41. Life Is Hard

123K 11.6K 2.8K
                                    

Jaemin berdiri di halaman rumah dengan tatapan cemas sambil meremat ponselnya.

"Jisung~ah... Kau kemana?"

Drrrtttt..... Drrrtttt...

Ponsel Jaemin bergetar.

"Ohh, Haechan~ah. Wae?"

"Sudah menemukan Jisung?"

"Belum, dia tidak mengangkat telepon ku..."

"Dasar bodoh. Kau bisa melacak ponselnya! Apa yang kau lakukan dari tadi?!"

Jaemin menutup matanya, dia baru menyadari kebodohannya.

Jaemin lantas mematikan sambungan telepon itu, dan melacak keberadaan adiknya .

"Sungai Han..." Gumam Jaemin pelan.

Jaemin egera mengambil kunci mobil dan pergi menuju lokasi tempat Jisung berada.

"Jadi selama ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi selama ini..."

"Aku sendirian..."

Jisung menghela nafas pelan. Udara malam ini sangat dingin, dan air matanya sudah tak lagi bisa keluar.

Jisung menatap hamparan sungai Han yang begitu luas. Dengan lampu lampu kota Seoul yang tampak sangat indah.

"Chenle itu tidak ada..."

Jisung duduk di pinggir sungai Han itu. Matanya menatap kosong ke arah langit.

"Appa, eotteoke?"

"Haruskah aku bunuh diri saja?" Gumam Jisung lirih.

"Kalau aku mati, semua penderitaan ini akan berakhir, bukan?"

Jisung bangkit dari duduknya dan berjalan menuju jembatan.

Jisung menatap sungai Han yang berada di bawah sana.

Lantas perlahan, dia mulai menaiki pembatas jembatan itu.

"Dengan begini...."

"Semuanya akan selesai, kan?"

Jisung tersenyum tipis.

Dia lantas menutup matanya.

Lalu melompat.

Aneh.

Dia tidak merasakan apapun.

Jisung perlahan membuka matanya dan mendongak ke atas.

Ternyata Jaemin berada disana sambil memegang tangan kanannya.

"APA YANG KAU LAKUKAN, KAU MAU MATI?!!" Pekik Jaemin.

"LEPASKAN AKU!!!"

"TIDAK AKAN PERNAH!!!"

"LEPASKAN AKU, HYUNG!!!"

Dear Jisung || NCT dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang