3. Aaron Bramana

388 33 3
                                    

Selamat membaca, dan jangan lupa vote!

❄________________________❄
💙__________________💙
❄____________❄
😻

.

Beberapa kali setidaknya satu orang selalu menatap jam dinding, yang tergantung di ruangan rapat. Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore, seharusnya para karyawan sudah pulang sekarang. Tapi masih ada beberapa karyawan yang harus menghadiri rapat, semua itu dikarenakan atasannya yang tiba-tiba mengadakan rapat secara mendadak satu jam sebelum jam pulang. Al hasil di saat mereka yang harusnya sudah bersantai di rumah, mereka masih berkutat dengan beberapa pekerjaan.

Sementara sang atasan masih tidak menunjukkan tanda-tanda jika ia ingin mengakhiri rapat. Beberapa karyawan sudah melirik Felix, pria berkaca mata yang juga sekretaris atasannya. Dengan hanya isyarat mata, salah satu karyawan meminta Felix untuk membujuk sang Presdir untuk menyudahi rapat. Hanya Felix yg bisa melakukan itu! Felix yang merasa tertekan dengan semua tatapan itu, beberapa kali ragu untuk mengeluarkan suara. Tapi dia sendiri pun juga ingin pulang, dia ingin makan sayur lodeh buatan istrinya! Maklum saja baru sebulan ia menikah.

BODO AMAT YANG PENTING PULANG!

"Em... Presdir jam pulang sudah lebih dari dua jam yang lalu.. dan beberapa karyawan rumahnya ada yang jauh... Jadi...apa tidak sebaiknya.. Kita lanjutkan saja rapatnya besok?" ujar Felix dengan terbata-bata.

"Benarkah?" tanya sang Presdir, dan diberi anggukan oleh Felix. Pria itu memandangi karyawan di depannya, dan bertanya.

"Siapa saja yang rumahnya jauh?"

Tiga karyawan mengangkat tangan, mereka tidak berbohong, jarak rumah ketiganya memang sangat jauh.

"Baiklah!"

Sebuah kata yang sangat dinantikan oleh semua karyawan di ruang rapat saat ini. Semuanya berubah menjadi sumringah, beberapa di antaranya bahkan mulai membayangkan berendam di air hangat. Tapi semua itu buyar begitu sang Presdir melanjutkan ucapannya.

"Yang rumahnya jauh silahkan pulang, dan yang lain kita lanjutkan pembahasan selanjutnya." Sontak, semua orang di sana membelalakan matanya terkejut.

"Kenapa diam? Saya menyuruh kalian pulang bukan dipecat," ujar Presdir dari Asta Group itu dingin. "Baiklah kalau kalian gak mau pulang!"

"Sa...saya mau pulang Presdir!" seru salah satu karyawan disusul dengan kedua karyawan lainnya. Sebelum menutup pintu mereka melemparkan tatapan bersalah pada semua teman-temannya yang masih terjebak di ruang rapat.

Setelah itu mereka pun melanjutkan rapat dengan umpatan tanpa suara yang mereka lontarkan kepada atasan mereka.

Beberapa jam setelah rapat usai seorang pria dengan kemeja putih dan dasi yang sudah mulai ia longgarkan, tengah duduk di meja kerjanya. Ia melihat tumpukan dokumen di mejanya dengan jengah, entah kenapa meski ia sudah fokus memeriksa dan menandatangani domen-dokumen itu. Tumpukannya tidak berkurang sedikit pun, entah ini cuma perasaannya saja atau sekretarisnya diam-diam menumpuk dokumen di mejanya lagi?

Keningnya berdenyut, menandakan jika mata dan fikirannya sudah lelah. Jelas saja sekarang sudah menunjukkan pukul 10 malam, sudah lebih dari dua belas jam ia bekerja. Beberapa karyawan yang ikut rapat tadi dan sekretarisnya sudah pulang beberapa jam yang lalu, menyisakan dia si pria workaholic yang selalu sibuk berkencan dengan pekerjaannya.

Mungkin memang sudah waktunya ia pulang, pria itu mulai merapikan dan memilih beberapa dokumen yang menurutnya bisa ia kerjakan di rumah. Jangan difikir setelah dia pulang, dia akan istirahat. Tidak! Itu tidak mungkin!!

SCANDAL PROTECTIONWhere stories live. Discover now