𝟐 ; 𝖏𝖆𝖟𝖆𝖗𝖑𝖊𝖆

2K 497 182
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak waras ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak waras ya?"

Langkah Niki terhenti. Menguping pembicaraan dua orang yang berada di lorong loker. Ia tidak akan menguping tanpa ada tujuan. EJ adalah alasan Niki melakukan tindakan tersebut.

"Kakak ga perlu bales perasaan aku kok."

"Stop ngejar-ngejar gue, lo ga ada gunanya."

"Ada! Aku bisa berbagi materi dari goldwin lab, buat kakak."

Bisa ditebak jika EJ sedang berusaha menarik perhatian dari seseorang.

Bel berbunyi membuat perbincangan mereka berakhir di sana. Niki melihat seorang pria keluar dari lorong. Lalu dikagetkan oleh EJ yang memergokinya.

"N-niki?" Wajah EJ berubah pias. Pria itu menunduk, tak tahu harus berkata apa.

"Gapapa, mau gue bantu?"

EJ tercekat, tak menduga ucapan yang Niki lontarkan padanya. "Bantu?"

"Iya, bantu dapetin Young— kak Youngbin maksud gue."

"Caranya?'

"Pikir sendiri lah, kalo lo perlu bantuan buat ngejalaninnya, tinggal calling-calling gue," Niki membentuk jarinya mirip seperti telepon lalu menempelkannya pada telinga. Melambaikan tangan sambil beranjak dari sana.

"Ternyata Niki ga seseram apa yang gue lihat."

♡̷୨୧

"Niki di mana?"

Heeseung memutar bola matanya malas. Mendapati seorang gadis bergabung dalam obrolannya bersama lima temannya yang lain. Hanya untuk menanyakan keberadaan sang pujaan hatinya, Niki.

"Kasian Niki, rambutnya rontok akhir-akhir ini. Jadi gue bawain vitamin rambut buat dia."

Alis Heeseung terangkat sebelah. Heran dengan gadis yang terobsesi dengan Niki itu. "Kok lo tau?"

"Gue juga tau, kalo cancut Niki sekarang warna ijo."

Lantas mendengar tuturan dari gadis tersebut. Mereka saling memandang, dan bergidik ngeri.

"The Real Penguntit," Jake menggelengkan kepalanya heran.

"Pantes aja rambut Niki rontok, dia stress kali gara-gara lu buntutin terus," Jungwon dengan kaki yang ia naikan satu berusaha membuat gadis tersebut merasa bersalah.

Namun, gadis yang biasa di panggil Monday dengan hobi memotret itu tidak menunjukan reaksi apapun.

"Itu Niki," tutur Monday menunjuk salah satu orang yang berada di kerumunan. Manik teman Niki menyipit secara bersamaan. Mencoba mencari sosok yang Monday maksud.

"Mana njir?" Tanya Jungwon tak melihat keberadaan Niki. Disusul oleh anggukan lainnya yang juga tidak melihat sosok Niki.

"Buka mata lebar-lebar. Masa cowok ganteng kayak Niki aja sampe ga bisa diliat. Itu nyempil di balik si gendut."

Beberapa detik setelahnya Niki keluar dari punggung lebar orang yang berada di depannya. Barulah mereka melihat sosok dengan sorot mata tajam tersebut.

"Gila, lo punya bakat penguntit kayaknya," heran Jungwon merasa jika penglihatan Monday begitu akurat.

Jay terseyum miring. "NIKI!! CANCUT LO WARNA IJO YA?!!"

Teriakan Jay yang mengisi seluruh penjuru kantin membuat atensi mereka terpusat kan pada Jay.

Sunoo bahkan sampai menyemburkan minumannya karena terkejut dengan Jay. Sedangkan Monday sebagai sumber informasi 'cancut ijo' memijat pelipisnya.

"Gue cabut duluan," itu Sunghoon. Meraih ranselnya lalu pergi beranjak dari sana. Meninggalkan kerumunan kantin yang mengelilingi Jay dan Niki. Mereka sedang beradu jotos di sana. Dengan Sunoo yang tentunya sebagai pemisah. Walau sesekali pria itu harus ikut terkena dampaknya.

— 𝘁 ㅤ𝗯ㅤ 𝗰 —

much love sun

Stud(y)eath ★ Enhypen [ END✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang