𝟏𝟏 ; 𝖘𝖚𝖘𝖕𝖊𝖈𝖙

974 360 89
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dimana Monday?" Tanya Jay di balik kaca pembatas antara pengunjung dan tahanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dimana Monday?" Tanya Jay di balik kaca pembatas antara pengunjung dan tahanan.

Tak ada jawaban dari Jungwon dan Heeseung. Mereka merasa bersalah karena tidak bisa menjaga wanita itu dengan benar.

"Pertama-tama sorry bro, d-dia... Tewas. Makannya kita ke sini."

Jay menggebrak meja. Hanya Monday satu-satunya orang yang bisa membebaskan dirinya dari sini. Kesaksiannya sangat penting. Namun, sekarang seakan pelaku punya banyak informan. Monday bahkan menjadi target selanjutnya.

Karena keributan, Jay di giring masuk secara paksa oleh penjaga. Meninggalkan Sunghoon yang memijat pelipisnya.

"Kenapa? Secepat ini?" Desis Sunghoon.

"Maaf, kita bahkan kaget liat tubuh Monday tergantung di pohon dekat lapangan," jelas Jungwon gemetar. Ia masih ingat jelas memori kelam itu.

"Siang hari?"

"Bukan. Terjadi malam hari. Kita lagi nyari kunci loker Monday yang tiba-tiba ilang. Kayaknya jatuh waktu dia mau pergi buat bahas semuanya."

"Ada goresan?" Tanya Sunghoon penasaran.

Heeseung mengangguk. "Jawaban kimia. Struktur atom dan konfigurasi elektron. Crazy right?"

Pria yang duduk di sebelah Heeseung memeluk dirinya sendiri. Jungwon bergidik. "Liat rumitnya konfigurasi aja gue dah merinding. Apalagi liat keduanya ada di- grrrr."

Jari-jari Sunghoon perlahan mengetuk meja. Ia sedang berfikir. "Monday ngomong apa aja waktu pembahasan?"

Jungwon menggendikkan bahunya tanda tidak mengingat semuanya.

"Dia cuma bilang kalo semua yang Jay minta udah dia lakuin," jawab Heeseung.

"Terus gimana? Semuanya ada di loker dia?"

Heeseung mengangguk. Membuat Sunghoon menghela nafas sekaligus meluruhkan punggungnya di senderan bangku. "Kuncinya?"

"Belum ketemu," Jungwon menyahut dengan nada kesal.

"Jangan sampe Sunoo sama Niki nemu kuncinya."

"Niki?" Heeseung dan Jungwon saling tatap. Mereka hanya mencurigai Sunoo. Namun, kenapa Sunghoon menyebut nama Niki?

Di balik kaca itu, Sunghoon mengangguk penuh arti.

"T-tapi... Ga mungkin Niki lah! Dia ada di jepang waktu EJ dibunuh."

"Gue ga berfikir Niki pembunuhnya. Tapi, bisa jadi dia jadi tangan kanannya Sunoo."

"Tapi kenapa curiga ke Sunoo?" Heeseung tampak berfikir. Ia masih belum mengerti.

"Dia yang gak pernah terlibat dalam kasus itu. Waktu kejadian EJ, gue liat Sunoo ngirim pesan ke Niki. Sunoo ada di lokasi, tapi dia ga ikut diintrogasi. Aneh kan?"

"Jadi kita harus gimana?"

"Cari tau apa isi loker Monday. Gue yakin, setelah lo tau. Kalian bakalan ngerti sendiri harus ngapain."

Sunghoon berdiri dari duduknya. Waktu kunjungan sudah selesai. Ia harus kembali ke dalam sel tahanan. "Satu lagi. Jake juga ga bisa dipercaya. Bisa jadi dia sama Jay yang impostornya."

Kedua pria itu keluar dari kantor kepolisan. Berjalan dengan pertanyaannya masing-masing. Mereka masih belum mengerti.

"Tangan lo kenapa?" Tanya Jungwon melihat luka kecil di lengan Heeseung.

"Oh tadi siang, gue kecoret pulpennya Niki."

"Kecoret?"

Heeseung mengangguk. "Aneh kan? Pulpen bisa setajam itu. Juga kayaknya tuh pulpen ga ada tintanya. Apa emang tintanya jadi ga berfungsi pas kena kulit gue."

"Pensil kali yang lo maksud. Pensil kan bisa tajem kalo abis diasah. Terus juga ga bakalan bekerja kalo kena kulit."

"Ah iya, kayaknya deh. Soalnya dia juga lagi ngasah pas gue datengin," ringis Heeseung merasa berbuat kesalahan.

- 𝘁 ㅤ𝗯ㅤ 𝗰 -

much love sun

much love sun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝓝. mukanya monday aneh banget sialan

Stud(y)eath ★ Enhypen [ END✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang