Deja vu dan Jingga

172 98 279
                                    

Ada yang mau kasih krisar?
Boleh banget
Bantu tandai typo?
Boleh banget
Vote and Coment?
Boleh Banget!!!

Dah ... terimakasih sebelumnya

Happy Reading🍁
__________________



"Fai," panggil Lala, yang berjalan ke arah bangku Fairy.

"Ya?" Fairy yang sedang membuka totebag-nya bersiap ingin mengambil bekal makanannya dari dalam sana jadi berhenti.

"Kantin kuy," ajak Lala dengan riang.

Fairy menipiskan bibirnya. "Eng-enggak deh, La. Lo kalau mau ke kantin duluan aja," katanya sambil meringis, lalu merogoh totebag-nya dan mengeluarkan bekal makanannya dari dalam sana, kemudian menaruh di atas mejanya.

Lala menghembuskan napas pelan. Mendudukkan dirinya di bangku depan Fairy yang sudah kosong. Ia mendesis. "Ada apa, Fai?"

Fairy yang ditanyai itu mengerjap dan menaikkan kedua alisnya. "Hm?"

Lala menghela napas lagi kini lebih berat. "Ada apa sama, lo? Udah beberapa hari ini setiap gue ajak ke kantin, lo nyuruh gue duluan. Ujung-ujungnya juga nggak nyusul ke kantin. Boro-boro ke kantin, gue perhatikan beberapa hari ini, lo nggak keluar kelas selain berangkat sama pulang sekolah," tuturnya, dengan wajah yang tampak khawatir.

Fairy kelabakan ingin menjawab. "Ya-Yaa ...." Fairy menggerakan kedua bola matanya dengan bingung. Kemudian melirik, pandangannya menemukan kotak bekal makanannya tadi. "Ini." Ia menunjuk kotak bekalnya. "Gue kan udah bawa bekal. Jadi nggak perlu ke kantin," ucapnya sambil meringis. "Emang salah ya, kalau gue nggak keluar kelas? lagian ... gue juga nggak ada perlu buat keluar, La."

Lala masih merasa aneh. Tidak biasanya Fairy seperti ini. Ia membasahi bibir bawahnya. "Terus kenapa kemarin lo absen pas exschool mading? Lo baru masuk satu kali. Kalau lo nggak rajin masuk nanti dikeluarkan," katanya, membuat Fairy terdiam. Lala merapatkan bibirnya dengan hati-hati bertanya, "Anak-anaknya ... buat lo merasa nggak nyaman, ya?"

Fairy tersentak dan tertegun sejenak. Kemudian saat ia ingin bicara, Lala lanjut bicara.

"Lagian, lo dulu-dulu juga kalau bekal tetep ke kantin, kok. Kenapa sekarang nggak?"

Fairy merasa tertohok. Menggigit kecil bibir bawahnya dengan gelisah. Pikirannya sekarang sedang kacau. Ia juga masih takut dan bingung memikirkan ini. Memikirkan bagaimana caranya bisa terlepas dari rasa takutnya. Dan kini Lala malah menuntut jawaban dari pertanyaan-pertanyaan mengenai hal yang saat ini membuatnya takut.

"Fai ...," panggil Lala dengan lirih, menatap Fairy dengan cemas. Ia memegang salah satu punggung tangan Fairy yang ada di atas meja dengan kedua tangannya, membuat Fairy merunduk "G-gue ... gue cuma khawatir kalau—." Belum sempat Lala melanjutkan kalimatnya, Fairy sudah memotongnya.

"Gue dilabrak, La," lirihnya. Lala yang mendengar itu, tersentak dengan mulut yang sedikit terbuka menatap Fairy dengan tatapan tidak percaya.

Fairy merapatkan bibirnya mencoba agar suaranya tidak terdengar bergetar. Menggigit kecil bibir bawahnya kemudian mendongak pada Lala yang saat ini terdiam. "Gue takut, La. Gue sendirian. Di sini nggak punya temen," lirihnya, dengan mata yang berkaca-kaca.

 Jingga (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang