like

34 4 0
                                    

"Lo mau pesen apa, Fai?"

Riuh suasana kantin sedikit menenggelamkan pertanyaan yang Lala lontarkan.

Fairy tampak mengernyitkan dahinya, "Eum ... samain lo aja, deh. Gue cari bangku dulu, ya?" Fairy menunjuk ke asal arah.

Lala menggangguk dan tersenyum, lantas berpencar. Lala melangkah menuju salah satu penjual di sana dan Fairy melangkah menuju bangku yang masih kosong.

"Mang, bakso kosong dua. Yang satu nggak kasih toge. Sama ...." Lala mengetukkan jari di dagu. "Es teh aja deh, dua," pesan gadis itu sembari mengantri untuk memesan makanan. Sedangkan Fairy, kini sudah duduk di bangku yang masih kosong.

"Fairy."

Suara panggilan menyapa indra pendengaran Fairy, membuatnya yang ingin merogoh ponsel dari dalam saku roknya jadi terhenti. Ia menoleh dan sedikit mendongak.

"Kak Kevin," ucapnya sedikit terkejut. "Duduk, Kak."

Fairy merogoh ponsel dari dalam saku roknya. Kevin pun mengangguk, lalu duduk di depan Fairy.

"Sendirian aja?" tanya Kevin menaruh kedua lengannya di atas meja.

Fairy yang tengah menarik selembar tisu di depannya, menoleh.

"Sama Lala. Dia lagi pesen makan," jawab Fairy sedikit berdiri sambil menjulurkan tangannya ke samping lengan Kevin.

"Maaf, Kak," ucapnya membuat Kevin refleks menurunkan lengannya dari atas meja.

Mengamati jemari Fairy yang tengah sibuk mengelap meja sedikit basah menggunakan tisu yang tadi ia ambil. Mungkin saja air minum orang yang tadi menempati bangku ini sebelumnya tumpah. Tak jauh dari sana, ada kedua pemuda yang berdiri memperhatikan Fairy dan Kevin.

"Bro." Sigit menepuk pundak pemuda jangkung yang ada di sampingnya membuat sang empunya menoleh.

"Jangan gantungin anak orang lama-lama." Sigit kembali berucap sambil mendongakkan dagunya ke arah Fairy, seolah sedang menunjuk gadis itu.

Pemuda di sampingnya ini mengernyitkan dahi bingung. "Siapa yang gantungin?"

Sigit berdecak. "Aelah, Al. Lo sering banget bareng dia. Lo juga sering perhatian ke dia." Sigit menjeda ucapannya, "Lo suka kan, sama Fairy?"

Al yang tadinya menyimak perkataan Sigit jadi agak tersentak, perlahan menoleh ke arah Fairy. Sigit kembali menepuk pundak Al.

"Jangan kasih harapan ke cewe kalo nggak mau sama orangnya."

Ucapan itu berhasil membuat Al menoleh pada Sigit. Sigit menurunkan tangannya dari bahu Al, kemudian mendesis. "Ya ... kalo nggak mau kasih Kevin aja tuh." Pemuda itu sedikit menyeringai lebar membuat lesung pipinya terlihat.

Al menaikkan kedua alisnya. Kemudian menghadap ke depan, kembali memperhatikan Kevin dan Fairy yang tengah berbincang asik.

"Liat aja nanti." Kevin tahu jika Al memiliki kedekatan dengan Fairy. Al pun juga tahu Kevin tidak benar-benar ingin memiliki Fairy.

"Woy!" Pekikan suara berat dan serak dari belakang membuat Al dan Sigit tersentak.

"Bukannya nyari bangku malah jadi pameran patung di sini." Faris mendekat ke arah mereka berdua.

"Udah gua pesenin," kata Faris sambil menoleh kanan-kiri. "Lah, Epin mana?" tanyanya membuat Al mendongakan dagunya. Faris mengikuti pandangan Al kemudian berteriak membuat Al dan Sigit meringis.

"WOY EPIN! MAU MAKAN NGGA LO!" teriaknya membuat Kevin langsung menoleh.

Faris ini ya, cowo yang terlihat kalem dan manis di hadapan siswi-siswi nyatanya juga sama saja jika sudah bersama sahabatnya. Kevin pun yang merasa dipanggil, langsung berdiri dan pamit pada Fairy.

Saat Kevin melangkah, menuju ketiga sahabatnya yang sudah berjalan dulu menuju bangku yang akan mereka tempati, ia berpapasan dengan Lala yang tengah fokus membawa nampan berisi dua mangkuk bakso dan dua gelas es teh. Dengan iseng ia sedikit menundukkan wajahnya di depan Lala.

"Oi dugong!"

"Oi anj!" Lala refleks mendongak dan hampir mengumpat. Astaghfirullah-astaghfirullah."

Kevin yang melihat Lala kaget, langsung meledakan tawanya tanpa dosa melanjutkan langkahnya.

"Dasar tikus got! Kalo bakso gue tumpah mau makan apa gue? Makan muka, lo?! Idih ogah!" gerutunya sambil memandang punggung Kevin yang menjauh. Lantas ia menarik nafas dalam mencoba sabar dan kembali melangkah menuju bangku yang saat ini ditempati Fairy.

"Lah, La. Kok ngga di anterin mamangnya?" tanya Fairy yang melihat Lala membawa nampannya sendiri.

"Memangnya lama. Jadi ya gue bawa sendiri," jawabnya sambil menaruh nampan di atas meja membuat Fairy langsung membantu Lala mengeluarkan mangkuk dan es tehnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 03, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

 Jingga (Hiatus)Where stories live. Discover now