yang sudah berada di pertengahan tangga melihat Jay berlari dari jendela. Kemudian ia tertawa singkat, melanjutkan meniti tangga sambil bersiul samar.

Sudah berapa kali naas di bagian ini? Kali ini naas kembali muncul. Dari kejauhan sebuah taxi berguling begitu mengerikan. Menyapu kendaraan yang waktu itu sedikit ramai. Terjadi tabrakan beruntun. Di persimpangan jalan.

Mengarah kesebuah taxi yang oleng terlebih dahulu dari yang lain. Taxi tersebut dalam keadaan terbalik. Mobilnya sudah tak berbentuk. Kaca yang begitu kuat sudah pecah begitu saja. Memperlihatkan seorang yang kita kenal dengan darah di sekujur tubuhnya. Ia berusaha melepaskan diri dari jeratan sabuk pengaman. Keluar dari jendela tanpa kaca tersebut.

Ia berjalan tertatih-tatih mencari pertolongan. Kembali naas, mobil taxi yang masih berada dekat dengannya meledak. Membuat tubuh pria itu terpental kesebuah mobil yang berjarak lima meter di depannya. Ia terbanting sangat keras, membuat kaca mobil tempatnya mendarat retak. Kemudian matanya perlahan tertutup.

10 meter dari ledakan. Seorang pengemudi truk mengotak-ngatik ponselnya. Ia menelepon seseorang. "Beres."

— 𝘁 ㅤ𝗯ㅤ 𝗰 —

much love sun

Stud(y)eath ★ Enhypen [ END✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang