14. Spoiled Prince

1.6K 278 26
                                    

          Semalaman, hal yang Sakura lakukan adalah menjaga Sasuke. Dia terus berdiam diri di kamar pria itu selama berjam-jam. Matanya tidak henti mengawasi Sasuke apabila tiba-tiba kembali merasa kesakitan. Membantu mengelap keringat dingin yang bercucuran dalam tidurnya.

Hingga sampai keesokkan harinya, Sakura tertidur di kamar Sasuke. Menaruh kepalanya di antara lipatan tangan, tidur dengan posisi duduk yang tidak mengenakkan.

Sasuke mengerang pelan saat cahaya matahari mengusik tidur nyenyaknya. Ia mengerjap sebentar, kemudian bangkit duduk, menyandarkan diri pada sandaran ranjang. Matanya menangkap gumpalan merah muda tertidur di sampingnya. Sasuke berdecak, perempuan itu pasti akan merasa sakit di pinggangnya akibat tertidur begitu.

Ingin membangunkan, tapi tidak tega. Jadi, dengan sisa tenaga yang tidak seberapa Sasuke turun dari ranjang. Tangannya ia letakkan di tengkuk dan bagian bawah lutut Sakura. Meski dalam keadaan lemas, setidaknya Sasuke masih bisa menggendong Sakura ke kamarnya.

Dengan hati-hati dia menurunkan Sakura di atas ranjang. Merapikan sedikit posisinya, lalu mengangkat selimut hingga sebatas dada perempuan itu. Dari sini, Sasuke dapat melihat gurat lelah Sakura. Sepertinya dia merawatku semalaman.

Sasuke akhirnya kembali ke kamar, dia masih merasa sedikit pusing dan memutuskan untuk kembali tidur.
    
    
   
   
  

***
    
   
   
   
   

          Saat matahari sudah berdiri di titik tertingginya, Sasuke perlahan membuka mata. Tubuhnya sudah terasa lebih baik dari sebelumnya. Hanya saja sekarang perutnya yang tidak baik-baik saja. Dia kelaparan.

Sasuke menyibakkan selimut, mencuci mukanya terlebih dahulu sebelum keluar dari kamar. Mata hitam jelaganya menangkap sosok Sakura yang sedang berkutat di dapur. Entah memasak apa, tapi sepertinya itu sesuatu makanan cair.

Sakura mendengar suara pintu terbuka, langsung menoleh. Dia melihat Sasuke sedang memperhatikannya dengan intens, kemudian tersentak seperti teringat akan suatu hal.

"Sasuke, kau sudah merasa lebih baik?" Sakura mematikan kompor, berjalan menghampiri Sasuke.

"Hm."

"Kau lapar? Aku sudah memasak bubur."

Ekspresi di wajah Sasuke perlahan berubah, alisnya mengernyit dan matanya menyipit. "Aku tidak suka bubur, Sakura."

Sakura mengerjapkan matanya beberapa kali, berusaha mencerna perkataan Sasuke. "Lalu, bagaimana? Kau mau aku buatkan sup saja?" tanyanya. Baru kemarin Kakashi berkata tentang sifat 'tidak enakkan' Sasuke, tapi sekarang pria itu justru kembali kumat sikap menyebalkannya. Namun, mau bagaimana lagi. Dia masih merasa bersalah tentang kasus saus jamur semalam.

Mungkin, aku bisa memberikan buburnya pada Kakashi nanti.

Sasuke mengangguk ketika diberi pilihan sup. Maka dari itu, Sakura berencana untuk memasak omurice dan sup ayam saja. Karena kebetulan bahan-bahan untuk membuat itu juga sudah tersedia.

"Baiklah kalau begitu, aku akan memasak sup ayam dan omurice. Kau masih keberatan?"

"Tidak."

"Bagus."

Setelah percakapan singkat itu, Sasuke berbalik—berjalan menuju ruang tamu. Dia ingin menonton televisi sambil menunggu Sakura. Merasa jenuh karena seharian ini hanya berada di kamar saja. Namun, begitu akan melangkah, kaus Sasuke tertahan oleh seseorang.

ANTI-FAN! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang