15. I'm Okay

119K 11.2K 2.2K
                                    

"Baiklah, kalian akan mengajar di empat kelas berbeda." Ucap salah satu guru pada Jeno, Jaemin, Haechan, dan Renjun.

Jeno menghela nafas. Sepertinya dia siap hari ini. Kenapa pula dia harus mengajar di kelas Jisung?

"Kau dapat kelas siapa?" Bisik Jaemin pada saudara kembarnya itu.

"Jisung." Bisik Jeno datar.

Meski begitu, Haechan tetap dapat mendengarnya.

"Wahh?! Kau mendapat kelas adik—"

Jaemin dengan cepat menutup mulut Haechan.

"Diam kau." Bisiknya.

Melihat wajah menyeramkan Jaemin membuat Haechan akhirnya diam juga. Memang hanya Jaemin yang berhasil membuat Haechan bisa diam.

"Kalian boleh pergi ke kelas masing masing."

Keempat lelaki itu lantas membungkuk sopan dan keluar dari ruang guru.

"Haechan~ah, jangan beritahu siapapun kalau Jisung adalah adik kami." Ucap Jaemin ketika mereka berjalan di koridor sekolah.

"Memangnya kenapa?"

"Ada alasannya. Dia nanti tidak akan nyaman." Ucap Jeno memberi alasan.

Mereka lantas berpisah di lantai 3 sekolah itu.

Suasana yang tadinya berisik mendadak senyap ketika Jeno masuk di kelas yang akan dia ajarkan.

Para siswi tersenyum genit pada Jeno. Membuat Jeno jijik melihatnya, namun Jeno handal dalam mengatur ekspresi.

"Selamat pagi semuanya, perkenalkan namaku Lee Jeno. Meski aku hanya berusia sekitar 5 tahun diatas kalian, tapi ada baiknya jika kalian memanggilku dengan sebutan saem."

Jeno menatap seisi kelas itu. Dia lantas menemukan Jisung yang duduk di bangku pojok paling belakang seorang diri.

Adiknya itu tampak menunduk dan ragu untuk menatapnya.

Jeno tak memperdulikan hal itu, atensinua lantas kembali beralih pada murid murid yang ada dihadapannya.

"Baiklah, ayo kita akan mulai pelajarannya."

Kriiiiinggg!!!!

Belum istirahat berbunyi nyaring. Jeno lantas mengakhiri kelasnya.

Ketika dia hendak keluar, tampak beberapa siswa dari kelas lain yang masuk ke dalam kelas Jisung. Penampilan mereka acak acakan, membuat Jeno sedikit heran.

Jeno melirik dari jendela kelas, tampak mereka mendekati Jisung. Mereka tertawa puas, tapi Jisung hanya diam tanpa membuka suara apapun.

"Jadi, kau ingin makan siang apa, hmm?" Tanya Daehwi pada Jisung.

"Memangnya makanan apa yang cocok untuk anak tuli ini?" Balas Woojin.

"Bagaimana dengan sedikit pukulan? Itu akan menjadi menu makan siang yang cocok untuknya." Sambung Donghyun.

Woong merangkul Jisung dan mengapit leher Jisung dengan lengannya.
"Kalau begitu, ayo Jisung~ah!"

Jeno mengerutkan keningnya ketika melihat mereka mengajak Jisung. Mereka tampak sangat puas, sementara Jisung hanya pasrah.

"Apa yang mereka lakukan?" Gumam Jeno.

Jeno mengedikkan bahunya, lalu melenggang pergi begitu saja.

Sementara Itu, Daehwi dan teman temannya menghajar Jisung di belakang sekolah.

"Aish, anak tuli ini membuatku kesal saja!" Gumam Woojin.

Dear Jisung || NCT dream [END]Where stories live. Discover now