Pulang

14.7K 2K 58
                                    







♡ 𝐻𝑜𝓌 𝓉𝑜 𝑀𝑜𝓋𝑒𝑜𝓃 ♡




Sinar matahari sudah menyongsong dari arah timur menampilkan sinarnya yang begitu cantik, sebuah bus eksklusif sudah terparkir di halaman villa menunggu orang-orang untuk naik.

"Jangan sampe ada yang ketinggalan" ucap Ale

Keadaan villa masih penuh dengan dekorasi dan cukup kacau tapi untungnya Rosa sudah menyewa petugas kebersihan untuk membereskan ini semua nanti.

"Pusing banget kepala gue" Juan masih menutup matanya, tubuhnya dipapah oleh Haidar.

Dari pagi saat ia bangun kepalanya berdenyut hebat rasanya seperti mau pecah, ia tidak menyangka hangover akan terasa semenyakitkan ini.

"Juan lo gapapa?" Rosa mendekat kearah Juan dan memegang kening pria itu.

"Gapapa kak cuma masih belum sadar ni anak" jelas Haidar mewakili Juan yang nampaknya belum bisa banyak bicara.

"Minum berapa banyak sih ni anak?"

"Dua gelas wine sekali teguk" sindir Rumi sembari menggelengkan kepalanya.

Selain Juan nampaknya ada satu orang lagi yang terlihat lemas, Tirta turun dari tangga dibantu oleh Jeffri, pria manis itu semalam begitu menggila sampai membuat Jeffri dan Jennie kewalahan membawanya masuk.

"Ini lagi si Tirta sama aja ya ampun" Sebdi.

Semua orang sudah berkumpul membawa tas mereka masing-masing dan Rosa juga sedang berkeliling memeriksa kamar takut jika ada yang tertinggal. Antensi mereka langsung tertuju pada Jeno yang baru saja menuruni anak tangga, sebenarnya mereka menatap aneh pada gaya berpakaian pria itu, puncak memang tempat yang dingin namun tak sedingin itu sampai ia harus mengenakan scraf.

"Berasa abis liburan di Swis ya Pak?" sindir Chandika sembari terawa.

"Emang lo ga panas apa Jen?" kini giliran Jeffri yang bertanya.

"Ngga, gue meriyang" jawabnya singkat.

Oh tunggu dulu, jika yang lain langsung percaya begitu saja tidak dengan Haidar, pria itu kini menatap saudara sepupunya tajam sembari mengingat ingat sesuatu.

"SHIT" umpatnya kemudian dengan reflek mendorong Juan, untung saja pria itu jatuh di sofa.

"Anjing Haiku! lo mau ngebunuh gue hah?" bentak Juan kaget, kepalanya kini kembali berdenyut.

"Kenapa sih Dar?" tanya Sonia bingung

"Lo. . lo asatag Juan" Haidar kehilangan kata-katanya.

Setelah melihat Jeno bertingkah aneh ia jadi teringat saat membantu Juan bersiap ia melihat leher Juan sedikit merah dan juga bibirnya yang terlihat. . .ah sudahlah, ditambah lagi semalam saat ia mencari temannya itu, Haidar melihat Jeno keluar dari kamar Juan, masalahnya mengapa yang lain di lantai bawah dan mereka berdua ada di kamar? berdua!

"Anjing" umpatnya pelan.

Saat di dalam bus Haidar langsung menyeret Juan untuk duduk bersamanya, kini meraka sudah setengah jalan kemudian Haidar memberikan kode pada Sonia dan Rumi untuk berkumpul jadilah kedua wanita itu harus membalikan badan dan sedikit menunduk.

"Juan lo jujur sama kita, semalem lo ngapain sama Jeno hah?" Bisik Haidar pelan

"Emang Juan ngapain sih? kok lo nanya gitu" Sonia mengerutkan keningnya bingung

Haidar menarik kerah hoodie milik Juan kemudian sedikit menurunkanya membuat tanda merah di leher pria manis itu terlihat jelas.

"Anjing bisa bisanya" umpat Rumi kaget

How to Moveon ㅣNOMIN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang