8. A Gift For The Worst Birthday

129K 12.5K 4K
                                    

Sinar matahari mulai masuk melalui celah celah kamar anak kecil yang kasih tertidur lelap itu.

Matanya perlahan terbuka.

Jisung mencoba bangun, namun dia meringis kesakitan karena punggungnya terasa sangat sakit.

Bagaimana tidak? Punggungnya bahkan membiru karena perlakuan Donghae semalam. Jisung juga harus tidur dengan posisi tengkurap agar tak mengenai punggungnya.

Jisung bangkit dari tempat tidurnya dengan sangat hati hati, anak itu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Sementara Itu, Jeno yang berada di kamar sedang memasukkan buku bukunya ke dalam tas. Dan Jaemin hanya duduk di tempat tidur sambil menunggu saudara kembarnya itu.

"Jeno~ya..."

"Hmm?"

"Kenapa kau lama sekali mengambil air minum semalam? Aku sampai terbangun karena tak menemukanmu..."

Aktifitas Jeno terhenti, dia terdiam sejenak sebelum kembali menjawab.
"Aku di kamar Jisung."

"Eoh? Sedang apa kau di kamar anak itu?"

"Aku melihatnya begadang untuk mengerjakan hukuman dari appa, ya.. Aku sedikit kasihan, jadi aku membantunya mengerjakan semua soal itu."

Kening Jaemin berkerut.
"Dasar bodoh."

"Mwo?"

"Kau benar benar ceroboh sekali. Kau pikir itu tidak akan menjadi masalah untuknya?"

"Maksudmu?"

"Kau pikir appa bodoh? Dia bahkan sangat hafal dengan tulisan tangan kita. Dia akan mengetahui tulisanmu hanya dalam sekali lihat, dan itu hanya akan menjadi masalah untuk Jisung."

Mata Jeno lantas membulat. Benar juga! Kenapa dia tak menyadari hal itu?

"Lain kali, kau tak perlu membantu anak itu jika kau peduli padanya. Membantunya hanya akan menimbulkan masalah, kau ini!" Ucap Jaemin sambil berlalu pergi keluar kamar.

Beberapa saat kemudian, Jeno, Jaemin, dan Jisung turun dari kamar dan menuju ruang makan. Disana sudah ada sang ayah yang menunggu mereka.

"Selamat pagi, appa." Ucap Jeno sambil duduk. Donghae tersenyum sambil mengacak puncak kepala Jeno. Begitu pula dengan Jaemin. Sementara Jisung hanya diam saja memperhatikan interaksi sang ayah dan kedua kakaknya.

Tak apa, dia sudah terbiasa.

Jisung melirik sarapan mereka pagi ini.

Seperti biasa, roti tawar dan selai kacang.

Selai kacang.

Jisung tahu, Donghae sangat suka dengan selai kacang.

Tapi Jisung alergi kacang.

Jisung tersenyum tipis. Tidak apa, dia bisa minum obat yang dia simpan.

Semuanya berawal dari setahun yang lalu. Jisung waktu itu memakan roti kacang yang diberikan salah satu gurunya pada murid murid di kelas sebagai perayaan hari ulang tahun salah satu teman mereka.

Namun ketika memakan roti itu, wajah Jisung memerah dan Jisung merasa sesak nafas.

Jisung segera dilarikan kerumah sakit. Donghae, Jeno, dan Jaemin sedang berada di luar kota saat itu.

Dan yang mengetahui alergi itu hanyalah Kim ahjussi. Jisung tak ingin ayahnya tahu soal alerginya. Karena sang ayah sangat suka sekali dengan kacang, Jisung tak ingin jika ayahnya tak bisa lagi memakan kacang di hadapan anaknya.

Dear Jisung || NCT dream [END]Where stories live. Discover now