Sembilan belas.

1K 117 7
                                    

Chaeyoung masih tidak putus asa untuk mencoba berbicara dengan mina. Meskipun mina selalu menolak keinginan chaeyoung, ia sama sekali tidak menyerah.

Chaeyoung berfikir bahwa ia harus segera meluruskan masalah ini. Ia hanya ingin mina mendengar penjelasanya. Tapi selalu gagal ketika mina disamping bambam, bambam selalu bisa melindungi mina dari chaeyoung.
Chaeyoung semakin geram dengan kehadiran bambam disini, bisa-bisanya dia menghasut mina dengan mengada-ngada cerita dan memfitnah dirinya sudah memukuli wajahnya. Ia tidak habis fikir jika bambam memang sangat jahat.

Meskipun chaeyoung sudah jauh dengan mina, ia masih selalu memantau mina dari kejauhan, ia masih sangat khawatir karena bambam masih dekat dengan mina.

"Minaa, aku mohonn, dengarkan aku kali ini saja, sebentar." Ujar chaeyoung mengejar mina yang kini semakin mempercepat langkahnya menuju kelas.

"Lepas chaeng, aku tidak ingin berbicara dengan mu." Ujar mina dingin dan menghempaskan tangan chaeyoung.

"Minaa pliss kasih aku kesemp-"

"Aku tidak akan mendengarkan mu, kau tidak bisa menipuku lagi, sekarang pergilah, aku tidak ingin melihat mu lagi."

Chaeyoung merasakan hatinya perih seperti ditusuk puluhan tombak.
Dia mersakan sakit dan ingin menangis, tapi ia masih bisa bertahan dan tetap tersenyum di hadapan orang-orang.

Mina pergi meninggalkan chaeyoung begitu saja. Chaeyoung hanya memandangi punggung mina yang semakin menjauh dari pandanganya.

"Aku akan pergi menjauh darimu mina, dan aku tak akan menganggumu lagi." Ujar chaeyoung pergi meninggalkan tempat itu.
.
Dikantin, sana, dahyun, momo dan jeongyeon sedang memakan makanannya, disana juga ada mina, tetapi tidak dengan chaeyoung, ia lebih memilih menghindar agar mina tidak melihatnya. Seperti kata mina.
(Aku tidak ingin melihatmu lagi.!!) Itu alasan mengapa chaeyoung akan selalu menghindar jika ada mina. Ia tidak ingin hatinya menangis dalam diam.

"Apa chaeyoung tidak mampir kesini?." Tanya sana.

"Sebentar lagi sepertinya dia kesini, aku sudah menyuruhnya tadi." Jawab dahyun.

Dan benar saja, selang beberapa menit kemudian chaeyoung datang mendekati meja makan mereka.
"Maaf aku terlambat." Ujar chaeyoung yang belum mengetahui keberadaan mina.

Tapi setelah ia hendak duduk ia melihat mina sedang menyantap makananya, ia urungkan niatan duduk tadi, ia  kembali bangkit untuk pergi dari sana.

"Maaf, sepertinya aku harus pergi, aku ada urusan, dahyun, kak jeongyeon, aku duluan." Ujar chaeyoung dan pergi begitu saja meninggalkan ke 5 orang itu.

"Dia mau kemana memangnya??" Tanya momo.

"Aku juga tidak tau, dia sama sekali tidak bilang jika ada urusan." Jelas dahyun.

Mina hanya diam saja mendengarkan obrolan sahabat-sahabatnya.
Dan hal itu menjadi atensi sahabat-sahabatnya.

"Minaa, ada apa dengan mu dan chaeyoung?" Tanya sana.

"Apa kalian beranttem?." Sambung dahyun.

"Aku tidak tau." Jawab mina singkat tanpa menatap lawan bicaranya.

"Ada apa minaa??, Coba kau cerita kepada kami." Ujar jeongyeon.

"Apanya yang ada apa??, Aku baik-baik saja."

"Wajahmu tidak bisa membohongi kita mina, jelaskan." Ujar momo.

"Apa yang harus aku jelaskan.?" Tanya mina dengan kesal.

"Ada apa dengan kau dan chaeyoung?." Tanya momo lagi.

"Kau tanya saja padanya, aku tidak ada waktu untuk menjawab, aku pergi dulu."

MINE. [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя