Epilog

2K 237 12
                                    

nih, guys, nih! udah aku upload!

kalian itu bener-bener, ya ... nagih epilog udah kayak nagih utang ajaaaa 😭 *emang utang sih ㅠㅠ*

jadi, sekarang udah lunas yaaaa utang aku. 'ANTI-FAN!' officially totally literally udah tamat sekarang! YEY!

maaf banget epilog AF tertunda cukup lama, dan terima kasih buat #1 sasusaku-nya. jujur aja sampe sekarang aku masih gak nyangka cerita ini bisa sampe sejauh itu SKSKSKS.

oke deh, daripada kebanyakan ngomong mending langsung aja ....

SELAMAT MENIKMATI!

───┈┈┄┄╌╌╌╌┄┄┈┈───
     
    
   
    
   
    

          Setelah terjadinya sedikit drama di kantin, Sasuke dan Sakura memutuskan untuk pergi ke tempat yang lebih private, yaitu ruangan Sasuke. Keduanya duduk saling berhadapan, terpisah oleh sebuah meja kecil.

Sakura mendongak memerhatikan setiap detail dari ruangan Sasuke. Ruangan yang didominasi oleh warna hitam dan putih itu tidak memiliki terlalu banyak barang, sehingga memberikan kesan luas juga nyaman.

Sejak tadi, Sasuke tak henti-hentinya menatap wanita yang sekarang sedang duduk di hadapannya. Manik hitamnya menelisik bagaimana penampilan wanita itu—yang tentu saja sedikit berubah. Rambut merah muda sebahunya kini memanjang hingga menutupi punggung. Fitur-fitur wajahnya pun nampak semakin dewasa. Dan, perubahan paling signifikan dari wanita itu adalah gaya berpakaiannya.

Selama empat tahun ini, Sakura semakin berubah. Dalam hal yang positif, tentunya.

"Sasuke, kau tidak perlu menatapku sampai segitunya," Sakura terkekeh. Ia sebenarnya sudah sedari tadi menyadari bahwa Sasuke terus saja memandangnya, hanya saja ia ingin mengetahui sejauh apa pria itu akan memandanginya.

"Aku hanya takut kau tiba-tiba menghilang lagi."

Sakura tertegun. Ia tidak menyangka Sasuke akan membalasnya dengan kata-kata tersebut. Membuat perasaan bersalah yang sedari tertutupi rasa senangnya kembali keluar. "Maaf ...."

"Tidak seharusnya aku pergi begitu saja saat itu. Aku terlalu kalut. Semua hal ... terjadi terlalu mendadak buatku. Padahal seharusnya aku tidak perlu pergi, di saat kau sedang berusaha mati-matian untuk membantuku menyelesaikan semua masalah, aku justru dengan egoisnya memutuskan untuk kabur seperti pengecut," Sakura menundukkan kepalanya. "Maafkan aku, Sasuke ...." dari posisinya, Sasuke dapat melihat pundak Sakura yang bergetar kecil. Wanita itu menangis.

Sesuatu yang berada jauh di dalam dadanya terasa berdenyut nyeri melihat wanita yang dicintainya, begitu tenggelam dalam rasa bersalah. Sasuke bangkit dari duduknya, berjalan melewati meja kecil itu, lalu mendudukkan dirinya di samping Sakura. Tangannya terulur guna membawa perempuan yang ada di hadapannya ke dalam sebuah pelukan. Sasuke dapat merasakan tubuh Sakura yang semakin bergetar, hingga tak lama kemudian tangisnya pun pecah.

Sakura membalas pelukan Sasuke dengan melingkarkan tangannya di leher pria tersebut. Mengeluarkan isak tangis dalam ceruk lehernya. Namun, sepertinya hal itu menjadi keputusan yang kurang tepat. Tangis Sakura justru semakin besar begitu hidungnya—yang meskipun tidak dapat mencium terlalu benar karena sedang menangis—dapat menangkap wangi khas dari Sasuke, yang selama empat tahun ini selalu dia rindukan.

Sasuke merasa panik karena tiba-tiba saja Sakura menangis semakin histeris. Ia berniat untuk melonggarkan sedikit pelukannya agar dapat melihat wajah Sakura, namun tidak bisa karena wanita itu justru memeluk lehernya sangat erat.

ANTI-FAN! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang