Dua puluh sembilan.

1.1K 94 0
                                    

~~~~~~>>>>
"bisa kita lakukan sekarang? "

"tentu, tapi jangan terlalu lama bermainya, aku tidak ingin kelelahan" ujar sana sembari mengalungkan tanganya pada leher dahyun.

Dahyun tersenyum dan mempersempit jarak mereka, bibir manisnya menempel sempurna pada bibir manis sana. Merasakan manisnya bibir masing-masing dari kekasih.

Cukup lama, Ciuman mereka dari lembut menjadi sedikit kasar karena dahyun mulai melumat bibir sana. Cumbuan mereka berlanjut hingga membangunkan hasrat untuk lebih dari sekedar ciuman.

Ciuman dahyun turun hingga ke jenjang leher putih sana. Mengecap dan menggigit sehingga meninggalkan bekas kemerahan disitu. Sedangkan orang yang berada di bawah kungkunganya hanya bisa pasrah, menikmati permainan dari orang diatasnya, memejamkan mata dan melenguh merasakan nikmat yang sudah menjadi candu untuknya.

"mmmppphhh.. Shhh. Hyun" erang sana.

Masih sibuk dengan leher sana, tanganya yang nakal tidak tinggal diam, ia meremas lembut payudara sana yang masih terbungkus itu.

"ahh..ahhh " desahan sana membuat dahyun semakin memberikan keberanian lebih untuk memuaskan gadisnya ini.

Merasa tidak tahan lagi, dahyun mencari-cari pengait bra sana dan dalam hitungan detik bra itu sudah terlempar jauh di lantai.
Kedua tangan mulai meremas lembut payudara yang sudah tidak terhalang apapun, ciuman dahyun berpindah pada salah satu gundukan sana, menghisap dan memilin puting merah muda itu, sedangkan satu tangannya lagi tidak akan tinggal diam, ia meremas gundukan satunya,memberikan kenikmatan dan sesekali juga ia mencubit puting itu.

"ahh.. Ahhh..shhh" sana hanya bisa mendesah, ia sangat suka dengan sentuhan-sentuhan dari dahyun.

Tangan dahyun menjalar kebawah hingga tepat pada titik sensitif milik sana, menggesekan jarinya dari luar,ingin bermain-main terlebih dahulu.

Saat ingin membuka celana sana, deringan handphone milik dahyun menghentikan aktivitas yang sedang ia lakukan. Sedikit geram karena merasa terganggu, akhirnya ia berjalan untuk mengambil handphone yang terletak diatas nakas.

"hallo??"  jawab dahyun dengan nada ketusnya.

"heiii, ada apa denganmu, kenapa nada bicaramu seperti itu."

"tidak perlu basa-basi chaeyoung, katakan apa yang ingin kau bicarakan."

"aku hanya ingin mengajakmu keluar besok, apa kau bisa? "

"aku bisa, kirimkan saja alamat dan tempatnya, besok aku kabari lagi. "

"baiklah kalau begitu, aku tutup panggilanya."

Sedikit kesal karena aktivitasnya terganggu, akhirnya dahyun kembali keatas ranjang untuk melanjutkan kembali kegiatan yang tadinya sempat terhenti.

Tapi melihat sana yang sudah tertidur pulas ia memutuskan untuk ikut tidur juga, meskipun geram dahyun tetap tidak ingin jika sana kelelahan besok karena kegitan panas yang ia lakukan malam ini.

Membiarkan tubuhnya tetap telanjang dan mendekap tubuh sana dari belakang. Namun nafsu yang masih membakar dirinya dengan jahilnya dahyun meremas payudara sana dan sesekali juga memelintir puting merah muda itu sampai ia terlelap.
.
.
Pagi hari datang menyambut, chaeyoung memiliki janji untuk bertemu dahyun pagi ini. Dahyun bilang jika sehabis mengantarkan sana kekampus ia langsung menuju tempat dimana mereka berjanjian.

Sama seperti dahyun, chaeyoung juga mengantar mina kekampus terlebih dahulu. Dia sudah berjanji dengan mina jika ia akan terus mengantar jemput. Awalnya mina menolak karena itu akan membuat chaeyoung kelelahan, tapi chaeyoung tetap memaksa, dan akhirnya mina pun hanya mengangguk pasrah.

MINE. [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن