6. Dinner?

1.7K 292 7
                                    

          "Kau tahu, aku sangat mencintaimu," Sasuke mengusap pipi wanita di hadapannya dengan lembut. Tangan yang lentik untuk ukuran laki-laki itu menyelipkan anak rambut yang menjuntai ke belakang telinga. Saking dekatnya jarak mereka, napas keduanya beradu satu sama lain. Tatapan sayu nan penuh cinta terpancar dari masing-masing mata.

Wajah si wanita memerah, terbuai dalam pesona prianya. Kemudian secara perlahan kepala keduanya mendekat. Bibir bertemu bibir. Ciuman lembut yang saling melumat milik satu sama lain, dan—

"CUT!"

Seketika mereka berdua menjauh. Suasana villa dekat pantai yang tadinya sepi, seketika berubah ramai. Tidak ada lagi suara deburan ombak, hembusan angin, ataupun nyanyian camar di sore hari karena bisingnya tempat itu.

Sasuke segera berjalan ke arah manajernya, Kakashi, yang sudah bersiap dengan air mineral di tangannya. Ia mengulurkan tangan meminta botol dari sang manajer, lalu meminumnya hingga tersisa setengah botol.

Seorang pria buncit datang menghampiri keduanya. Ia menepuk pundak Sasuke dengan wajah berbinar senang.

"Luar biasa, Sasuke! Aktingmu memang tidak perlu diragukan lagi," pria itu terkekeh sembari menepuk-nepuk punggung Sasuke.

"Terima kasih," balasnya dengan senyum tipis.

Si pria buncit yang diketahui sebagai sutradara dari film yang dimainkan oleh Sasuke lagi-lagi tertawa kesenangan. "Kita harus mengadakan acara makan malam bersama karena syuting hari ini berjalan dengan sangat lancar dan memuaskan. Ditambah dengan aktingmu yang menakjubkan, rating film ini pasti akan tinggi!"

Dan kembali, Sasuke hanya tersenyum menanggapi perkataan itu, "Terima kasih, Pak Sutradara."

"Baiklah kalau begitu, sampai bertemu nanti malam, Sasuke," ujar sang sutradara kemudian berjalan menjauh dari sana.

Sasuke menghela napas panjang lalu mendudukkan dirinya disebuah bangku yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Seperti biasa, Sasuke. You're such a good kisser," Kakashi mengerlingkan matanya jahil. Perbedaan umur yang tidak begitu jauh, membuat pria berambut perak itu menganggap Sasuke seperti adiknya sendiri. Baginya, mengolok-olok aktor tampan bermarga Uchiha ini sudah menjadi hobi yang menyenangkan.

Sasuke mendengus menanggapi pernyataan Kakashi. "Kau ingin mencobanya?" balasnya dengan seringaian.

Iris hitam milik Kakashi membelalak, tangannya terangkat guna memukul pelan kepala Sasuke. "Jangan coba-coba!"

Sasuke merengut, tangannya terangkat untuk mengusap-usap bekas pukulan dari manajernya. Kakashi bergerak dari tempatnya, dan duduk di samping Sasuke. Mereka berdua terlihat sibuk dalam pikiran masing-masing.

"Bagaimana rasanya?" tanya Kakashi tiba-tiba.

Aktor berambut hitam khas itu mengalihkan pandangannya. Menatap Kakashi dengan salah satu alis terangkat, "Apa?"

"Bagaimana rasanya berciuman dengan aktris secantik Shion?"

Sasuke mendesis, "Sialan."

Seketika tawa Kakashi meledak, tidak tanggung-tanggung hingga membuat para kru yang sedang membereskan peralatan pun seluruhnya menoleh pada mereka. Dalam sekejap keduanya menjadi pusat perhatian.

Dan Sasuke benci menjadi pusat perhatian.

Pengecualian ketika dirinya sedang berakting karena itu adalah hobinya. Sesuatu yang dapat ia nikmati.

Jadi, daripada berlama-lama di sana, Sasuke dengan buru-buru meninggalkan lokasi syuting, berjalan menuju mobilnya. Kakashi yang melihat itu langsung pergi mengejar Sasuke, setelah sebelumnya berpamitan pada yang lain.

ANTI-FAN! [COMPLETED]Where stories live. Discover now