Menyesal atau lega

127 60 482
                                    

Maaf, tadinya mau update cepet ternyata nggak bisa cepet-cepet amat 🙏
Kalau ada kesalahan, typo dll, bisa komen ya, makasih💜
_______________________________________________

Azka berlari tergesa-gesa di koridor setelah tadi mendapat informasi dari teman kelasnya yang mengatakan, kalau Fairy dan Tika sedang bertengkar.

Azka melihat Rangga yang tak jauh di depannya saat ini. Terlihat sedang merapikan baju seragamnya.

Ia langsung mendekat. "Ngga," panggilnya, membuat Rangga mendongak dan memberhentikan langkahnya.

"Eh, Ka. Tadi——."

"Fairy sama Tika mana?" tanya Azka segera memotong kalimat Rangga.

"Di ruang BK."

Azka mengangguk, kemudian langsung berlari meninggalkan Rangga.

"Rangga," panggil Lala, membuat Rangga yang memandang Azka jadi berbalik dan menoleh.

Terlihat Lala dan Ana yang berhenti dengan napas yang memburu, karena tadi memang ikut bersama Azka, tapi Azka berlari dengan cepat membuat mereka tertinggal.

Lala mengatur napasnya, kemudian mendongak. "Azka tadi ke mana?" tanyanya, sambil meringis memegang dadanya.

"Ke ruang BK," jawab Rangga dengan kerlipan bingung.

Lala dan Ana kompak mengangguk dan ingin berlari.

"Eh! Kalian mau ke mana?" tanya Rangga, menghentikan langkah Lala dan Ana.

"Mau nyusul Azka, lah. Mau lihat Fairy," jawab Lala dengan enteng.

Rangga berdecak. "Nggak usah. Udah ada Azka yang urus. Kalian masuk kelas aja. Bu Rosida tadi udah masuk kelas dan marah-marah," jelasnya, membuat mereka berdua melebarkan mata.

"Jangan sampai Bu Rosida makin marah, kalau tahu kalian nggak masuk pelajarannya malah ikut ke ruang BK. Buru masuk kelas." Rangga melangkah lebih dulu, membuat dua gadis itu segera mengekor pasrah.

. .

Gluk, gluk, gluk.

Saat ini, Fairy dan Lala sedang duduk di bangku taman sekolah. Dengan pohon rindang yang meneduhinya.

Fairy tengah meneguk air minumnya sampai habis.

Tak!

Fairy menaruh botol minumnya di atas meja kecil yang ada di depannya dengan nafas yang naik turun.

Ia habis berjemur di lapangan tempat upacara, atau lebih tepatnya baru saja selesai melaksanakan hukumannya bersama Tika, berdiri di depan tiang bendera sampai bel istirahat. Dan itu hanya membutuhkan waktu lima belas menit di saat panas yang terik siang ini.

Lala meringis, menatap Fairy yang bercucuran keringat.

"Aah ...." Fairy menyenderkan punggungnya ke punggung kursi sambil memejamkan matanya. Mencoba menghirup udara segar dan merilekskan tubuhnya.

"Mau lagi nggak?" tanya Lala, membuat Fairy membuka matanya.

Lala menyodorkan botol minumnya, dan dibalas gelengan oleh Fairy.

Fairy menidurkan kepalanya di atas meja, sambil merengek. "Gue nyesel, La .... Gue nyesel nggak bisa nahan emosi, gue. Selama ini gue nggak pernah dapat masalah kayak gini dan baru kali ini. Dan sekarang, gue dikasih surat panggilan buat orang tua, gue," rengeknya, masih menidurkan kepalanya di atas meja.

Lala menghembuskan napas. "Fai, gue tahu. Tapi gue juga ngerti kok posisi lo saat ini. Gue bangga karena sekarang mereka jadi tahu kalau lo tuh nggak berhak diperlakukan semena-mena."

 Jingga (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang