7. Drama

1.7K 280 10
                                    

          "Puas kau?!" teriaknya

"Puas kau sudah menghancurkan semuanya?!" perempuan tersebut berteriak dengan mata bercucuran air.

Sementara itu, Sasuke masih berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Ia baru saja di tampar. Untuk pertama kalinya, oleh seorang perempuan.

Dua orang security masuk, mengamankan si perempuan yang terlihat sedang menangis meraung-raung. Dia menjerit dan meronta minta dilepaskan.

Jeritan perempuan tersebut membuat kesadaran Sasuke kembali ke kenyataan. Sasuke mengerjap beberapa kali sebelum berkata, "Apa masalahmu?"

Perempuan itu semakin menggila, "Kau sudah menghancurkan masa depanku, sialan!"

Sebuah alat pengetes kehamilan meluncur begitu saja ke lantai restaurant.

"Kau lihat itu? Aku hamil anakmu!"

Sasuke memijat dahinya yang terasa nyeri.

Ya Tuhan! Drama macam apa lagi ini? Sekali saja ia ingin hidupnya damai tanpa ada masalah sedikitpun. Dan bagaimana bisa perempuan itu hamil anaknya? Adik kecilnya bahkan belum pernah memasuki goa terlarang!

"Jangan mengada-ada," Sasuke menatap si perempuan tajam. Ia berdiri, mendekatinya. "Kau bukan orang pertama yang mengatakan omong kosong gila tentang hamil anakku."

Ekspresi perempuan itu seketika berubah pias. Dia dapat merasakan aura malaikat pencabut nyawa milik Sasuke keluar. Tidak, tidak. Bukan hanya dia, tapi seluruh penghuni ruangan tersebut dapat merasakan suasana yang tiba-tiba berubah mencekam.

Toneri yang merasa suasana semakin runyam ikut berdiri, "Maaf, Nona, boleh aku tahu namamu siapa?"

"S-sara."

"Oke, kalau begitu, Nona Sara, apa kau yakin itu anak Sasuke?" tanya Toneri kembali.

"Y-ya."

Mendengar jawaban itu, Sasuke mendengus geli, "Aku jadi ragu dengan jawabanmu itu." Ia menyeringai, "Kenapa kau tiba-tiba jadi gagap? Tadi kau dengan beraninya berteriak tepat di hadapanku."

"I-i-itu ...."

Sasuke menoleh ketika merasakan tepukan di bahunya. "Sudahlah, Sasuke, biarkan saja dia," ujar Toneri.

"Kalian berdua, bawa dia keluar," Toneri memberikan perintah pada dua orang security yang berada di belakang Sara. Kedua orang berbadan besar itu akhirnya membawa pergi orang yang telah mengacaukan acara makan malam mereka.

Sasuke menghela napas lelah. Kapan semua hal gila ini akan berakhir?

"Kau pulang saja Sasuke, luka di pipimu harus segera diobati," saran Toneri.

Sasuke mengangguk, "Baik. Terima kasih, Toneri."

Toneri tersenyum, "Tidak masalah, soal yang lainnya biar nanti aku bantu urus." Sekali lagi Sasuke mengangguk. Kemudian ia pergi meninggalkan restaurant tersebut.

Sasuke merogoh ponsel pintar yang ada di kantong celananya. Ia menggulirkan layar, mencari kontak Kakashi untuk dihubungi. Dan, begitu mendapatkan nama yang dicarinya, Sasuke segera menekan tombol telpon.

Hening beberapa detik, akhirnya suara sang manajer pun terdengar.

"Ya, Sasuke, ada apa?"

"Jemput aku, sekarang."

"Bukan 'kah acaranya belum selesai?"

"Ada masalah tadi."

"Apa? Kau membuat masalah apa?!" suara Kakashi terdengar meninggi.

ANTI-FAN! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang