𝟑 ; 𝖋𝖎𝖗𝖘𝖙 𝖈𝖆𝖘𝖊

1.5K 455 156
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wanita berumur 24 tahun ditemukan sudah tak bernafas dengan kondisi mengenaskan, polisi menyatakan jika ini sebuah kasus pembunuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wanita berumur 24 tahun ditemukan sudah tak bernafas dengan kondisi mengenaskan, polisi menyatakan jika ini sebuah kasus pembunuhan. Para pihak kepolisian sedang kalang kabut mencari pelaku dibalik kasus ini."

Seseorang tersenyum tipis mendengar apa yang televisi beritakan. Ia meraih secangkir kopi, meneguknya. "Polisi cepat juga ya?"

"Sisa 4."

Terlihat sosok lain berdiri di belakangnya. Memegang secarik kertas. Jika dilihat tak ada hubungannya dengan apapun. Karena kertas tersebut hanya berisi daftar nilai. Bahkan untuk dihubungkan dengan perkataannya yang 'sisa 4' masih tidak masuk akal.

Sulit dipahami.

♡̷୨୧

Menuju TKP.

Garis kuning mengelilingi sebuah pohon. Dimana wanita yang diduga sebagai korban tergantung dengan kail ikan berukuran besar menancap di dalam tenggorokanya. Kail tersebut yang digunakan untuk menggantung korban.

Dilihat dari kondisi mayat tersebut. Banyak sekali simbol-simbol aneh tergores pada seluruh tubuhnya. Beberapa polisi bahkan tak ingin melihat jasad sang korban.

Penuh dengan luka, kulitnya begitu lembab karena darah keluar dari mana-mana. Bahkan telapak tangannya mengalami keriput.

Pihak forensik sibuk menguak barang bukti yang ada di tubuh korban. Tak ada apapun yang bisa dijadikan sebagai clue. Sidik jari pelakupun tidak ada. Hanya ada satu sidik jari pada korban, tentu saja itu sidik jarinya sendiri.

♡̷୨୧

"Jauhin itu dari gue, mual perut gue nih!"

"Pembunuhnya terlalu kejam ga sih?"

"Hooh, liat aja. Dia bahkan sampe gores kulit korbannya. Sampe kayak gini, liat deh!"

Sunghoon menyumpal telinganya menggunakan headset. Sepanjang koridor ia hanya mendengar topik yang sama. Ia tak mau mendengarnya lagi.

Sampai di kelas, ia duduk di tempat. Sudah ada EJ yang duduk mengisi kursi belakangnya. Sunghoon melepas headset nya ketika kelima temannya mendekat.

"Gila banget ga sih pelakunya?" Jake mengawali pembicaraan.

"Punya penyakit jiwa kali, masa tubuh manusia di gores-gores gitu. Mana goresannya rumus matematika," sambung Jungwon menyetujui perkataan Jake.

"Ngomong-ngomong... Kok mirip soal ulangan kemarin ya?" Perkataan Sunoo membuat temannya memeriksa kembali berita yang ada di ponsel. Polisi sudah menulis ulang goresan yang pelaku ciptakan di kulit korban. Dan benar saja. Mereka saling memandang.

"Pelakunya?" Heeseung menerka dengan wajah pucat pasi. "Ada di sekolah ini?"

"Lebih tepatnya di organisasi ini, goldwin lab!" Jay yang daritadi diam, berbicara serius. "Soal ulangan kita beda sama soal ulangan lainnya."

"Jadi lo nuduh orang di antara kita?" Tanya Jungwon waspada, mendapat anggukan singkat dari Jay.

"Omong kosong!" Sunghoon berdiri dari duduknya. Memasang kembali headset yang sempat ia lepas tadi. "Inget, yang tau soalnya bukan cuma kita. Tapi guru juga!"

Pria itu menghilang ditelan daun pintu. Menimbulkan tanda tanya pada mereka yang ditinggalkan.

EJ yang menyadari ada keanehan dari Sunghoon tak bisa berbuat apapun. Pria itu menatap pintu dimana sosok Sunghoon terakhir terlihat. Secara diam-diam EJ juga menyimak perbincangan mereka sedari tadi.

"Bukan Sunghoon kan? Pelakunya?" Desis EJ mencoba menepis pemikirannya.

— 𝘁 ㅤ𝗯ㅤ 𝗰 —

much love sun

Stud(y)eath ★ Enhypen [ END✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang