Hujan

16.1K 2.3K 361
                                    







♡ 𝐻𝑜𝓌 𝓉𝑜 𝑀𝑜𝓋𝑒𝑜𝓃 ♡









Awan mendung berkumpul di langit Kota Bandung, nampaknya awan gelap itu sudah siap menurunkan titik-titik air hujan kapan saja. Jeno baru saja menyelesaikan tugas praktikumnya, ia melangkahkan kaki menyusuri lorong kampus yang sedikit lebih sepi, sepertinya mahasiswa lain memilih pulang karena awan semakin gelap.

Hari ini Jeno berniat mengambil gitar dan langsung pulang, kakinya terasa sedikit pegal karena terus berdiri apalagi semalam pria itu juga begadang mengerjakan beberapa tugas dan catatan.

"Jen. ." Dari kejauhan Tirta melambaikan tangan kearah Jeno.

"Eh Kak, belum balik?" tanya Jeno.

"Belum nih masih ada kelas satu lagi" jawabnya dengan raut sedih.

"Semangat kak" Jeno mengangkat kedua tanganya menyemangati Tirta.

"Oiya kamu mau ke ruang musik?"

Jeno mengangguk "Iya kak mau ambil gitar, Kak Tirta mau ikut?"

Pria manis di hadapanya menyodorkan paperbag yang entah apa isinya.

"Boleh nitip buat Deon ga?" tanya nya.

"Boleh, eh tapi kalo bang Deon ga ada di ruang musik gimana?"

"Ada kok, tadi aku udah chat. Sebenernya aku mau ngasih ini langsung tapi takut ga keburu mau kelas"

Setelah selesai berbicara, Tirta meninggalkan Jeno dan menuju kearah lift, sementara itu Jeno melanjutkan langkahnya menuju ruang musik.

Saat melewati taman yang menghubungkan beberapa fakultas hujan mulai turun rintikan demi rintikan yang cukup besar membuat Jeno harus sedikit berlari.

"Untung ga basah" Jeno mengelap beberapa tetes air yang mengenai paperbag titipan Tirta.

Dari ruang musik terdengar suara alunan gitar yang menampilkan bagian terakhir dari lagu, ketika Jeno sampai lagu itu sudah selesai, karena pintu tertutup ia sedikit mengintip dari Jendela.

Disana ada dua orang yang duduk berhadapan Jeno bisa tahu dengan jelas bahwa pria yang memegang gitar adalah Mark. Matanya sedikit memicing mencoba menerka pria yang duduk menghadap Mark, saat pria itu sedikit bergeser ia bisa melihat fitur wajah Juan. Detik berikutnya Jeno benar-benar kaget karena Mark dan Juan mendekatkan wajah mereka, benar-benar sangat dekat.

"Jeno"

Sebuah sura membuat Jeno berbalik dan menatap pria yang baru saja datang.

"Bang Deon" sapanya.

"Gue nyariin lo kemana-mana ternyata disini, gue mau ambil titipan dari Tirta"

Jeno kemudian menyodorkan paperbag yang sedari tadi ada dalam genggaman nya. "Oiya ini Bang, sorry ya lo malah nyari-nyari gue"

"Santai, oiya lo ngapain diluar?" Deon sedikit berjinjit untuk melihat kearah yang tadi Jeno lihat.

"Ini mau ngambil gitar" jawab Jeno canggung.

"Oh kirain ngapain, yaudah gue balik dulu ya. Makasih banyak Jen" Deon menepuk bahu Jeno kemudian melangkah pergi.

Kali ini pertarungan batin terjadi dalam hatinya, ia bingung apakah harus masuk atau tidak mengingat hal yang tadi ia lihat, namun karena sudah tanggung akhirnya pria itu mengetuk pintu dan membukanya.

"Hai Jen" sapa Mark.

Pria itu hanya tersenyum sekilas sebagai balasan dari sapaan Mark.

"Sorry ganggu, gue mau ambil gitar" ucapnya datar.

How to Moveon ㅣNOMIN [End]Kde žijí příběhy. Začni objevovat