24. Aneh

159 16 2
                                    

Selamat membaca, dan jangan lupa vote!

❄________________________❄
💙__________________💙
❄____________❄
😻

.

Sebuah ciuman tiba-tiba mendarat di pipi Lea, baru saja ingin marah ia langsung mengurungkan niatnya. Ya siapa juga yang berani menciumnya selain Gilang? Sepupunya itu selalu melakukan ini saat dirinya tengah melamun. Kebiasaan sejak kecil yang berhasil membuat semua pria di sekeliling Lea, langsung mundur perlahan.

"Ngelamunin apa sih cantik?" tanya Gilang setelah duduk di kursi kosong depannya.

"Lo, kirain siapa?!" ujar Lea.

"Lagian udah gue panggil dari tadi gak noleh-noleh, lagi mikirin apa hm?" balas sepupunya itu sambil mengusap rambutnya dengan lembut. Bagi karyawan bahkan artis Fly Entertaimen yang ada di kantin sekarang, itu adalah pemandangan yang sudah biasa mereka lihat.

"Gak mikirin apa-apa kok, gak penting!" jawabnya mengelak.

Sebenarnya ia sedang memikirkan apa yang sudah dilaporkan Sarah padanya, tentang Lingga yang ternyata menugaskan beberapa orang bagian keamanan untuk pekerjaan rahasia. Pikirannya dari tadi berkecamuk, bahkan gado-gado yang ia pesan masih utuh. Dia curiga, apa ini masih ada hubungannya dengan kejadian yang dialami Jane kemarin. Terlebih di tempat kejadian tidak ada cctv ataupun saksi mata. Sebenarnya apa yang membuat pria itu begitu ingin menyelakai Jane?

"Apa Aaron udah nembak lo?" pertanyaan Gilang sontak membuat Lea mengernyit bingung.

"Kenapa jadi bahas Aaron?"

"Ya mungkin aja lo lagi mikirin dia, atau lo lagi mikir kenapa dia belom nembak lo sampai sekarang!" tebak Gilang yang sepenuhnya meleset.

"Apa sih, kenapa jadi nembak?" gerutu gadis itu sambil menyuapkan gado-gado ke mulutnya.

Gilang mulai mencondongkan tubuhnya kedepan dengan pandangan menelisik, "Le gue tahu, lo pasti sadar kan kalau dia tertarik sama lo?"

Gadis berwajah tegas itu menatapnya malas. "Terus, kalau dia tertarik sama gue kenapa? Dia bukan pria pertama yang yang tertarik sama gue kan."

"Memang sih, tapi lo juga tertarik gak sama dia?"

Apa ini? Biasanya Lea akan langsung mengelak jika Gilang bertanya seperti ini. Tapi gadis itu justru terdiam, seakan bingung ingin berkata apa. Ini membuatnya penasaran, Gilang semakin ingin lebih mengorek sesuatu dari Lea.

"Kenapa diam? Bingung sama perasaan lo sendiri?" tanyanya meledek. Lea kembali diam, bahkan terkesan malas menjawab pertanyaan Gilang. Dia malas mengakui jika yang di katakan sepupunya itu benar.

"Lo bingungin apa sih? Paman Jo juga pasti setuju kalau kalian jalin hubungan, gue jamin pasti saham Fly Entertaimen dan Asta Group langsung naik!" sambung Gilang dengan begitu meyakinkan. Baginilah dia, selalu membicarakan tentang keuntungan.

"Memang sih dia kaku banget, tegas, dingin, dan ngebosenin. Tapi selama gue kenal Aaron, dia bukan pria playboy kayak temen-temen gue yang lain. Bahkan gua bisa tebak, kalau dia sama sekali gak tahu cara deketin cewek!"

Lea tersenyum mengejek, "oh iya sangking gak tahu cara deketin cewek sampai hampir mau cium gue!"

"What?! really, pria sekaku dia bisa seagresif itu?" pekik Gilang tidak percaya, tapi bagi Lea itu terlalu berlebihan.

"Bukannya dia memang kayak gitu agresif, mengintimidasi sekaligus menggoda di waktu yang bersamaan. Bisa gue lihat gimana para gadis selalu nempel karena godaannya!" kata Lea tidak suka. Dia masih mengingat bagaimana Aaron yang bersama dengan seorang gadis, di pesta milik Gilang dua bulan lalu. Baginya pria itu sama saja dengan teman-teman Gilang yang lain.

SCANDAL PROTECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang