Sembilan.

1.3K 152 1
                                    

Setelah memberi pesan kepada sahabat-sahabatnya, mina dan chaeyoung menyiapkan bahan-bahannya terlebih dahulu.
Saat ini, karena di rasa masih ada yang kurang, mereka keluar untuk mencari sesuatu yang masih dibutuhkan.

Chaeyoung meminta mina untuk mengganti pakaianya agar tidak dikenali oleh orang-orang seperti tadi jika keluar rumah.
Mina hanya menurut saja, ia juga tidak ingin terjadi sesuatu lagi.
.
.
Kini mereka berdua sudah berada di dalam minimarket, memilah-milah bahan makanan yang di butuhkan, sambil sesekali bercanda agar lebih menyenangkan.

"Sepertinya kita perlu ini chaeng." Ujar." Ujar mina menunjuk sesuatu.

" Ya sudah,kita ambil saja." Ujar chaeyoung.

Setelah selesai membeli bahan-bahanya, mereka menuju kekasir untuk membayar semua tagihanya.

Didalam mobil mina hanya menatap jendela mobil saja, tidak ada perbincangan.
Di saat mobil chaeyoung berhenti karena rambu lalu lintas menunjukan warna merah, mina tidak sengaja melihat seseorang yang sangat ia kenal. Tetapi ia bersama orang lain.

Yaa, mina melihat mantan nya berdua dengan kekasih barunya.
Hubungan mina berakhir karena mengetahui mantannya memiliki simpanan di belakang hubunganya.
Dan dari situlah mina memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka.

" Minarii,...ada apa?." Tanya chaeyoung yang melihat mina diam saja sedari tadi.

" Tidak ada apa-apa chaeng." Jawab mina.

Chaeyoung yang tidak ingin memaksa mina untuk berbicara pun akhirnya hanya mengangguk saja.
Lampu sudah menunjukan warna hijau, perlahan chaeyoung menginjak gas nya secara perlahan.

.

Kini, mina dan chaeyoung tengah sibuk berada di dapur rumah mina, mereka menyiapkan segala sesuatu untuk pesta nanti malam.
Chaeyoung yang membuat bumbu agar nanti daging lebih berbeda rasa, dan mina yang memotong buah untuk membuat minumanya.

Ketika sudah mencuci buah yang ingin digunakan untuk membuat minuman, mina bersiap untuk memotong buah tersebut, tapi saat buah itu terpotong, tidak sengaja pisau itu mengenai jarinya juga.

"Aww..,,!" Ringis mina.

" Minaa, kau kenap--, astaga, kenapa bisa begini." Ujar chaeyoung yang melihat darah di jari mina.

Tanpa pikir panjang, chaeyoung langsung memasukan jari mina kedalam mulutnya, menghisap darahnya agar tidak keluar terus-menerus.

"Shhh aw-aw, chaeng pelan-pelan, ini perih" teriak mina.

"Iya mina, kesini sebentar." Ujar chaeyoung membawa tangan mina untuk ke washtafel agar darah tidak mengalir keluar.

"Ini sudah mendingan kok chaeng, sudah tidak sakit lagi." Ujar mina.

"Ngak sakit gimana mina, ini darah nya keluar terus, kamu tunggu di sini sebentar ya." Ujar chaeyoung.

Mina hanya mengangguk menuruti chaeyoung.
Beberapa menit kemudian chaetoung sudah kembali dengan membawa kotak p3k untuk mengobati tangan mina yang teriris.

"Aku sudah baik-baik aja chaeng, tidak perlu panik seperti itu." Ujar mina.

"Iya minarii, ini aku cuma ingin memakaikan alkohol sama betadine sedikit kok, kamu tahan bentar ya." Ujar chaeyoung.

"Aw- aduh aduh, chaengiii~~ tidak perlu banyak-banyak." Ujar mina manja.

"Iya mina, bentar lagi selesai kok." Ujar chaeyoung.

Setelah selesai mengobati luka mina, chaeyoung memakaikan plaster agar tidak terkena udara kotor, karena bisa saja infeksi jika dibiarkan terbuka.

" Nahh, sudah selesai " ujar chaeyoung senang.

MINE. [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora