Dua puluh tujuh.

1.1K 107 1
                                    

"ti-tidak mungkin... Chaeng... Chaeyoung!!!. "

Tidak memperdulikan keadaan,  mina segera berlari menuju keruangan chaeyoung berada,  membuka pintu dengan kasar dan itu menjadi atensi perawat yang ada di dalam ruangan itu.

Mina melihat chaeyoung yang terbaring dengan kain penutup diwajahnya,  ia berdiri disamping ranjang chaeyoung dan membuka kain penutup itu.
Perlahan wajah sang pasien terbuka,  menampilkan wujud seseorang yang mina kenali dan cintai.

Air mata tumpah setelah melihat wajah sepenuhnya. Wajahnya pucat dan tubuh yang sangat lemah.
Tangan terangkat untuk mengenggam erat jemari sang kekasih.
"chaeng.. Jangan tinggalkan akuu.. Bukalah matamu,  aku disini chaeng. " ujar mina dalam tangisanya.

"kau berjanji tidak akan meninggalkanku, bangun chaeng.. Bangun. "

Mina berusaha memanggil chaeyoung, tapi tidak ada hasil apapun yang ia dapat,  tidak ada respon apapun yang ia dapatkan juga.
Dengan segera mina berbicara tepat di telinga chaeyoung,  menyandarkan tanganya di dada sebelah kiri chaeyoung,  dan satu tanganya lagi dia gunakan untuk menggenggam jemari chaeyoung.

"Tolong dengarkan suara ini sayang, " mina berusaha untuk mengontrol suaranya agar tidak terlalu keras. Dia juga menahan perasaanya agar tidak menangis saat berbicara dengan chaeyoung.

"aku mina, kekasihmu, aku disini ingin melihatmu sembuh, aku hanya ingin kau kembali padaku, melihat dunia ini lagi, aku belum siap jika kau pergi dari dunia ini.... Aku mohon chaeng,.... Bukalah matamu aku mohon. " ujar mina dengan mengeluarkan isaknya yang semakin deras.

Setelah mengeluarkan kata-kata itu mina mengecup kening chaeyoung sekilas, ia sengaja menghembuskan nafasnya di wajah chaeyoung.

Mina masih berharap chaeyoung kembali, ia tidak ingin chaeyoung pergi secepat ini. Meskipun belum ada tanda-tanda dari chaeyoung, ia tetap berusaha untuk tetap memanggil nama chaeyoung, ia yakin, chaeyoung masih bisa mendengarkan suaranya.
Dan hal yang tidak terduga terjadi di sela-sela tangisan mina.
Keajaiban berpihak pada mina, ia mersakan ada pergerakan pada tangan chaeyoung.

"chaeyoung.??"

Mina merasakan gengaman pada tanganya sangat erat, chaeyoung meremas tangan mina, perawat yang berada di dalam ruanganpun sontak memanggil sang dokter ketika mengetahui ada respon dari pasienya.

"chaeng... Bukalah matamu chaeng." ujar mina yang masih kukuh berdiri disamping chaeyoung dan menggengam jemarinya.

Pintu terbuka, menampilkan dokter dan teman-teman mina,  dokter meminta nayeon untuk membawa mina keluar agar pasien bisa segera ditangani.

"mina, tunggu diluar, biarkan dokter memeriksa keadaan chaeyoung terlebih dahulu. " ujar nayeon menarik tangan mina.

"tidak kak, aku ingin disini, aku ingin disamping chaeyoung sampai dia membuka matanya." ujar mina.

Nayeon tidak bisa membawa mina keluar dari ruangan itu, dokterpun membiarkan mina untuk tetap berada di sana, sang dokter juga berfikir jika mina bisa memulihkan keadaan chaeyoung.

Setelah beberapa menit keadaan hening akhirnya dokter mengangkat bicara terlebih dahulu.

"Ini sangat aneh menurut saya, tadi detak jantung nona chaeyoung sempat berhenti untuk beberapa saat, dan saat ini keadaanya berputar balik 180 derajat, detak jantungnya sudah kembali normal, kita hanya menunggu kesadaran dari nona chaeyoung saja. " jelas dokter.

Mina tersenyum mendengar penjelasan dari dokter, ia merasa lega karena chaeyoung tidak pergi meninggalkan dirinya.
.
Pagi datang untuk menyambut hari baru,mina tertidur dengan menjadikan tangan chaeyoung sebagai sandaranya. Sudah biasa bagi mina, jika ia tidak bersama dengan chaeyoung ia tidak bisa tidur dengan nyenyak.

MINE. [END]Where stories live. Discover now