42. Menemukan Pelaku

17 1 0
                                    

Hah !!! akhirnya semua UAS sudah selesai. Bebanku terangkat dan aku merasa lega. Aku sudah melakukan yang terbaik dan semoga nilaiku tidak mengecewakan. Aku berjalan melewati lorong bersama mahasiswa lain berhamburan. Aku mengeluarkan ponsel dari tas untuk menghubungi Kavi dan Kiran. Aku belum bertemu mereka hari ini. ketika aku membuka ponsel, aku mendapat pesan dari Bhale.

Bhalendra Caraka : kutunggu di kantin

Untuk apa dia ingin menemuiku. Aku hanya bergumam dalam hati. Aku mencari nomor ponsel Kiran lalu mengajaknya pergi ke kantin. Kebetulan Kiran dan Kavi juga baru saja menyelesaikan UAS mereka.

Dari jauh aku bisa melihat Bhale duduk dengan menunduk membaca buku. Aku mengambil arah lain untuk membeli satu kaleng minuman soda sebelum menghampiri Bhale. Kenapa Dia bisa sangat nyaman membaca buku ditengah keramaian seperti ini. jika itu aku mungkin akan sulit mengendalikan konsentrasi. Tapi ini Bhale bukan aku. Bhale si otak jenius jadi pasti berbeda.

Aku duduk di depan Bhale, membuka kaleng minuman soda hingga menimbulkan bunyi soda berdesis. Cheess. "apa maksutmu tadi ? siapa perempuan di foto yang kau kirimkan ? kau hanya ingin menghentikan pertengkaranku saja kan dengan pengalihan isu menggunakan perempuan itu" aku menenggak minumanku.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku " hey kenapa kalian berdua saja dan saling pandang seperti itu ?" Kiran menggodaku, dia lalu duduk di sampingku. Ternyata Kavi juga datang, dia duduk di samping Bhale.

"kita sudah selesai UAS kenapa kau masih membaca buku" Kavi melihat sampul buku yang dipegang Bhale. Dengan kasar Bhale menjauhkan buku itu dari sentuhan Kavi.

"sensitif sekali" Kavi mencibir. Bhale memang selalu begitu dengan orang lain, selalu bersikap kasar. Hari ini dia bisa baik tapi mungkin besok dia akan kembali jahat.

Bhale mengeluarkan ponsel miliknya "perhatikan baik-baik aku tidak akan mengulangi kalimatku" ucap Bhale serius. Aku mendekat dan memperhatikan ponselnya. Begitupun Kiran dan Kavi, mereka ikut memperhatikan.

"aku menemukan gelang ini ada di samping tempat sampah dan cover ini di dalam tempat sampah. Aku menemukannya beberapa hari yang lalu tapi karena sibuk UAS jadi aku belum sempat memberikan padamh Elee. Gelang ini memiliki kerusakan di sini, lalu perhatikan gelang yang di pakai perempuan ini" Bhale memperbesar gambar tepat di bagian gelang "dia juga memiliki gelang yang rusak disini"

Aku mulai memahami arah pembicaraan Bhale bahwa dia menduga perempuan ini pelakunya, tapi siapa dia dan untuk apa.

"kau kenal dia Elee ?" tanya Kiran, aku segera menggelengkan kepala.

"jika dia pelakunya lalu untuk apa ?" tanya Kiran kepada Bhale.

"kau memang tidak mengenalnya Elee tapi kau pernah melihatnya dan berbicara dengannya" jawab Bhale.

Aku menatap dengan serius mata Bhale, mencari keseriusan yang terpancar di bola matanya. Dia tampak serius.

"aku sudah mencari tahu identitas perempuan ini. Dia Mona, mahasiswa tingkat akhir yang sudah mengerjakan skripsi setahun terakhir. Dia mahasiswa bimbingan Prof Juri"

Ketika Bhale mengucapkan kata skripsi dan Prof Juri ingatanku langsung kembali ke masa dimana aku magang dan mengoreksi skripsi mahasiswa.

"terakhir dia melakukan bimbingan adalah liburan semester lalu, tepat dimasa aku dan Elee magang di perpustakaan. Setelah itu Mona mengambil cuti di semester ini, skripsinya belum di setujui tapi dia malah menunda. Aku sudah memeriksa cctv perpustakaan, Dia adalah orang yang sudah menyuap beberapa uang padamu lalu kau menolaknya"

"dia ada di dua meja di belakangmu jika kau ingin menanyakan sesuatu padanya"

Kiran memeriksa belakang kami, "untuk apa mahasiswa yang sedang cuti masih berkeliaran di kampus, Elee ?" ucapan Kiran makin menguatkan dugaan yang sudah dijabarkan Bhale. Aku meraih gelang dan cover dari tangan Bhale.

academic adventuresWhere stories live. Discover now