10. First Day

1.5K 257 7
                                    

          Sakura menaruh sembarang tas yang dibawanya ke atas meja rias. Dia menjatuhkan diri di kursi, mengambil kapas, lalu membubuhkan cleansing water pada benda berwarna putih tersebut.

Tangannya mulai bergerak untuk mengusap makeup tipis yang dirinya pakai. Menatap pantulan wajahnya sendiri dari balik cermin. "Mulai besok, aku bukan pengangguran lagi ...." gumamnya.

Well, bisa dibilang begitu. Selama satu bulan ke depan, status pengangguran yang selama ini melekat padanya akan menghilang. Tidak akan ada lagi Ino yang mengejeknya seorang pengangguran. Atau, tidak akan ada lagi Haruno Sakura yang rela memakan ramen selama berhari-hari demi menghemat pengeluaran.

Setidaknya hanya untuk satu bulan.

Kemudian setelah tugasnya selesai, status sebagai pengangguran sejati akan kembali menempel pada dirinya.

Selesai membersihkan noda yang menempel di wajah, Sakura berjalan ke arah ranjang. Dia merebahkan diri di atas benda persegi panjang itu, tanpa mengganti pakaiannya.

Kepala Sakura sedikit pusing setelah bertemu dengan Sasori tadi. Dia tidak tahu harus melakukan apa esok hari nanti. Pria merah itu bilang jika dirinya hanya harus melayani permintaan sahabatnya saja.

Sasori juga berkata bahwa sahabatnya itu seseorang yang baik hati. Tapi, ekspresi Sasori ketika mengatakan hal tersebut terlihat sangat mencurigakan. Membuat Sakura khawatir saja.

Angin sepoi-sepoi menerpa tubuh perempuan merah muda itu, masuk melalui jendela yang terbuka lebar-lebar. Membuat rasa kantuk perlahan-lahan menyerang, dan menariknya ke dunia mimpi.

Drrtt!

Getaran pada ponsel membuat Sakura tersentak—terbangun secara tiba-tiba. Memberikan efek seolah-olah dirinya baru terjatuh dari ketinggian.

Sakura mengusap bibirnya yang terkena air liur, tangannya bergerak untuk mengambil ponsel di dekat bantal tempatnya tertidur. Dia mengernyit, ada apa dengan Ino sampai-sampai menghubunginya sebanyak ini?

21 missed call

Entah kenapa, hawa dingin menyerang tengkuk Sakura, membuat bulu kuduknya berdiri.

Telpon yang tadi sempat mati, kini kembali menampilkan nama Ino. Mungkin Sakura yang terlalu berlebihan, tetapi getaran pada ponselnya itu seakan terasa berbeda. Namun, dia tetap saja mengangkatnya.

"SAKURA!!!"

Uh-oh.

Sakura meringis. Dirinya sedang dalam bahaya.
      
    
    
   
   

  

***  
     
     
     
    
  
   

          Sekarang, Sakura sedang berada di dalam taxi, dalam perjalanan menuju tempat yang dia tuju, yaitu tempat dirinya akan bekerja nanti.

Bermodalkan alamat yang diberikan oleh Sasori, Sakura akhirnya sampai di depan sebuah gedung apartment mewah. Dia meringis dalam hati, well, circle pertemanan dokter muda itu memang tidak perlu diragukan lagi.

Sasori bilang, kamar apartment sahabatnya itu ada di lantai teratas. Tapi, masalahnya, untuk mengakses lantai tersebut diperlukan kartu ijin khusus. Untungnya, Sakura diberikan nomor telpon dari sahabat yang dirahasiakan namanya oleh Sasori.

Dan lagi-lagi, masalah menghampiri Sakura karena ada dua nomor yang Sasori beri. Dia bingung harus menghubungi yang mana terlebih dahulu.

ANTI-FAN! [COMPLETED]Where stories live. Discover now