22. Gala Premiere

1.5K 245 18
                                    

─┈┈┄┄╌╌╌╌┄┄┈┈─
   
I just wanted you to know,
that this is me trying
   
───┈┈┄┄╌╌╌╌┄┄┈┈──
   
   
   
   
  

          Sakura duduk dengan tenang di sebuah kursi, sementara Ino fokus pada hal yang sedang dikerjakannya. Kali ini, dia sedang berada di butik Ino, mempersiapkan diri untuk menghadiri acara penting yang akan berlangsung sekitar tiga jam lagi.

"Aku akan membuka cabang lagi di London," Ino membuka suara. Tangannya masih bergerak dengan serius membubuhkan makeup pada wajah Sakura.

"Oh, ya? Baguslah kalau begitu, semoga sukses."

"Mm-hm, terima kasih."

"Ino, apakah masih lama?" tanya Sakura. Jujur saja, dia sudah merasa pegal duduk berjam-jam di tempat ini.

Ino mendengus. Dia berhenti sejenak dari kegiatannya dan menatap Sakura tajam, "Bersabarlah sedikit, Sakura. Kau sudah mengatakan hal itu untuk yang ke tujuh kalinya," lalu Ino kembali melanjutkan pekerjaannya.

Sakura hanya bisa mencebik kesal. Wajar saja 'kan kalau dia bertanya seperti itu? Dirinya bahkan tidak pernah berdandan selama ini. Sakura terbiasa dengan makeup natural yang hanya memakan waktu paling lama sepuluh menit untuk menggunakannya. Dan, ini adalah kali pertama dalam hidupnya memakai makeup yang begitu kompleks.

Ruangan tersebut terasa dingin dan sepi. Membawa Sakura pada perasaan kantuk yang menggoda. Ditambah Ino tidak bersuara karena sedang fokus mendandaninya. Matanya terasa memberat, dia perlu mengalihkan perhatian dari kebosanan yang melanda agar tidak tertidur di tengah kesibukan seperti ini.

"Kapan butikmu dibuka?" pertanyaan Sakura memecahkan keheningan di antara keduanya.

Ino berhenti sejenak sebelum menjawab, "Hmm, jika pembangunannya berjalan cepat dan lancar, mungkin minggu depan sudah selesai."

"Aku diundang 'kan, nantinya?"

"Tentu saja."

Lalu, kembali hening. Sakura tidak tahu harus mengangkat topik apalagi yang bisa dibahas. Ino juga menjawab pertanyaan dengan jawaban pendek, dan itu membuat dirinya kebingungan harus merespon bagaimana setelahnya. Jadi, Sakura putuskan untuk mengunci mulut saja. Membiarkan diri tenggelam dalam keheningan yang mencekik. Berharap segala penderitaan ini dapat selesai sesegera mungkin.
     
    
    
    
    

***
     
      
     
    
   

          Sakura mendesah lega saat semua persiapannya telah selesai. Dia tinggal bersantai, duduk di sofa, menunggu Sasuke menjemput. Padahal dialah yang lebih repot dalam urusan penampilan, tapi pria itu justru datang terlambat. Sakura sengaja tidak mengambil butik yang sama dengan Sasuke, karena dia sudah merasa cocok bersama Ino. Lagipula, jika sahabat sendiri sudah bisa melakukannya, kenapa harus pergi ke tempat lain. Benar, 'kan?

Sakura sedikit meringis saat punggungnya bersentuhan dengan sandaran sofa. Kelamaan duduk tegak membuat tulang belakangnya nyeri.

"Nona Sakura, mau aku buatkan teh?" tanya Yoko yang sepertinya mengerti akan penderitaan Sakura.

Pastinya hal tersebut langsung diiyakan oleh Sakura, "Tentu, terima kasih, Yoko."

ANTI-FAN! [COMPLETED]Where stories live. Discover now