23- Dewa penolong

Começar do início
                                    

"Suami istri yeee!?" Sindir Alan mengambil uang di dompetnya.

"G A K"

"Nih" Alan memberikan lima lembar uang seratus ribu.

"Kebanyakan ini" Ucap Oliv seraya mengambil uang dari tangan Alan.

"Buat jajan lagi besok" Jawab Alan acuh.

"Oke"

"Salim"

Alan mengulurkan tangannya, Dengan cepat Oliv mencium tangan Adhi. "Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam" Gumam Alan menatap Punggung Oliv yang mulai menjauh.

'Mungkin, Sejauh ini gue bisa jadi suami yang baik buat dia dengan waktu yang cukup lama, Tiga bulan. Gue jauh lebih bahagia, Banyak omong gak sedingin sama orang-orang lain. Tapi apa dia bahagia sama gue?. Apa anak berandalan kayak gue pantes buat dia yang semuanya hampir sempurna seperti lo, Olivia?'  Batin Alan menatap sendu kearah depan.

'Gue bahagia sama lo Olivia Atmajaya'

Alan memasuki gerbang SMA taruna bangsa, Yang disambut anak-anak yang heboh karena kehadiran Alan. Bysalahhhh.

Alan sama sekali tak menghiraukannya, Ia terus berjalan santai menuju kelasnya dengan wajah Dingin tapi tak luput dengan tatapan tajamnya.

🍂

"Anjir, Panas banget." Gerutu Zanna saat sedang ditengah lapangan dengan teriknya matahari.

"Berdamage banget pacar gue"

"Anjir, Edgar idaman benget"

Oliv, Zanna, Letta kompak melihat teman-temannya yang heboh karena Alan dan gengnya bermain basket.

Memang Oliv akui pesona Alan lebih menonjol saat ini, Keringatnya bercucuran di pelipisnya. Baju yang basah akibat keringat membuat perut sixpack nya terlihat lebih jelas.

"HUAAA, ALAN DAMAGE BANGET ANJIRRR" Pekik Zanna terkagum-kagum dengan Alan.

Oliv dan Letta saling pandang. Gila ya temen gue ini, Batin mereka.

"Oliv, Lihat noh Alan. Anjirr keringatnya pengen gue lap pake lidah gue" Pekiknya lagi sambil menepuk-nepuk kasar pundak Oliv.

"Lepas, Goblok" Gerutu Oliv menepis kasar tangan Zanna sambil memutar bola matanya malas.

"TA, LIAT ALAN TAA." Sekarang Letta sebagai sasaran.

"Apasi gak jelas" Letta menepis kasar tangan Zanna dari pundaknya.

"Lo pada emang kagak asik" Gerutu Zanna menatap kesal kedua temannya.

"Y" Kompak Letta dan Oliv.

"Bikes"

Tak ada petir, Tak ada hujan. Tapi mengapa mereka semua memandang aneh Oliv, Zanna, Letta, Terutama Oliv. Salah apa mereka?.

"Mau gue colok tuh mata!?" Teriak Letta membuat semua orang mengalihkan pandangannya pada Oliv dan teman-temannya. Sekarang Oliv dan teman-temannya menjadi sorotan.

ALAVIA (TERBIT)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora