Tiktok dan Quotes

27.4K 3K 226
                                    




♡ 𝐻𝑜𝓌 𝓉𝑜 𝑀𝑜𝓋𝑒𝑜𝓃 ♡

Time-Skip (6 bulan kemudian di semester 2)


Disclaimer! Jangan berekspektasi tinggi pada cerita ini karena aku masih penulis pemula, mungkin akan banyak kesalahan kepenulisan atau pemilihan diksi yang masih sangat biasa saja, jadi jika kurang nyaman, bisa diskip. Walaupun begitu, aku akan tetap terus belajar supaya lebih berkembang lebih baik lagi. ><


       Kantin FEB memang selalu dipenuhi dengan mahasiswa baik dari FEB sendiri, maupun dari fakultas lain. Bagaimana tidak, makanan di sini beragam, enak, dan tentu saja yang paling murah dari kantin lain di seantero kampus. Sepertinya semua mahasiswa sudah tahu kalau kantin ini sangat legend, sehingga memilih jauh-jauh datang ke sini.

       Juan duduk di salah satu bangku dengan beberapa orang lainnya. Masing-masing dari mereka memesan mie ayam ceker plus bakso, dan juga teh botol dingin. Kelas kedua, baru saja selesai beberapa saat yang lalu, sembari menunggu kelas berikutnya yang baru akan dimulai sekitar satu jam lagi, akhirnya mereka memilih mengisi perut di kantin.

       "Haidar ke WC apa keliling dunia sih?" tanya wanita bernama Sonia, salah satu teman Juan.

       "Tuh dia nongol." Juan menunjuk ke arah Haidar yang berlain kecil menuju meja. Pas sekali, baru saja pria itu disinggung, eh sudah muncul.

       "Ma Friends." sapa Haidar dengan senyum lebar. Ia langsung memilih duduk, kemudian mengaduk mie ayam pesananannya.

       Sudah satu semester mereka menjadi mahasiswa FEB, dan menjalani kegiatan sebagai mahasiswa untuk pertama kali. Untungnya para Maba, alias mahasiswa baru, bisa bertahan hidup sampai di semester dua ini. Butuh waktu memang untuk beradaptasi dari lingkungan sekolah, ke lingkungan yang lebih luas di kampus.

       Seperti kebanyakan orang lainnya, Juan punya circle pertemanan yang berisi 4 orang dari salah satu kelasnya.  Ada Juan, Haidar, Sonia dan Rumi. Mereka mulai akrab sejak kelas pertama, karena merasa cocok, akhirnya mereka menjadi sangat dekat sampai sekarang. 

       "Lo tau ga sih kalo lo itu ganteng?" pertanyaan dari Rumi membuat ketiganya menoleh, "Juanda Albiyan, lo itu ganteng, tapi sayangnya kaya ga pernah ganti baju." lanjutnya lagi, ia mulai jengah melihat hoodie yang Juan kenakan berulang kali.

       "Kurang ajar lo!" Juan sudah merasa senang dipuji, tapi ujungnya malah diejek. Itu seperti diterbangkan ke langit ketujuh, kemudian dijatuhkann ke dasar jurang.

       Sonia yang merasa setuju, kemudian menambahkan, "Eh tapi bener kata Rumi, gue pernah denger ada orang yang ngomongin lo kaya jarang ganti baju, gara-gara sering pake ini hoodie terus. Padahal lo ganteng anjir, sayang visual lo ketutup."

       Di sisi lain, Haidar yang mendengar itu tertawa keras. Memang benar, Juan lebih sering memakai Hoodie warna mint favoritenya, padahal pria itu jelas punya banyak baju lain. Haidar pikir hanya dirinya saja yang sadar, "Dia tuh sebenernya banyak baju, tapi gatau dah, malah pake ini terus. Mana jarang dicuci." ejeknya yang jelas merupakan candaan.

       "Anjing lo semua, enak aja! gue rajin ya ngelaundry ini baju. Cium nih wangi!" Juan menyodorkan lengannya kearah Haidar yang masih tertawa keras.

How to Moveon ㅣNOMIN [End]Where stories live. Discover now